Game 7

1.4K 131 18
                                    

HAI! Mom back setelah tidak up beberapa waktu karena banyak kendala ( ̄ε(# ̄)︴

Maafkan karena mom baru bisa up di karena ada masalah dengan wp ini sebel deh. Ya sudahlah. Selamat menikmati saja.



***


Jalanan di pagi hari kota London cukup ramai, orang-orang yang berangkat bekerja, anak-anak sekolah,  bahkan para hewan yang tak ingin kalah. Pemuda dengan kaca mata bulat dan rambut bak sarang burung menatap jalan di depannya,  menghela nafas perlahan.

"So...  Hari ini adalah hari jadi aku dan Draco yang ketiga..  Tapi si pirang itu sama sekali tak muncul... "

Harry menggerutu karena ia rela menyimpan pekerjaannya meski deadline sebentar lagi. Harry potter adalah seorang penulis novel fiksi yang cukup memiliki banyak fans,  sementara kekasihnya adalah seorang pengusaha muda yang sukses.

Di sisi lain, di balik tembok kokoh sebuah gedung yang selalu menarik perhatian masyarakat London tiap kali lewat di depannya, Draco Malfoy sibuk menggerutu kesal sementara tangannya pun sibuk membolak-balik map dengan puluhan kertas berisi perjanjian kontrak yang sebelum meeting pagi ini harus sudah selesai ia baca sekaligus ia tanda tangani dengan benar.

"Malfoy, sepuluh menit lagi," pria berkulit hitam yang berdiri di sampingnya kembali mengingatkan.

"Aku sudah tahu dan ku harap mulutmu juga tahu diri untuk tidak menggangguku, Mr. Zabini," balas Draco ketus.

"Well, aku hanya mengingatkan."

Dibalik tiap putaran jam yang berdetik. Malfoy hanya mengungkap rasa kesalnya pada berkas-berkas laknat di depannya. Manatap tumpukan kertas itu dengan pandangan penuh dendam.

'Harry, maaf aku terlambat. Berkas di kantor tidak kunjung habis, rasanya ingin kubakar saja semua sampah ini'

Send.

Setidaknya ia telah mengabari seseorang yang sangat berharga. Meski Draco tahu, Harry akan merasa kesal dengan cemberut pada bibirnya yang mungil. Ah... Draco ingin sekali mencium bibir itu sekarang juga!

Harry yang baru saja membeli hot dog di stand depan gedung apartemennya mengeluarkan handphone miliknya, ia membaca pesan dari Draco.

"Geez...  Dasar bos besar... " Harry mengetik balasan untuk sang kekasih.

'Yaah silahkan saja berkutat dengan kekasih kertasmu itu Mr. Malfoy. '

Send

Harry lalu berjalan menuju taman kota untuk menghabiskan waktu dan mencari inspirasi untuk novelnya.

Draco menatap ponselnya sekilas. Sudah ia duga kalau Harry akan membalas pesannya seperti itu. Tapi apa boleh buat, ia ada meeting juga pagi ini. Selain kertas ini ada masalah sialan satu lagi yang menunggunya.

Segala macam spekulasi dan rencana memenuhi otaknya yang kini dipaksa bekerja lebih keras. Dan... sepertinya meninggalkan meeting satu atau dua kali tidak masalah kan? Lagipula ada Blaise yang cukup kompeten untuk memimpin meeting dan ia bisa menghubungi lewat ponsel sewaktu-waktu apabila ada rencana mendadak.

Bangkit dari singgasana megahnya, Draco langsung menyambar jas yang menggantung di kursinya dan memakainya. Sekilas ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Blaise, ku serahkan padamu. Ada hal darurat yang harus segera ku lakukan. Dan..." Draco menengadahkan satu tangannya.

Blaise hanya bisa menghela napas pasrah dan bertanya, "Apa?"

"Kunci mobil. Aku tidak membawa mobil hari ini," jawab Draco.

Menelan kekesalan, Blaise memberikan juga kunci mobilnya pada Draco sambil berkata menyindir, "Ya, terus saja senangkan Nyonya Besar satu itu dan limpahkan semua pekerjaanmu padaku. Toh aku sudah jadi budakmu selama lima tahun ini."

DraRry CompilationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang