Basah.. Mungkin mimpi.. Semakin basah.. Apaan nih..
"Aduh"
"Bangun sayang, sekolah"
"Kebiasaan deh, kalo bangunin disiram air"
Bunda ngakak.
Pagi ini aku males banget pergi ke sekolah, bukan karna sakit tapi buat ngindarin si kutu kupret arga. Kemarin dia ngungkapin perasaannya terus belum aku jawab. Males banget dah.
"Aina libur dulu ya bunda ke sekolahnya" kataku pada bunda yang lagi buka jendela kamarku.
"Emang kenapa? Sakit?" tiba2 bunda meletakkan tangannya di jidatku.
"Aku strong, jadi gak akan kena hama sakit" kataku.
"Strong tapi kok lesu gitu mukanya" kata bunda menunjuk wajahku.
"Biasa aja tuh" kataku memalingkan wajah.
"Ditungguin cogan tuh, mandi gih" kata bunda membuatku seketika bangun dari tidur dan berlari mengintip ruang tamu.
Arga kesini? Mampos dah, kelar na idup kau. Harus jawab apa coba. Huwaaaa hiks.
"Woi"
"Alaamak"
Arga ngakak.
"Mau buat aku serangan jantung ya kau?" kataku teriak.
Arga tetap ngakak.
"Ketawa aja terus" kataku BT
Arga mulai diam dan sok gaya merapikan rambutnya.
"Kagak usah dirapi'in, gak bakal berubah" kataku protes.
"Tetep ganteng dong" kata arga dengan tingkat kepedean Sudah dilevel teratas.
"Abis makan rumput liar ya kau, pede banget" kataku menyindir.
Arga ketawa.
Gila nih orang, di ejek malah ketawa.
"Udah yuk berangkat bareng" ajak arga senyum manis
"Ogah" kataku.
"Loh" arga kaget.
Aku tidak perduli dengan omongan arga, aku langsung balik badan dan kembali ke kamar nyamanku.
"Kok balik tidur" kata bunda bingung.
"Capek" kataku.
"Terus?" tanya bunda
"Ngliburin diri" kataku cuek.
"Kalo gitu, jatah uang sekolah dan jajan bunda potong" ancam bunda seketika aku berlari ke kamar mandi dan berteriak.
"Ga, aku bareng" dengan terpaksa kata itu aku lontarkan pda arga tanpa memikirkan tentang perasaan arga terhadapku. Karna ini masalah uang jajan jadi aku harus terus nurut perkataan bunda.
Arga dan bunda terdengar ketawa so hard, aku pura-pura budek aja.
Dasar penghianat.
Dan akhirnya aku dan arga berangkat bersama ke sekolah, se sampainya didepan gerbang sekolah arga menurunkan ku. Tiba-tiba aku dikagetkan oleh seseorang yang menyeretku langsung menjauh dari arga. Seseorang itu membawaku ke belakang sekolah dan memandangku sambil memegang erat tanganku.
"Apa aku salah menyukaimu?" tanya kak rizky serius, aku langsung menelan ludah tidak tau apa yg harus aku katakan.
"Jawab na, apa aku salah menyukaimu?" tanya kak rizky membuatku takut. Lalu kak rizky menempelkan tangannya di pipiku.
"Maaf, kau ketakutan ya, maaf na" kata kak rizky mulai sedih melepaskan tanganya dari pipiku. Aku langsung memegang tangan kak rizky dan menatapnya.
"Kakak tidak salah menyukaiku, itu hak kakak untuk menyukai siapapun. tapi kak, aku menyukai seseorang" kataku menjelaskan dan membuat ku meneteskan air mata.
"Iqbal?"
"Bukan"
"Lalu?" tanya kak rizky serius.
"Atau arga?" kak rizky menekan saat berkata nama arga.
Aku diam.
"Banarkah itu arga?" tanya kak rizky.
"Bu.. Bukan" jawabku gugup.
"Lalu siapa na?" tanya kak rizky mulai penasaran.
"Penggemar rahasiaku" jawabku singkat.
Kak rizky diam, melepaskan tanganya dari peganganku, dan tanpa sepatah katapun dia berlau pergi meninggalkan aku.
Aku diam.
Apa aku akan menyakiti 2 orang sekaligus? Apa aku pantas disukai oleh 2 orang itu? Apa aku pantas? Padahal aku juga tersakiti karna ketidaktahuanku siapa penggemar rahasia ku itu.
"Aina" teriak nadia menghampiriku yang sedang terdiam dibelakang sekolah.
"Kau kenapa disini sendirian?" tanya nadia.
Aku diam.
"Udah yuk ke kelas" ajak nadia menuntunku menuju kelas. Seampainya didepan kelas aku melihat arga.
"Kok berhenti, ayo masuk na, udah bel" ajak nadia tapi aku merasa lemas tak berdaya saat menatap arga dan arga juga menatapku.
"Nad aku mau ke kamar mandi bentar" ucapku singkat dan berjalan menjauh dari nadia tapi entah kenapa badan dan kepalaku jadi tidak bisa dikondisikan.
Kenapa aku jadi lemah gini sih, pusing.
"Na-"
Bruuuuk
Setelah aku mendengar panggilan itu badanku langsung lemas dan tergeletak dilantai. Aku sedikit membuka mataku dan aku melihat seseorang tengah menggendongku lalu aku merasa tidak kuat untuk membuka mata.
**
Aku membuka mata pelan2 dan mencium bau minyak kayu putih yang sepertinya sudah ditumpahkan diseluruh badanku.
"Kau sudah bangun" ku menatap pelan seseorang yang ada disamping ku berbaring.
"A.. Aku dimana?" tanyaku lirih agak pusing.
"Kau di UKS" jawab seseorang itu memegang tanganku.
"Kenapa?" tanyaku dan melepaskan pengangan itu.
"Kau pingsan" jawab singkat seseorang itu.
"Kau sudah bangun na" nadia masuk ke dalam ruang UKS sekolah. Aku melihat seseorang itu pergi menjauh dariku.
Aku senyum pada nadia. Nadia terus bertanya tentang keadaanku tapi aku mengabaikannya dan memandang seseorang yang pergi berlalu menjauh dari tempatku berbaring. Aku terus menatap punggung seseorang itu sampai dia keluar dari ruangan.
"Kak rizky yang membawamu ke UKS" ucap nadia.
Aku diam.
"Tapi yang menjagamu di sini arga" ucap nadia lagi.
"Jadi"
"Iya, arga gak masuk kelas karna nungguin kau disini sampai kau bangun" nadia menjelaskan.
"Lalu kak rizky?" tanyaku serius.
"Mereka tadi hampir berantem lagi na, bahkan mereka saling menatap seperti banyak kemarahan yang mereka pendam, untung ada Iqbal sehingga mereka bisa mengontrol emosi masing2 demi kau" nadia menjelaskan dan menatapku serius.
Aku diam meneteskan air mata.
"Sabar ya na" nadia memelukku.
Kenapa jadi seperti ini, kenapa? Apa yang harus aku lakukan agar mereka mengerti. Meskipun aku belum menjawab tentang perasaan arga tapi arga pasti tau siapa orang yang aku suka. Bukan kak rizky, tapi kenapa mereka terus berantem karna rasa suka mereka.
Thanks yaak udah nyempetin baca 😍
Jangan lupa vote n komen nya aku tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penggemar Rahasia
RomanceDia tak terduga, dia misterius, tapi pembuktiannya tentang Cinta terlihat. Dia ada saat aku terluka, dia penyemangat yang tak terlihat, dia penggemar rahasiaku.