17

64 2 2
                                    

"Apa kau?"

Aku menyipitkan mata.

"Bunda berangkat dulu ya" kata arga mulai berpamitan pada bunda. Akupun juga ikutan berpamitan pada bunda yang saat itu mengantarkan aku dan arga untuk berangkat sekolah. Dan aku gak jadi dijemput pake mobil sama arga.

"Kok diam aja?" tanya arga saat gonceng aku pake sepeda ontelnya.

"Bodo" jawabku kesel.

Arga ngakak.

Aku manyun.

Dasar cowok gak peka.

Sesampainya didepan gerbang sekolah aku langsung pergi meninggalkan arga yg sedang memarkirkan sepeda ontelnya itu. Lalu aku dikagetkan oleh seseorang yang memanggilku.

"Na"

Aku menoleh kebelakang.

"Ka.. Kak rizky" kataku gagap

"Udah sembuh?" tanya kak rizky.

"U.. Udah kak" kataku yg semakin gak enak.

"Ya udah duluan ya" kata kak rizky yg langsung pergi tapi aku mencegahnya.

"Makasih kak" teriakku.

Kak rizky menoleh kebelakang.

"Makasih udah menggendongku ke UKS kemarin" kataku tulus.

Kak rizky senyum.

"Kakak masih marah?" tanyaku.

Tiba-tiba kak rizky melangkah maju mendekatiku. Kedua Tangan kak rizky menyentuh kedua pipiku.

Deg

"Na, aku gk pernah marah sama kau, aku hanya sedih, kenapa bisa aku mencintai seseorang yg tak mencintaiku, terlebih lagi ada orang lain juga yg mencintaimu" kata kak rizky serius.

Aku diam.

"Na, jika saja aku penggemar rahasia itu, aku pasti sudah memberitahumu, tapi sayangnya, itu bukan aku" kata kak rizky mulai sedih.

Aku terkejut.

Kak rizky bukan penggemar rahasiaku?

"Woy, waktu habis"

Seseorang itu datang tak diundang mengganggu suasana sedih menjadi pecah. Kak rizky langsung melepaskan tangannya dari pipiku.

"Apa kau lihat2?" kata arga sewot saat kak rizky menatapnya.

"Kau tuh ya ga, kagak tau apa kalau kita lagi bicara serius" kataku memarahi arga.

"Emang aku pikirin" kata arga sewot.

Aku menggenggam erat kedua tanganku, rasanya pengen ninju mulut kecoak botak itu.

"Udah na, gpp kok, udah ya, aku balik kelas dulu" kata kak rizky langsung pergi.

"Aina" teriakan itu membuat kupingku retak seketika.

"Woy, teriak kan apa gong sih" kata arga.

Nadia manyun.

"Dasar kau nad, retak nih kuping" kataku

Arga ngakak,

Nadia manyun.

"Ya maaf, khilaf" kata nadia.

"Khilaf khilaf, apaan, budeg nih" kata arga ngatain.

"Hih.. Udah minta maaf tauk" nadia mulai gak terima.

"Udah2" pisahku.

"Na, jadikan?" tanya nadia memberiku kode.

"Jadilah" jawabku gembira.

Penggemar RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang