Tiba tiba ada anak perempuan sekitar umur 14 tahunan yang entah datang dari mana menampakan dirinya. Aku yakin dia bukan siswa sini.
"Neng kenapa ngelamun neng?" ucap seorang lelaki bertubuh atletis mengucapkan sesuatu padaku. Aku tak mengenal dia.
"Eee...eee,kamu siapa ya?" ucapku dengan nada terbata bata. Maklum aja aku belum kenal siapa siapa disini. Aku takut dia adalah orang dari lain dunia. Aku memperhatikan kakinya dan masih menempel di tanah. Aku bersyukur bertemu dengan manusia disini.
"Kenalin nama gua Reno Ardiansyah. Panggil gua Rian aja" ucap dengan antusias sembari menjulurkan tangannya ke aku.
"Oo nama aku Salsabila Lydianto. Panggil aja Sally" ucap ku sembari menjabat tangannya. Kan kasian kalo dianggurin aja.
"BTW, kamu murid baru disini ya?" ucapnya sembari mengangkat tangan tanda ingin memesan makanan ataupun minuman.
Entah kenapa aku merasa nyaman dengan dirinya. Tapi, aku nyaman bukan karna cinta tetapi tetap dalam hal pertemanan saja. Apalagi ini baru pertana kali aku ketemu dirinya. Entah magic dari mana yang bisa bikin orang nyaman gitu aja secepat kecepatan cahaya yang dimilikinya. Aku mengangguk pelan yang artinya 'iya'."Kamu kelas apa?" ucapnya setelah memesan makanan yang hampir sama denganku. Bedanya dia nasi otokowok.
"Kelas 11. Kamu kls apa?" ucapku sambil menanyakan hal yang sama pada orang di depan ku ini.
"Gua kelas 12 disini. Tapi gapapa panggil aja gua Rian sesuai nama gua. Seumuran ini" ucapnya lalu memakan makanan yang sudah terhidang di meja kantin tempat kami duduk.
Beberapa saat hening karna kami sibuk dengan makanan masing masing yang dipesan kami berdua. Kemudian Rian membuka obrolan lagi.
"Kamu pindahan dari mana?" ucap dirinya kemudian meneguk air minumnya.
"Dari Bandung kak" ucapku dengan sopan. Walau sebenernya udah di kasih tau kalo manggil dia dengan namanya aja. Tapi, gua bandel gamau manggil dia namanya aja.
"Dibilang gausah make kak berasa tua gua Sall" ucap dia dengan tempo alegreto moderato. Kemudian disusul tawa dirinya.
"Iya kak maaf. Eh maksudnya Rian" ucap gua sembari merevisi kata kata yang salah.
Bel tanda masuk dibunyikan oleh guru piket sekolah. Berhubung hari ini bukan hari Senen jadi aku langsung bisa masuk ke kelas baruku.Aku diantar oleh bu Ayu, wali kelasku nantinya dengan teman temanku. Semoga mereka mau menerimaku apa adanya. Gua gamau ada yang tau kalo gua indigo. Bahaya itu.
"Assalamualaikum anak anak" ucap bu Ayu samvil masuk ke ruangan kelas. Ruang kelas yang aku peroleh ada kelas 11 IPA 3. "Anak anak kita kedatangan murid baru, dia pindahan dari Bandung . Dia pindah karena ortunya di pindah tugaskan ke Jakarta sekarang ini. Silakan Selly memperkenalkan diri" ucap bu Ayu memberikan kesempatan padaku untuk memperkenalkan diri di depan kelas.
"Hai, namaku Salsabila Lydianto aku hobi membaca buku novel. Pelajaran yang aku suka adalag Biologi dan Fisika. Semoga kita bisa berteman dengan baik ya. Mohon bantuannya!!!" ucapku dengan nada yang semangat setelah kalimat terakhir selesai aku membukukan badan seperti orang Jepang.
Aku menatapi senua seisi ruangan aku memperhatikan tempat duduk yabg kosong saat ini. Dan aku menemukannya di dekat tembok barisan ke tiga artinya itu ditengah tengah. Ga belakang amat ga depan amat. Tapi, aku heran ada anak yang berdiri di pojok kanan kelas atau di dekat sapu sapu disimpan.
Aku yakin dia adalah anak yang aku lihat di kantin saat pagi hari tadi pas sarapan. Dia berusia sekitar 14 tahun itu muncul lagi. Aku yakin dia bukan siswa sini. Aku yakin sekali. Karena, dia memakai pakaian yang berbeda dari yang lainnya. Sepertinya dia dari sekolah lain.
Aku mulai berjalan menuju tempat duduku ditempat yang kosong. Aku pun duduk. Walau aku sudah duduk aku tak memindahkan pandanganku dari pojok kelas itu.
"Hai, namaku Dina. Nama lengkap Diyana Pramestya. Kamu dari mana?" ucapnya membuatku terlepas dari lamunan.
"Ohh, ee... Eee... Namaku Salsabila Lydianto aku pindahan dari Bandung." ucapku lalu disambut oleh anggukan dari dia.
Aku rasa aku bisa berteman dengannya dengan baik tentunya. Aku rasa dia tak perlu tahu bahwa aku seorang indigo. Biarkan waktu yang menjawab semua itu. Aku rasa mereka akan tau dengan sendirinya.
Aku masih memikirkan siapa orang itu. Tak pernah hilang di benakku saat ini. Orang itu orang itu siapa? Darimana? Apakah dia sama seperti aku? Apakah dia berbeda dari aku? Apakah dia sama sama manusia? Ataukah bukan? Ah sungguh ini sangat membuatku penasaran. Aku tak takut jika dia bukan manusia. Toh akunya indigo, aku indigo sejak lahir jadi udah terbiasa kalo liat makhluk halus doang mah.
Tapi yang aku pikirkan lagi sekarang adalah kenapa dia disini? Apakah dia mengikuti aku? Ataukah dia memang tinggal disini? Jika iya, anak anak SD tidak berbohong jika disetiap sekolah itu pasti ada hantunya karna bekas rumah sakit atau kuburan. Aku rasa itu hoax belaka.
Kurasa dia yang tadi ada di pojok itu telah menghilang. Dan konsentrasiku lun ikut menghilang yang malah menumbuhkan rasa penasaran yang amat mendalah di dasar hati sungguh.
Tiba tiba suara keras mengagetkan diriku. Suaranya seperti suara penggaris menghantam meja. Aku rasa itu peringatan dari guru yang sedang mengajar. Ya aku memikirkan ini hingga aku lupa jika aku ini sedang di dalam lingkungan sekolah.
"Heh, ngelamun saja, perhatikan!!!" ucapnya. Wanita yang baru menegurku itu sekitar 45 tahunan. Dia bersuara tegas, tak seperti aku yang memiliki suara seperti toa masjid yang rusak. Wanita tua itu bernama Sri guru matematikaku saat ini. Ya aku harus menaati peraturan yang ada disini.
"Ii... Ii... Yaa bu" ucapku dengan nada terbata bata.
"Hei kamu nurid baru ya? Ibu baru liat kamu." ucapnya dengan nada lembut berbeda 180° dari yang tadi menegurku.
"Iya bu" ucapku dengan ekspresi muka yang dapat aku kontrol lagi.
"Darimana asalmu?" tanyanya
"Dari Bandung bu baru pindah dua hari yang lalu" kataku yang langsung dihajar oleh suara 'ooo' dan anggukan dari teman teman dan bu Sri sendiri.
Tiba tiba aku melihat sosok anak remaja itu lagi sedang berdiri di belakang bu Sri. Aku ingin memberi tahunya tetapi sosok itu kemudian langsung menghilang entah kemana.
Aku lega dia tidak melakukan apa apa. Tapi, entah dikemudian hari nanti. Apakah aku harus membuka komunikasi dengannya? Ataukah sebaliknya? Biarkan waktu dan keadaan yang menjawabnya.
Bu Sri kembali melanjutkan kelasnya yang tertunda karna aku.Bersambung
*Typo selagi bisa di baca maklumin aja
#SalamMicin

KAMU SEDANG MEMBACA
00:00 (HIATUS)
HorrorSally seorang anak indigo. Dia merasa ada yang aneh dri sekolah barunya. Dia pindah sekolah karena ayahnya di pindah tugaskan ke daerah ini. Dia selalu mendapatkan gangguan. Walau sebenernya makhluk halus yang bersama dia adalah tak tergolong yang t...