3

16.5K 363 3
                                    

Ada yang terpesona. Matanya masih saja menatapku tanpa berkedip dan mulutnya setengah terbuka. Aku berdeham menyadarkannya. Ia tersadar.

"Cari siapa?"ketusnya

"Cari kamu."jawabku

"Ngapain cari saya mas? Saya gak ngerasa punya hutang apa-apa."jawabnya masih ketus

"Memangnya saya kayak tukang penagih hutang?"kataku sambil melihat penampilanku.

"Penampilan bisa aja menipu."balasnya

"Tapi saya bukan penagih hutang"kataku datar

"Terserah. Sales?"

"Bukan."

"Host tv? Pembawa acara berita?"

"Bukan juga."

"Terus ngapain ketuk pintu kamar saya malam-malam?"

"Salah kamar."kataku lalu berbalik meninggalkannya.

"Ih sialan, sudah ganggu tidur orang gak minta maaf lagi."katanya dengan suara yang sengaja dibuat nyaring biar bisa kudengar. Aku berbalik lagi menghampirinya.

"Apa lagi kok balik ?"tanyanya ketus melihatku kembali berdiri didepan pintunya.

"Maaf, sudah mengganggu tidur anda."ucapku masih datar tapi sopan.

"Oke."katanya lalu menutup pintu dengan keras. Membuatku mundur karena kaget.

"Huh, dasar kids jaman now, gak punya sopan santun sama yang lebih tua."ucapku kesal.

"Ini gak anak gak bapak sama aja kelakuanya."omelku masih depan pintu lalu berbalik.

Aku merogoh kantong kanan celanaku untuk mengambil hp dan segera menelepon Jerry biar ia tak khawatir dengan anaknya.

"Hallo bro, aku sudah ketemu sama anakmu dia baik-baik aja kok. Iya dia ada dihotel."kataku sambil berjalan ke resepsionis meminta kunci kamar yang khusus untukku ketika ingin menginap.

"Iya sama-sama. Oke."sahutku lalu memasukkan lagi hp kedalam kantong celana.

***

Alena masih terduduk didepan pintu setelah ia menutupnya dengan kasar. Ia terlalu gugup berhadapan dengan orang ganteng. Rasanya baru kali ini ada orang yang ganteng banget didepannya. Bagaikan dewa-dewa yunani yang terpahat dengan sempurna kalau kata novel-novel romantis yang ia baca.

Alena bangkit dari duduknya kembali ke ranjang dan berusaha tidur supaya memimpikan orang ganteng tadi. Bibirnya tersenyum dengan mata terpejam.

Tapi bukannya memimpikan orang ganteng tadi malam, ia malah bermimpi dikejar-kejar oleh T-Rex. Apa bagusnya coba kalo Alena dimakan? Dijamin itu T-rex gak bakalan kenyang. Cuman nyangkut digigi. Kalo T-rex butuh tusuk gigi sebesar apa tusuk gigi yang akan dipakainya? Terus jaman dulu sudah ada cermin belum? Bisa gak T-rex ambil yang nyelip digigi tanpa cermin? T-rex nya nanti sambil duduk apa berdiri ? Kira-kira lengannya yang pendek itu sampai gak ke mulutnya ?

Buru-buru Alena keluar dari kamar hotel dan check out untuk pergi kuliah.

Alena tak memperhatikan jalan didepannya, ia sibuk mengobrak abrik isi tasnya untuk mencari benda pipih kesayangannya. Hp yang ia beli dengan membujuk rayu papanya, mau tak mau sang papa mengabulkan permintaan anak satu-satunya. Padahal hp sebelumnya masih bisa digunakan. Tetap saja Alena mau yang terbaru.

Begitu lift terbuka ia langsung masuk. Fokusnya masih saja kedalam tas. Setelah menemukan hpnya ia langsung membuka notifikasi hpnya. Banyak panggilan tak terjawab dari papanya mungkin ada 100 kali panggilan dari papanya, belum lagi pesan masuk di sms, dan sosmednya yang lain.

Fake UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang