Prologue

15.9K 1.6K 493
                                    

Read This First!

Perhatian:
Cerita ini adalah Teen Fiction, bukan Fan Fiction.
Jadi, harap jangan sangkutin dengan kehidupan nyata para Idol yang jadi cast di sini ya.
Dan, jangan protes soal pairing yang ada di sini ya.. soalnya udah disesuaiin wajah dan karakter cerita.
Terimakasih!

Selamat Membaca~

Tertanda,
Melanie. Istri sah Park Chanyeol.

 Istri sah Park Chanyeol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prologue •
Evaded

Teriknya sinar matahari pagi menelusup masuk melalui jendela kamar yang tertutupi dengan gorden abu-abu, menyinari wajah bak porselen yang sebelumnya tengah terlelap dan berhasil menariknya dari alam mimpi di atas tempat tidurnya.

Jarum jam sudah menunjuk ke angka sembilan lewat dua puluh menit pagi hari saat lelaki dengan nama lengkap Daniel Adijaya itu mendesah bangun dari tidurnya. Matanya yang menyipit melirik sebentar ke arah jarum jam dan langsung menarik kembali selimutnya untuk menutupi dirinya dari sinar matahari dan berniat untuk kembali masuk ke alam mimpi yang sempat terganggu waktunya.

Baru saja beberapa detik Daniel menutup kelopak matanya, sebuah suara keras berasal dari ponselnya yang terletak di atas nakas di samping ranjang tidurnya kembali membuat mata Daniel terbuka, namun kali ini lebih lebar.

Daniel mengerang sebal, kemudian menendang selimutnya ke lantai.

"Elah!" pekik Daniel kesal, entah kepada siapa. Lalu, ia bangkit dari posisinya dan duduk bersandar di kepala ranjang dengan mata yang begitu berat terasa.

Dor! Dor!

Suara pintu diketuk yang entah kenapa terdengar seperti suara tembakkan di telinga Daniel terdengar dan kembali merebut kesadarannya. Daniel membuka kedua matanya lebar-lebar dan menggeram kesal.

"Udah bangun!" teriak Daniel keras, kepada seseorang yang berada di luar pintu kamarnya.

"Jam berapa ini? Buruan, nanti Papa ngomel kalo tau kamu nggak dateng ke press conference!"

Daniel langsung bangkit berdiri dan melempar bantalnya keras-keras. "Iya!" balasnya.

"Buruan!" teriak seseorang di seberang sana, yang tak lain dan tak bukan adalah Helena, Mama Daniel.

"Bawel!"

Biarpun begitu, Daniel tetap berjalan ke kamar mandi dan menutup pintu dengan keras.

Tak butuh waktu lama bagi Daniel untuk menyelesaikan kegiatannya di kamar mandi, karena tak sampai memakan waktu sepuluh menit, lelaki yang wajahnya kini nampak lebih segar itu sudah keluar dari kamar mandi dan melangkah hanya dengan handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya memasuki wardrobe. Nampak tak berniat sama sekali, tangannya bergerak memilah satu persatu kaos yang hendak ia kenakan hari ini, namun kemudian teringat akan perkataan Papanya malam tadi. Jadi, tangannya bergerak memutar dengan malas meraih pakaian hari dinas, dan jas almamater kampusnya.

EVADED [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang