"Maafkan aku, karena kita tersesat dan aku tak tahu kita sedang ada di mana."
Satu kalimat itu nyaris membuat darah Sanghyuk mendidih dan membuat pemuda itu melayangkan pukulannya. Untung ia segera paham akan situasi di sekitarnya, sehingga ia lebih memilih untuk menahan emosinya yang meluap.
Sanghyuk menghela nafas kasar, kemudian ia mendudukkan dirinya tak jauh dari Wonshik. Ia pun mengacak rambutnya asal-asalan hingga sepasang matanya mendapati sekantung barang, yang untungnya juga berhasil selamat dari kejaran para zombie.
"Aduh!" Erangan pendek Wonshik spontan membuat pemuda yang bersamanya menoleh. Lelaki berambut merah itu pun menekan pergelangan kakinya yang terasa sakit dan bahkan mulai membengkak.
"Hyung baik-baik saja?" tanya Sanghyuk spontan.
"Hei, pelankan suaramu!" Spontan Wonshik mendesis sebelum membisikkan sebaris kalimat. Baru setelah Sanghyuk menyadari kesalahannya, lelaki itu membiarkan si pemuda memeriksa keadaan kakinya.
Berulang kali lontaran kata "aduh" terdengar di telinga Sanghyuk selama ia memeriksa kaki Wonshik. Bahkan sesekali ia menerima pukulan lelaki itu, yang sebenarnya tak terlalu sakit, tapi cukup keras untuk ukuran seseorang yang tengah menderita.
"Sepertinya hanya terkilir." Sanghyuk mengakhiri pemeriksaannya dengan memberikan obat pereda nyeri di pergelangan kaki si lelaki berambut merah.
"Hanya?" Nada bicara Wonshik naik satu oktaf, "tulang kakiku rasanya seperti patah, tahu!"
Pemuda bermarga Han itu langsung mendelik ke arah satu-satunya orang yang sedang bersamanya. Dan sebagai balasannya, suasana hening langsung melingkupi keduanya.
Selama beberapa saat, tak ada percakapan di antara kedua orang tersebut, meskipun keduanya sama-sama dalam keadaan terjaga: Sanghyuk sedang merawat kaki Wonshik dan lelaki berambut merah itu sibuk memikirkan suatu hal.
"Terima kasih." Wonshik menarik kakinya dengan kikuk, kemudian kembali bergelut dengan pikirannya sendiri.
Hingga ia tak sadar bahwa pandangan Sanghyuk masih terpaku pada satu hal, kakinya.
Kaki Wonshik, bukan kaki yang baru saja menjadi obyek perdebatan singkat Wonshik maupun Sanghyuk, melainkan kaki yang lain, tampak cekungan di salah satunya. Selain itu, juga terlihat bercak-bercak berwarna keabuan di titik-titik tertentu.
'Ada yang aneh,' gumam Sanghyuk.
Ia terus memperhatikan beberapa poin tersebut sampai sebuah suara mengagetkannya.
"Apa yang kau lihat?" Wonshik menampakkan wajah bingung sekaligus curiga.
Bukannya kata-kata, lelaki itu malah mendapat jawaban dalam wujud lain.
Tapi begitu Wonshik mengikuti arah pandang Sanghyuk, ia langsung mengetahui apa yang menjadi sumber kebingungannya."Ah, ini?" Wonshik menunjuk sebelah kakinya, kemudian menyingkap celananya. Tampak cekungan lain di bagian belakang dan garis potongan di bawah dan atas lutut.
Sanghyuk tahu apa itu. Karena ibunya juga memiliki garis potongan serupa di pangkal lengan dan sikunya.
Itu artinya, Wonshik juga cyborg, sama seperti dirinya. Hanya saja, lelaki itu memiliki kaki robot, sedangkan ia memiliki jantung mesin.
"Seperti yang kau lihat, aku ini cyborg." Si pria rambut merah itu tertawa hambar, "berbeda denganmu yang manusia biasa," lanjutnya.
Pemuda bermarga Han di hadapannya menggeleng, "mungkin kelihatannya seperti itu, tapi sebenarnya aku juga sama seperti hyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Steel Minds [VIXX]
Fiksi PenggemarDi tahun 2117, orang-orang tak lagi menggemari 'operasi plastik' seperti seabad yang telah lewat. Banyak orang lebih memilih untuk melakukan 'operasi baja', dimana satu atau lebih anggota tubuh manusia digantikan dengan mesin, sehingga populasi manu...