Penyesalan

7 3 0
                                    

Awalnya gue ragu mungkin gue mabuk dan salah lihat orang tapi ketika gue terus berjalan mendekatinya gue semakin yakin bahwa gue tidak salah melihat. Gue melihat Bima bersama cewek yang waktu itu menggoda Bima, tapi kali ini gue melihat merika sangat mesra sambil tertawa bersama selayaknya pasangan kekasih.

"BIMA!!"

Bima membalikkan tubuhnya sampai akhirnya gue yakin 100% bahwa dia memang benar Bima

Bima hanya menatap gue dengan datar seperti tidak mengenal gue, amarah gue semakin memuncak melihat tingkah nya yang seperti tidak melakukan kesalahan.

Ketika gue mulai melangkah mendekati mereka berdua cewek itu melingkarkan tangannya di lengan Bima.

"Tahan! Gue gk boleh emosi dulu!"

"Maaf lo siapa?"

Tiba-tiba gue merasa dihujam ribuan anak panah dan hanya bisa diam mencoba menahan sakit. Bima berpura-pura tidak kenal gue dan bermesraan dengan cewe lain. Gue gak bisa mengerti apa yang terjadi sekarang ini.

"Bim! Maksud lo apa?"

"Lo siapa?"

*plakkk

"Brengsek lo!! Maksud lo apa? Lo mainin gue doang selama ini? FUCK !!"

gue melangkah pergi menjauhi mereka berdua

Hujan turun dengan derasnya diiringi petir yang bersahutan. Ya! Sesuai dengan keadaan gue sekarang yang dikhianati.

------☆☆☆☆☆-------

"Bim akhirnya semua rencana kita berhasil! Dan lo udah bebas dari cewe sialan itu! Sekarang tinggal kita berdua"

Gisel mencium dan memeluk gue penuh semangat, tapi tidak dengan gue. Entah kenapa gue sedikit terganggu dan gue gk tau harus gimana.

"Pulang sekarang yuk Gisel"

kami pun pergi ke rumah gue, sesampainya di rumah gue dan Gisel langsung disambut oleh papah yang menunggu hasil kejadian tadi.

"Gimana Bim? Berhasil kan?"

Gue males ngejelasin dan meminta agar Gisel saja yang menjelaskan semuanya.

"Tenang om semuanya lancar kok, bahkan tadi Nara waktu pulang aku liat dia sampai mewek hahaha"

"Aduh menantu om hebat banget sih"

Gue sangat malas mendengarkan mereka.

"Pah, Bima ke kamar dulu ya mau mandi, sayang gak papa kan? Setelah mandi baru aku anter pulang"

"Iya Bim"

Gue langsung kabur ke kamar dan merebahkan diri gue. Gue membuka handphone gua dan melihat galeri yang berisi foto-foto gue dengan Nara. Gue teringat waktu Nara pergi tadi sambil menangis, entah kenapa hati gue merasa sakit.

Gue bingung apa yang gue lakuin ini apakah udah benar atau belum. Gue meragu, apa gue beneran cinta sama Nara? Tapi gue masih cinta sama Gisel walaupun gak secinta waktu dulu. Gue takut gue melakukan hal yang salah.

"Ra, maafin gue udah ngecewain lo tapi hubungan kita memang hubungan yang salah"

Gue memutuskan untuk segera mandi berharap pikiran gue menjadi lebih segar.

*Seminggu kemudian

Sudah seminggu gue gak tau kabar tentang Nara, terakhir kali gue dengar rumahnya udah disita tapi gue gak tau kemana dia sekarang.
Setiap hari walaupun Gisel selalu ada di sisi gue, tapi gue gak merasa bahagia, selalu di dalam diri gue ada sesuatu yang terasa kosong sejak Nara pergi.

Love Is BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang