Book #2 of The College Idol Series
Daniel Adijaya. Mahasiswa di salah satu Universitas ternama di Jakarta, Universitas Candramawa, jurusan Psikologi angkatan 2015.
Awalnya, Daniel nggak tertarik sama sekali dengan jurusan Psikologi, tapi sebuah insi...
begin. verb. take the first step or steps in carrying out an action.
beginning. noun. the act of starting something.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• Chapter 2 • The Beginning
Daniel keluar kelas bersamaan dengan Stevan yang mengintilinya di belakang karena ternyata Stevan tidak jadi kesiangan masuk kelas.
Wajah Daniel nampak lebih serius dari biasanya, sementara ponselnya kini berada di genggaman tangannya.
Stevan, yang sedaritadi hanya memerhatikan Daniel dari belakang kini beralih berjalan di depan Daniel dan menariknya agar tidak menabrak orang yang berlalu-lalang.
"Sibuk bener," dumal Stevan seperti biasa tapi terus saja berjalan.
Daniel mendongak sebentar ke arah tangan kirinya yang ditarik lalu kembali terpaku pada ponselnya di tangan kanan. "Gue gedek banget asli, lagi enak-enak main ML segala grup Kahim berisik bener."
"Kahim apaan?" tanya Stevan. "Gue taunya Kasim."
"Cita-cita elu itu mah jadi Kasim," celetuk Daniel.
Langsung saja Stevan melepaskan pegangannya pada Daniel. "Gue tinggal lu beneran."
Mendengarnya, Daniel buru-buru memegangi pergelangan tangan Stevan lagi agar tidak ditinggal seperti orang bodoh yang berjalan asal-asalan dengan ponsel di tangannya. Selama kuliah, bisa dikatakan Stevan dan Jovan adalah penyelamat bagi Daniel. Mereka selalu membimbing jalan Daniel agar tidak kerap menubruk orang lewat selagi ia sibuk dengan ponselnya.
"Jangan," pinta Daniel, pura-pura kehilangan. Stevan hanya bisa memutar bola matanya.
Daniel memang begitu.
Plak!
Stevan tiba-tiba menepuk tangan Daniel yang kini menggenggam pergelangan tangannya—meminta untuk ditarik dan dibimbing.
"Turun tangga," ujar Stevan memperingati.
Sadar dengan peringatan Stevan, Daniel melirik ke bawah sebentar sembari mengikuti langkah sahabatnya itu, namun beberapa mahasiswa yang berlalu lalang kerap melihat kejadian tersebut dan menahan tawa masing-masing dengan menutupi mulut mereka atau bahkan membuang muka dan berlari cepat-cepat. Sampai, ada salah satu mahasiswa yang menyeletuk.
"Cie, so sweet banget," ledeknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.