Day – 70
Sejak hari dimana aku berkelahi dengan Yoongi, ia dikabarkan masuk kembali ke rumah sakit, hanya saja bukan rumah sakit umum yang ia datangi, tapi beberapa hari ini ia dikabarkan mask ke rumah sakit jiwa untuk melakukan pemeriksaaan.
Sejak hari itu ia sama sekali tidak mengenaliku, saat aku meminta Kihyun untuk datang, ia teru menerus meneriakan nama Taehyung dan Jungkook bergantian, lalu bertanya siapa diriku dan apa mauku. Bahkan untuk beberapa saat ia memegang tanganku dan bertanya apa aku adalah Taehyung.
Sudah kuduga selama ini tidak benar-benar mengenaliku. Dan aku seperti biasa, tidak pernah lupa untuk menjenguknya di rumah sakit seperti orang bodoh, entah aku harus bagaimana lagi. Ayahku bilang ini bisa jadi ruang untukku pergi darinya agar ia tidak terluka lebih dalam, namun aku sekalilagi tidak bisa meninggalkannya. Jauh darinya hanya membuatku sakit.
"Hyung selamat pagi, kau mengenaliku?"
"Hoseok.. kan?"
"Iya, bagus. Aku datang membawa bunga untukmu."
Ia tersenyum masam padaku. Ia memang harus diikat untuk beberapa saat karena jiwanya terkadang tidak bisa terkontrol, hari pertama masuk ke rumah sakit ia berteriak bahwa ia tidak gila, namun ia ingin keluar dari tempat ini dan bertemu Taehyung. Padahal jelas-jelasn Taehyung sudah meninggal.
"Maaf, Jung Hoseok."
Aku membalas senyumnya dengan kembali tersenyum. "Tidak apa hyung, maafkan aku."
"Aku tidak pernah bermaksud bohong padamu. Hanya saja, aku.. tidak tau. Terkadang kau sangat mirip dengannya hingga aku lupa kau adalah Hoseok."
"Padahal muka kami jauh berbeda."
"Bukan."
"Lalu?"
"Kalian adalah orang yang ceria, kalian.. sangat berisik hingga aku tidak tahan untuk tertawa, sangat ceroboh hingga aku tidak tahan untuk melindungi, sangat menyukai music hingga aku tidak tahan untuk tidak berbagi padamu. Dan sangat hangat seperti matahari hingga aku tanpa sadar membutuhkan cahaya itu untuk hidup."
Aku hanya diam, aku bisa lihat Yoongi sedang dalam mood baik dan ia sedang sepenuh nya sadar untuk hari ini. "Aku sadar ia sudah meninggal, namun ia terus saja datang kemimpiku, ia meminta tolong padaku supaya aku memaafkan diriku sendiri. Tapi aku.."
Aku hendak menyentuhnya, namun ia segera menjauhkan dirinya dariku. "Jangan sentuh aku. Aku tidak ingin kau terluka."
"Hoseok, aku benar-benar tulus saat bersamamu, percayalah. Keluarkan aku dari sini, dan aku janji kita akan bersama. Itu yang kau mau kan? Aku akan melupakan Taehyung untukmu. Aku juga tidak akan bersedih lagi, aku-"
"Hyung. Maaf, aku tidak bisa lakukan itu. Aku ingin bahagia denganmu, tapi kau harus sembuh dulu. Jika kau ingin keluar dari sini, kau harus memaafkan dirimu sendiri. Taehyung meninggal bukan salahmu."
Ia menangis, deras sekali hingga aku turut menangis bersamanya. Aku tidak kuasa untuk tidak memeluknya, karena aku tau apa permasalahan yang sebenarnya ada pada diri Yoongi sehingga sekarang ia menjadi seperti ini.
Sejak Taehyung dan Jungkook tiada, Yoongi memang sudah dingin, irit bicara dan tidak menerima ajakan seseorang untuk pergi keluar lagi. Maka dari itu bibi minta pada ayahmu untuk membawamu ikut serta dalam pelatihan kali ini. Bibi berharap dengan adanya dirimu, ia bisa sedikit berubah. Da benar saja, ia mau keluar rumah sesekali, bahkan kalian bisa dekat, namun kurasa bibi melakukan kesalahan besar menyuruhnya untuk pergi ke tempat Taehyung dan mengenalkanmu padanya. Bibi sama sekali tidak tau kalau Yoongi punya luka yang begitu besar hingga membuatnya stres, karena ia tergolng cukup pendiam dan tidak pernah menceritakan apa yang ia rasakan pada orang lain.
Kata-kata Ibu Yoongi terus terngiang diotakku sembari aku memeluknya, aku sudah tau semuanya, tentang bagaimana Taehyung, Jungkook, Yoongi dan Kihyun adalah teman baik sedari kecil. Jungkook adalah sepupu dari Taehyung, dan Yoongi berkenalan dengan Taehyung berkat Kihyun. Ia juga tau kecelakaan yang menimpa keempat dari mereka saat seang pergi piknik disalah satu pantai dalam rangka Yoongi dan Kihyun baru saja lulus dari SMP.
Dan hari itu, keempat dari mereka tidak sadar jika laut sedang pasang dan Yoongi mengajak mereka semua untuk bermain dekat dengan air, bahkan keempatnya pergi berselancar bersama. Satu yang Yoongi tidak sadari, Taehyung tidak begitu pandai berenang, dan saat Taehyung terbawa oleh arus, Jungkook yang berusaha menyelamatkannya ikut terbawa arus karena Taehyung sudah terlalu jauh.
Yang aku tau dari Jooheon, Yoongi berusaha menyelamatkan keduanya, namun Kihyun menarik Yoongi menjauh dari tempat itu karena ia tau Yoongi tidak mungkin menyelamatkan keduanya, dan membiarkan Yoongi berenang hanya akan membuat Yoongi turut terbawa arus dan meninggal. Tentu saja Yoongi sangat marah pada Kihyun, namun Kihyun tidak peduli dan mengikat tangan Yoongi yang sedang teriak histeris di dekat tiang dan Kihyun serta Yoongi menangis disana hingga pihak berwajib datang.
Pada akhirnya Yoongi dan Kihyun hanyalah seorang remaja pada waktu itu. Dan orang-orang dewasa cukup salut dengan pemikiran dewasa Kihyun, tapi tidak dengan Yoongi. Rasa bersalah Yoongi sangat besar hingga ia harus menahan beban itu sendirian.
Sejak saat itu Kihyun dan Yoongi tidak sedakt dulu, Yoongi tidak bicara pada Kihyun jika tidak ada hal penting yang harus dibicarakan. Jauh dilubuk hati Yoongi, keegoisan dirinya masih berkata bahwa jika bukan karena Kihyun yang mengikatnya ditiang seperti orang bodoh, ia pasti sudah menyelamatkan Taehyung dan Jungkook. Namun Yoongi tidak pernah benar-benar menjauhi Kihyun, karena hatinya yang lain berkata jika tidak ada Kihyun, ia pasti sudah mati sekarang.
Dan aku disini, merasa seperti memperburuk keadaan. Aku bukan siapa-siapa dan aku rasa Yoongi sudah baik tanpa adanya aku disini. Sejak awal ia sudag memandangku dengan aneh, sedari awal aku merasa Yoongi memang tidak ingin berteman denganku. Sedari awal, Yoongi sudah membatasi diri denganku dan sudah memperingatiku untuk menjauh jika aku tidak aku ingin terluka.
Tapi aku terlalu bodoh, terlalu lugu hingga aku terjatuh dalam pesonanya, hingga aku ingin terus menjaganya yang rapuh di dalam, dan pada akhirnya aku harus terluka melihatnya seperti ini. Mungkin memang aku seharusnya tidak pernah dekat dengannya.
Malam itu kami berdua menangis seperti orang bodoh, aku menangisi diri sendiri dan juga dirinya bagaimana takdir menyakitkan bisa menghampiri kami, namun aku juga mensyukuri hari-hari dimana kami berpetualang dan melakukan sesuatu bersama, hal-hal kecil yang tidak kami sadari cukup berperan besar untuk satu sama lain.
Min Yoongi, kau itu seperti music, indah. Tapi tidak bisa digapai.
YOU ARE READING
Our Last Summer || SOPE [COMPLETED]
Historia CortaHIGHEST RANK #534 IN SHORT STORY [11.11.2017] -Agust 27 Year 11- Musim panas berakhir di Daegu hari itu. Hujan pertama setelah 86 hari, turun deras bersama air mataku. Kau tidak datang hari itu, kau tidak mengantar kepergianku. Dan hari itu adalah...