4

14.1K 403 14
                                    

Hari semakin sore. Perlahan matahari penerang bumi sebelum terbitnya bulan mulai menyembunyikan diri. Arsa masih didalam kantornya. Menatap langit sore dari kaca besar diruangannya. Ketukan dipintu membuatnya menoleh dari pandangan langit.

"Hello bro"sapa Jerry orang yang mengetuk pintu ruangannya. Sejurus kemudian pandangannya kembali menatap langit sore.

"Aku datang untuk mampir, dan mengucapkan terima kasih."ucap Jerry papa Alena.

"Hmm, kebetulan saja anakmu berada dihotelku jadi gak terlalu susah mencarinya. Dia sudah pulang ?"tanya Arsa sambil berjalan ke arah sofa.

"Tadi pagi belum, mungkin sekarang sudah dirumah."

"Anakmu marahnya bikin boros. Aku ngeri."ujar Arsa mengambil minuman kaleng dimeja lalu duduk disofa panjang.

"Haha begitu lah dia, tapi dia gak bisa marah terlalu lama."

"Selalu begitu?"

"Gak, baru-baru ini aja dia begitu. Biasanya dia hanya mengurung diri dikamar jika marah. Tapi sekarang dia mulai berani ke hotel. Aku jadi sedikit khawatir."

"Jelasnya."

"Aku mau ngajak kamu makan malam dirumahku, kalau kamu gak sibuk lagi malam ini datang ya."ujar Jerry sambil ikut duduk dan minum yang diberi oleh Arsa.

"Boleh, sekalian aku berkenalan secara langsung nanti malam."balas Arsa lalu membuang kaleng minumannya yang sudah kosong.

"Oh iya ya, kalian belum kenalan secara langsung."kata Jerry yang baru ingat kalo dia memperkenalkan Arsa pada Alena.

"Pasti anakmu kaget kalau ketemu aku nanti."ujar Arsa dengan senyum simpul.

"Kenapa kaget? Senang dong. Calon suaminya orang ganteng,kaya,jomblo lagi."tanya Jerry sambil menekankan kata jomblo.

"Sialan. Tapi bentar lagi gak jomblo kan ? Kan sudah mau nikah sama anak om?"goda Arsa kepada Jerry. Membuat Jerry bergidik dipanggil om oleh Arsa. Arsa tertawa.

"Yasudah kalo gitu aku pulang dulu. Datang ya."pamit Jerry.

"Okee sip."balas Arsa lalu Jerry beranjak pulang kerumah.

Alena menunggu papanya pulang. Ia melihat ke halaman depan dari jendela kamarnya yang dilantai dua. Begitu mobil papanya datang ia langsung turun menyambut papanya.
Alena bergegas turun dari tangga.

"Papaaaaaaa"teriak Alena lalu memeluk papanya.

Papanya mendorong bahu Alena. Pura-pura kesal. Tapi Alena tak mau melepasnya.

"Papa maafin Alena ya, sudah pergi gak kasih papa kabar, bikin papa khawatir. Maaf ya papa."ucap Alena dengan sedih.

Jerry hanya menghela napas dengan tingkah putri satu-satunya ini.

"Iya papa maafin. Tapi bikin papa khawatir dong sayang."balas papanya lalu menatap wajah sang putri yang mirip dengan Almarhumah istrinya.

"Iya janji, Alena gak bakal buat papa khawatir lagi."

"Gitu dong anak papa. Oya hari ini kamu siap-siap ya dandan yang cantik."kata Jerry

"Buat apa pa?"tanya Alena.

"Hmmm hari ini..ada makan malam dirumah sama teman papa."ucap Jerry pelan. Takut anaknya marah lagi.

Alena diam ditempatnya. Lalu bertanya "Teman papa yang mana? Teman papa yang mau dijodohkan sama Alena ya?"

"I..iya. Nanti kamu kenalan ya sama orangnya. Orangnya baik kok. Gak mungkin papa jodohkan kamu sama orang yang gak baik."

"Tapi tua! Om-om!"

"Emang kamu sudah pernah ketemu sama teman papa ?"tanya papanya

"Sudah pernah waktu acara makan malam bersama rekan-rekan kerja papa, teman papa tua-tua."balas Alena. Jerry hanya tersenyum.

"Sudah kamu siap-siap aja."kata papa lalu meninggalkan Alena yang masih berdiri diruang tamu.

Alena mau tak mau bersiap-siap. Mau marah lagi gak bisa, dia baru aja minta maaf sama papanya. Lagi pula uangnya sudah habis buat bayar nginap dihotel kemaren. Masa dia mau nginap lagi? Bisa-bisa gak dikasih uang saku selama sebulan nanti dia.

Alena sudah selesai bersiap. Ia segera turun kebawah. Baru ditengah tangga Alena mendengar bel rumahnya berbunyi.

Bi Desi yang sedang menyiapkan makanan dimeja makan segera meletakkan piring yang dibawanya dimeja untuk membukakan pintu. Tapi tak jadi.

"Bi, biar Alena aja yang bukakan."ujar Alena lalu mempercepat langkah kakinya. Dan membukakan pintu.

Alena membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang dilihatnya didepan begitu pintu dibukanya. Om ganteng nan mesum sedang berdiri didepan pintunya dengan kemeja biru kotak-kotak dan jaket biru tua, dan celana jins hitam makin menambah kegantengannya. Lalu ditangan kanannya menggenggam sebuket bunga mawar merah.

"Hai"sapanya dengan senyum.

Alena masih bingung. Gimana bisa om om ini tahu rumahnya. Apa om om ganteng ini ngikutin dia ? Stalker?

Arsa tahu bahwa anak gadis Jerry ini terpesona padanya. Ya dia maklumin, Arsa ganteng. Siapa aja yang melihatnya pasti terpesona. Bisa dilihat dari tatapannya yang tak lepas dari wajahnya. Mulutnya saja terbuka.

"Hai"sapa Arsa lagi mencoba menarik perhatian Alena yang masih saja menatap wajahnya.

Alena tersadar dan segera menutup mulutnya dan berdeham pelan.

"Kok om bisa disini? Bisa tahu rumah saya? Om ngikutin saya ya ?"tuduh Alena.

Alis mata Arsa bertaut "saya diajak papa kamu makan malam disini."kata Arsa santai. Lalu menyerahkan bunga mawar yang dipegangnya ke Alena.

"Saya gak tau kamu suka bunga apa, jadi saya beli bunga mawar merah buat kamu."ucap Arsa menyerahkan bunga yang dipegangnya.

Alena menerimanya, meskipun otaknya masih bingung. Ngapain papanya ngajak om ini makan malam bareng ?

"Gak mungkin ah papa saya ngajak om makan malam bareng."ujar Alena tak percaya.

"Loh gak percaya."

Alena akan bicara lagi, tapi tak jadi karena papanya sudah datang. Dan langsung menyambut Arsa dan mengajaknya masuk. Alena bingung. Kok bisa papanya kenal sama om ganteng ini ? Otak Alena benar-benar bingung dibuatnya.

"Alena."panggil papanya

"Alena!"panggil papanya lagi sedikit keras. Membuat Alena sadar dari lamunannya.

"Hah?iya pa."sahut Alena.

"Kok melamun sih? Ini papa mau kenalin kamu sama teman papa nih."ucap papanya, lalu Alena melihat keduanya. Tangan Arsa sudah terulur minta dijabat oleh Alena.

Alena melihatnya dan segera menjabat tangannya dengan wajah masih bingung.

"Saya Arsa Farzan Arazzi. Tapi panggil aja saya Arsa ya. Panggil om Arsa juga boleh."katanya

"Alena"balas Alena singkat.

"Nah Alena, ini teman papa yang papa bilang ke kamu itu loh, yang mau papa nikahkan sama kamu."ucap papanya membuat Alena membuka mulutnya lantaran ia agak kaget dan tak percaya dengan ucapan papanya.

*******

8.11.17

Fake UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang