LAST DAY

370 73 2
                                    

Day - 86

Memang aku tidak langsung bertemu dengan Yoongi sejak hari dimana Ayah bicara padaku. Aku perlu waktu 3 hari dengan memanggil Kihyun dan Jooheon bergantian, terus menerus betanya apa yang harus aku bicarakan dan bagaimana aku harus berpamitan. Yoongi sudah baikan dan sudah keluar dari rumah sakit, sekarang Kihyun sudah sering main kerumah Yoongi dan menjaganya disana hingga Jooheon pun turut membantu.

Dan hari ini, aku sudah berdiri di depan pintu rumahnya, dengan persiapan terbaikku untuk menghadapi ujian terbesar dalam hidupku, setidaknya sampai saat ini.

"Selamat dat-"

"Halo, Hyung."

"...Ho..seok?"

"Aku pikir kau lupa padaku lagi."

Ia menyuruhku untuk masuk, dan membawaku kehalaman belakang rumahnya, rupaya sore ini ia sedang sendirian, dan Kihyun tidak akan datang menjaganya hari ini demi menjaga privasi kami berdua.

"Aku tidak mungkin lupa padamu. Silahkan duduk."

Yoongi berlalu kedapur tanpa banyak berkomentar, sepertinya ia pergi untuk mengambilkan aku air dan beberapa kudapan. Ia meninggalkanku disini, dan ini mengingatkanku pada hari dimana Ibu Yoongi pertama kali mengajaku bicara emapt mata dengannya. Malam itu sungguh menegangkan dan aku tidak menyangka hari ini adalah hari terakhir aku menginjakan rumah ini, dan kota Daegu.

"Silahkan,"

Ia menyerahkan minuman padaku, benar-benar seperti menjamu seorang tamu kehormatan dengan beberapa kudapan diantara kami.

"Bagaimana kabarmu, hyung?"

"Cukup baik. Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi. Kukira kau malu setelah menangis bersamaku semalam suntuk."

Kami berdua tertawa, oke kejadian bodoh malam itu biarlah hanya kami berdua dan kalian yang mengetahuinya, bagaimana mungkin dua orang pria otak setengah, menangis sesenggukan semalaman.

"Kau mengingat kejadian bodoh itu."

"Siapa bisa lupa, kau adalah pria pertama dan terakhir yang kuajak menangis sperti orang tolol."

Kembali tertawa, aku sdikit meninjunya di pundak dan ia membalasku dengan tatapan hangatnya seperti biasa. Tatapan inilah yang membuatku sulit untuk meninggalkanya.

"Hyung, aku akan pergi besok pagi."

Seketika senyuman itu menghilang dari bibir mungilnya. Dan tatapannya kembali lurus keatas, menatap langit sore yang mulai mendung, entah musim panas memang akan berakhir sebentar lagi, namun entah mengapa lagit mendung menyapa kebih cepat dari perkiraan.

"Aku tau suatu saat kau akan datang padaku dan mengatakannya. Namun aku akan merelakanmu, pergilah, Jung Hoseok."

Ia menatapku dengan tatapan yang sedikit melembut, namun aku bisa pastikan bahwa senyum yang ia tunjukan padaku adalah senyum paksaan.

"Maaf hyung, aku pernah berjanji untuk terus bersamamu, namun aku masih harus meneruskan studiku, dan aku tidak bisa tinggal disini."

"Aku tau."

"Hyung.. aku.."

"Ah, aku lupa. Aku punya sesuatu untukmu."

Ia bangkit dan meninggalkanku di halaman belakang, untuk beberapa saat kekosongan mengisi lamunanku dan membiarkan angin menyapa daun-daun yang sudah mulai mengering, menjadikannya musik tersendiri untuk mengisi kekosongan langit sore.

"Ini."

Ia datang dan menyerahkan sebuah CD untukku.

"Apa ini Hyung?"

"Setelah keluar dari rumah sakit, aku membuat beberapa rekaman ini.. Ini adalah karya lama yang pernah kukerjakan dengan Jungkook dan temannya, Jin. Namun aku tidak pernah menyelesaikan bagianku. Namun entah mengapa dengan memikirkanmu, aku bisa menyelesaikannya."

Aku tersenyum pahit, memikirkanku atau Taehyung?

"Aku benar-benar memikirkanmu, Jung Hoseok."

Yoongi terkadang memang pintar membaca pikiranku, akhirnya dengan senang hati aku menerima rekaman CD iyang bertulisan "So Far Away - S,J,JK"

"Dengarkan ketika kau sudah sampai di Gwangju."

"Akan aku dengarkan setiap hari sampai aku muak mendengar suaramu, hyung."

Kami berdua tertawa dan mulai berbincang banyak hal. Sudah lama tidak bertemu, membuat kami membicarakan banyak hal mulai dari dirinya dan Kihyun yang mulai akur, dan ia dengan Jooheon yang mulai dekat. Aku tidak bisa bilang aku cemburu dengan kedekatan mereka, namun aku hanya mencoba tersenyum dan melupakan perasaanku padanya.

Karena mencintai Min Yoongi, hanya membuaku semakin sakit.

"Hyung, besok aku pulang dengan kereta pagi. Datanglah kestasiun."

"Tentu saja. Sampai bertemu di stasiun?"

"Um. Terima kasih untuk semuanya, Min Yoongi."

"Tidak. Terima kasih, Jung Hoseok."

Our Last Summer || SOPE [COMPLETED]Where stories live. Discover now