Chapter 05

136 26 7
                                    

"Hyung, tolong ikuti permintaanku sekali ini saja dan perbaiki kakimu, oke?" pinta Sanghyuk memelas.

"Baiklah." Lelaki berambut merah itu menggumam, sebelum mengaduh pelan karena terantuk kakinya sendiri.

Sanghyuk memutar bola matanya, kemudian memandang kaki manusia Wonshik yang tampak semakin membengkak, "sebaiknya kita juga mengobati kakimu yang terluka, hyung."

Tanpa banyak bicara, Wonshik hanya mengangguk. Toh ia mau bicara apa lagi? Kalau ia menyanggah yang ada Sanghyuk malah menariknya secara paksa ke rumah sakit. Membayangkanya saja sudah membuat rasa ngilu di kakinya semakin menusuk.

Setelah membereskan beberapa hal, Sanghyuk dan Wonshik pun meninggalkan gedung tempat mereka bermalam. Tujuan pertama mereka jelas rumah sakit yang tak jauh dari gedung tersebut.

Sepanjang perjalanan, pemandangan yang menyambut keduanya adalah bangkai mobil yang terbalik dan tubuh-tubuh manusia yang tergeletak bersimbah darah. Tak ada yang benar-benar utuh dan bahkan beberapa sudah hangus terbakar.

Mengerikan. Sangat mengerikan.

Kedua lelaki, yang berjalan beriringan, itu pun merasakan aura tersebut. Sehingga keduanya tak berani mengeluarkan suara sekecil apapun itu.

"Uh, hyung ...." Sanghyuk berusaha mencairkan suasana, sebelum terdengar suara lain, yang sumbernya tak jauh dari mereka.

Tap. Tap. Tap ....

Wonshik langsung menyenggol Sanghyuk dengan sikunya, "kau dengar bunyi langkah kaki?" bisiknya dengan suara yang bergetar.

Lelaki berambut merah itu meringis, berusaha menekan rasa takut dan gugupnya agar tak tampak di wajahnya. Meskipun hal itu berujung kegagalan.

"Ya, aku mendengarnya, hyung." Sanghyuk balas berbisik tanpa menoleh sedikitpun.

Keduanya masih melanjutkan langkah masing-masing dalam sunyi sebelum ....

Tap. TAP. TAP!

Suara langkah kaki itu semakin terdengar jelas dan rasanya semakin mendekati kedua lelaki berusia duapuluhan itu. Sebelum mereka bisa berpikir untuk lari, sesuatu membuat kaki Sanghyuk berhenti melangkah sejenak dan suara langkah itu pun semakin samar.

"Apa itu tadi?" Dengan panik, Wonshik bertanya dengan nada tinggi. Untungnya suaranya tak terlalu keras dan sepertinya tak ada zombie atau makhluk mengerikan lain di sekitar mereka, yang dapat muncul kemudian menyerang keduanya.

Bukannya menjawab, Sanghyuk malah merogoh saku celananya dengan panik. Ia mengecek semua isi sakunya, namun tak ada yang ia temukan. Kosong.

Ia pun menoleh kesana kemari, mencari-cari sesuatu yang baru saja lewat. Hingga akhirnya ia mengetahui ada seseorang yang berlari masuk ke dalam sebuah gang. Pemuda itu tak bisa menerka siapa atau bagaimana rupa orang misterius itu, karena ia hanya bisa melihat sekilas bayangannya.

"Ada apa, Hyuk-ah?" Wonshik kembali bertanya. Karena tak segera mendapat jawaban, ia pun mengikuti arah pandang Sanghyuk dengan penuh kebingungan.

"Seseorang mengambil ponselku." Akhirnya Sanghyuk angkat bicara, meskipun dengan suara pelan.

"Hah?" Suara lelaki berambut merah itu naik beberapa oktaf, "bagaimana bisa? Apakah sebelumnya kau menjatuhkan ponselmu lalu seseorang mengambilnya?" Serentetan pertanyaan meluncur begitu saja dari mulut Wonshik.

"Tidak, aku meletakkannya di saku belakang celanaku dan dia mengambilnya barusan," jawab Sanghyuk frustasi.

Pemuda itu memang sebelumnya memutuskan untuk mengantungi ponselnya di saku belakang celana karena ia merasa bahwa ia tak akan menggunakan benda elektronik itu dalam waktu dekat. Toh tujuan pertamanya adalah rumah sakit, yang tak jauh dari posisi mereka saat ini. Jadi ia merasa tak memerlukan fitur GPS dan kemudian terjadilah hal yang tak diinginkan tadi.

Steel Minds [VIXX]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang