30 hari kemudian...
Bau menyengat dari beberapa obat-obatan menusuk masuk ke rongga hidung perempuan yang baru saja siuman dari tidur panjangnya. Hampir sebulan sudah wanita itu terbaring lemah tak berdaya diatas brangkar besi rumah sakit milik Ayah tirinya.
Yah, begitulah yang terjadi sekitar delapan hari lalu. Dr. Paul Maldev menikahi sang Janda cantik, Merijen Laode Stewart. Di Kapela kecil St. Ambrosius dengan dihadiri beberapa keluarga dekat saja.
Meski Merijen masih belum bisa terlalu lama berdiri, namun saat wanita itu mengucapkan janji suci di depan Altar. Ia memaksakan dirinya untuk mengucapkannya dengan posisi berdiri dan memegang tongkat therapy.
Sejujurnya wanita tua itu sama sekali tak ingin menerima lamaran dari Dr. Paul Maldev karena ia merasa sudah sangat tua dan tak pantas untuk menikah lagi. Namun karena Nyonya Selena Davinci yang kini menjadi sahabat sekaligus calon badannya itu terus memberi support agar ia menerima pinangan Dr. Paul dan juga mengingat bagaimana Dokter tua itu merawat Agatha Stewart dengan baik selama hampir sebulan ini. Maka dengan berat hati ia pun menerima permintaan Dr. Paul Maldev.
"Mom, apa yang kau lakukan jangan menangis lagi. Mata Mommy bisa bengkak karena menangis sejak kemarin. Nanti akan jelek di lihat oleh Dr. Paul, Mom."
Agatha Stewart. Wanita itu ternyata sejak kemarin sudah sadar dan sama sekali tak terjadi sesuatu yang fatal terhadap dirinya. Hanya saja kedua kakinya masih belum dapat ia gerakkan secara normal dan sang Ayah Tiri, Dr. Paul Maldev pun pada akhirnya merekomendasikan Agatha mengikuti therapy yang sama dengan Merijen Laode agar bisa kembali berjalan normal.
"Aku tak bisa berhenti menangis, Dear. Ku pikir kau tidak akan bangun lagi. Aku bahkan menerima pernikahan ini agar Paul merawat mu dengan baik karena kau adalah Puteri ku. Aku juga membiarkan Nyonya Selena dan Pedro Davinci selalu datang menjenguk mu agar jika kau berdekatan dengan Pedro maka perasaan cinta mu padanya bisa membuat kesadaran mu kembali pulih. Sejujurnya aku tak suka cara lelaki itu merusak mu hingga hamil dan membuat semua peristiwa penculikan itu terjadi, Dear. Aku sangat marah dengan semua keadaan ini namun aku tak bisa berbuat apa-apa."
"Deg..."
Jantung Agatha Stewart berdegup sedikit tidak normal. Ia sangat terkejut mendengar nama Pedro Davinci keluar dari pita suara sang Mommy.
"Mom, Pedro ada disini? Aku sudah bisa bertemu dengan Pedro ku lagi? Dimana dia, Mom? Mengapa tak memberi tahu dia jika aku sudah sa--"
"Aku disini, Sayang. Maaf aku baru saja pulang dari Manchester. Ada satu masalah dengan kasino milik ku disana. Tapi semuanya sudah teratasi dengan baik. Ayah ku juga sudah menemukan dalang dari pembunuh Manager ku. Jadi semua sudah teratasi sekarang. Cuuppp..."
Pedro Davinci, berkata dengan sangat lembut dan kemudian mengambil telapak tangan Agatha Stewart untuk ia kecup. Namun sepanjang Pedro Davinci berkata tadi. Agatha Stewart sangat terkejut, bingung dan ragu dengan lelaki yang kemudian mencium jemarinya. Jantungnya malah kian berdebar kencang ketika sorot netra Hazell itu menatap ke arah manik birunya.
Ia seperti pernah melihat sorot mata tersebut sebelumnya dan satu nama yang ada dalam hati hatinya adalah Raymon Walcott. Namun kornea mata milik sang Mantan Kekasih itu berwarna abu keperakkan. Sedang ini terlihat sangat coklat keemasan. Sehingga sejumlah tanda tanya pun makin lama kian datang semakin banyak dalam otak kecil di kepalanya yang baru saja melewati masa kritisnya.
"Atha? Hei, kau melamun? Kau tidak senang aku datang menjenguk mu, Sayang?"
Pedro Davinci bertanya pada Agatha kembali. Ia juga menggenggam telapak tangan Agatha hingga pada akhirnya wanita itu sadar dari lamunan pendeknya. Agatha lantas melihat bagaimana paras wajah lelaki yang mengaku dirinya adalah Pedro Davinci secara detail. Namun masih saja hatinya tidak yakin jika lelaki itu adalah orang yang selama ini ia rindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANCHESTER, LOVE & TEARS [END]
RomanceKonflik hati, terasa semakin pelik mana kala segala cobaan yang datang menerpa kedalaman perasaan, sama sekali tak bisa dipecahkan dengan baik. Rasa egoisme tinggi, ditambah sebuah konspirasi congkak demi kepentingan logika dan kesenangan mata duni...