Lost!

35 2 1
                                    

Beberapa hari berlalu sejak kekuatanku bangkit, aku tak bisa lagi hidup tenang, selalu saja ada yang mengawasiku.

Seperti, tadi pagi ketika aku baru bangun tidur, sosok hitam mengintip dari jendela, lalu menghilang ketika aku menginjakkan kaki di lantai.

Yah, inilah konsekuensi yang aku dapat karena memakan apel dimensi, selain itu aku juga sudah bisa mengontrol kekuatanku dan membuat portal.

"Hae, Maya, lagi mikirin apa nih?" Aldy, ketua kelasku bertanya dengan santainya sembari menyodorkan roti dorayaki. "Makasih ya, kemarin"
"Sama-sama" balasku pendek.

Begitu masuk ke kelas, semuanya memandangiku,"Kenapa ges?"
"Nggak kenapa, May. Kita heran, darimana kamu dapat aura gelap kemarin?" Suara yang agak serak, aku berbalik, kulihat dia. "Genta, apa maumu?"
"Aku mau ngambil hakku disini" katanya tersenyum

"May, jangan marah," kata kata Nia-chan menenangkanku.
Sambil tersenyum kubalas perkataannya, "Heh, bocah. Kan terserah dia mau suka siapa, kamu nggak ada hak melarang dia suka sama siapa," kataku lalu tersenyum.

"Dasar," katanya geram sambil mengepalkan tangan dan melayangkan tinjunya ke wajahku, meleset, bodoh!

Aku menghindar tanpa kesulitan, lalu kubalas hanya dengan satu pukulan di perutnya.

Hari ini juga berlalu seperti biasa, nanti kerpok lagi, dirumah Aldy. "May, aku minta maaf soal tadi pagi," suara Genta terdengar di belakangku.

"Hm," jawabku datar.
"Maaf tidak memukulmu lebih keras!" Katanya sambil meninju.
"Meleset, bodoh," kataku sambil menghindar. Buak!! Kutendang perutnya dengan senang hati.

Dia pingsan.

Oh, iya ibu sudah menunggu di parkiran.

Kutinggalkan Genta yang sedang pingsan. Kuselipkan sepucuk surat di pakaiannya.

Jam 2 siang

"Maya-kun!! Kamu dimana?!" Suara telpon Nia-chan menyadarkanku dari lamunan. "Ah, ano.., aku udah didepan rumahnya Aldy,"
"Nia-chan lagi dimana?"
"Disampingmu!"
Aku menoleh ke kanan, sepi.
"Di kirimu, woi"
"Ah, sori ya, kamu nggak kelihatan soalnya,"
"Aku lho segini besarnya nggak kamu lihat, ku tendang kepalamu,"
"Ampun sensei,"
"Yok, masuk!" Aldy memotong pembicaraan kami sambil tersenyum ramah. Dibelakang kami.

Ya, hari biasa berlalu lagi, kerpok, revisi,dan akhirnya! Saat yang paling kutunggu! Pesta menginap! Semuanya menginap disini! Dari Nia-chan, Marsha, Aku, Satria, dan tuan rumah, Aldy.

Ketika aku mulai terbuai dalam tidur yang dalam, badanku terasa panas.

"Aldy!," kubangunkan Aldy dengan berbisik. "Tolong!, badanku panas!"
"Aku bangun," katanya dengan suara mengantuk.

"Aah!" Tanganku mulai bercahaya, selanjutnya tubuhku, hingga akhirnya seluruh badanku. Cahaya menyilaukan mata bermunculan dari tubuhku.

Ledakan kecil terjadi. Begitu kubuka mataku, aku sudah berada di tempat yang aneh. Seperti dunia biasa, tapi aneh. Langitnya berwarna ungu, tanahnya berwarna jingga kekuningan, tanamannya berukuran besar. Kami tersesat! Di dalam dimensi lain yang tidak dikenal!

Aku cek kiri kanan, teman teman masih ada, kubangunkan mereka.

"Nia-chan, Aldy, Sat!, Marsha!" Kubangunkan mereka dengan sedikit berteriak.

"Kami bangun," Nia-chan menyahut dengan suara mengantuk. Semua terbangun, dan kaget melihat alam sekitar.
"Maya-kun!, kita dimana?!"
"Sabar, Nia-chan!, aku masih memproses informasi!, oh, dan tolong bangunin Satria!"

"Kenapa May?," Satria bertanya dengan antusias mengetahui bahwa kita ada dalam dimensi lain.

"Keluarin alatnya Sat!"
"Ini," kata Satria sambil mengeluarkan alat berupa scanner 3d yang, sebenarnya, kami buat bersama untuk mengetahui kandungan suatu makanan dan apakah layak konsumsi atau tidak.

Aku men-scan suatu buah disana [berbentuk stroberi] dan hasilnya positif!, ini layak konsumsi!

Kupetik satu dan kuberikan pada Marsha, "Ini, makan, layak konsumsi kok, dan aku tahu kamu suka stroberi kan?"
Dia memakannya
Selanjutnya ku scan buah mirip jeruk, lalu kuberikan pada Aldy. Buah leci untuk Satria dan mangga untuk Nia-chan.

Selesai makan, kami berkeliling mencari tempat bernaung, Aldy menemukan sebuah goa.

Ketika kami masuk, ada aura yang sangat ringan, namun membuatmu merasa terancam! Kulihat sekeliling goa, kenapa ada bulu angsa di lantai? Ada yang tidak beres!

Ketika aku berusaha menyuruh teman temanku lari, seorang pria mendarat di depan goa, jatuh dari langit!

"Kenapa kalian ada di sini?, taman ini hanya bisa dicapai oleh orang orang tertentu saja!" Teriaknya marah.
"Maaf tuan, kami tersesat," jawabku jujur.
"Kamu!!" Katanya sambil menunjukku, "Kamu adalah orang yang memakan apel dimensi kan?!"
"Tuan tahu?" Tanyaku kaget.
"Akulah penjaga pintu dimensi, Tyrin, aku adalah salah satu anggota Fallen Angels dan merupakan Watcher dunia ini,"

"Aku minta maaf sudah memakannya, saat itu aku tak punya pilihan lain,"

"Tak apa, tapi kau sekarang harus, mengalahkan aku dalam adu pedang, barulah kau kuanggap layak memiliki kekuatan itu!"
"Baiklah, jika itu yang kau mau," senyumku menanggapi.

Dia memindahkan kami ke arena, kami semua didalam!
"Hey! Mereka kan nggak ada urusannya disini?!"
"Aneh, sihirku hanya bekerja pada orang dimensi ini, dan...," pikirnya
"Ah, apakah kalian memakan buah di kebunku??!"
"Iya, memang kenapa?" Satria bertanya dengan antusias seperti biasa.
"Buah buah tersebut hanya tumbuh sekali dalam miliaran tahun, buah buah tersebut adalah buah dimensi, yang dapat memberikan orang yang memakannya kekuatan yang luar biasa!"
"Jadi, kami semua sekarang punya kekuatan, seperti Maya?!" Aldy menebak nebak.
"Iya, tapi kekuatan kalian perlu sebuah dorongan untuk dibangkitkan," jawabku.

"Sekarang mari kita mulai adu pedangnya!" Teriak Tyrin sambil menebaskan pedangnya, hampir kena! Untung saja pedangku muncul pada saat yang tepat dan memblok serangannya.

"Maya!" Aldy berteriak menyemangatiku.
Sip! Perhatian Tyrin terpecah!
Kutebaskan pedangku pada bagian vitalnya, sayapnya.

"Kalian tahu, malaikat itu abadi! Kami bisa beregenerasi dengan cepat, seranganmu takkan mempan, bocah apel!"
Sayapnya putus,
Ketika dia mencoba beregenerasi, sayapnya tidak tumbuh!
Kesempatan!

Kutebaskan pedangku pada sayapnya yang utuh, putus.

Tyrin mengamuk dan berusaha membunuh Aldy dkk! Sial, aku terlalu jauh, "Tyriiiiin!!!!" Teriakku geram.
"Hahaha, sebentar lagi teman temanmu akan menjadi mitos!" Katanya sambil menebaskan pedangnya pada Aldy dkk. Tiba tiba sebuah perisai menghentikan pedangnya dan membuatnya terpental. Satria! Dirinya bercahaya dan pakaiannya berubah! Dari piyama bergambar nanas menjadi baju zirah perang.

Kekuatan Satria terbangkitkan!
"Sat! Back me up!"
"Ok!!"
Tyrin berusaha menyerang kami lagi, pedangnya bercahaya. "Satria, now!!" Perisainya membesar dan melindungi kami dari benturan yang dahsyat. Pedangnya terpental!

Aku tiba tiba berada dalam alam bawah sadarku, tapi tubuhku masih bergerak! Aku berlari di depan Tyrin sedangkan aku yang ini masih di alam bawah sadar, suara yang sering menuntunku muncul.

"Kita aktifkan kekuatan barumu?"
"Ayo lakukan!"
Aku kembali sadar dan punggungku bercahaya!
Tumbuh sayap!
Aku terbang menuju pedang Tyrin dan membelahnya menjadi 2.
Dia putus asa.

"Tyrin!!!!" Satria berteriak dan merangsek maju untuk membentur Tyrin.

"Sat, udah!"
"Tapi dia jahat!"
"Dia udah nyerah, udah biarin aja!"
"Hmph, ok"

"Hey, Tyrin, kami mengampunimu kali ini, jadi jangan pernah ganggu kami lagi!"
"Baik Maya,"
"Sekarang, dimana desa terdekat?"
"Utara, 45°, 1200 langkah manusia."
"Jangan terlalu kaku, sekarang mari berteman!" Kataku sambil tersenyum.
"Ok Maya" balasnya ramah.
"Aldy, Nia, Marsha!, ayo!"
"Kami bosan dari tadi menunggu kalian!"
"Ok sori Dy,"

Kira kira 15 menit kami berjalan, sebuah desa sudah tampak didepan mata! Tinggal menuruni gunung ini saja!
Sebuah plang berisi tulisan
"Hope village, angin permulaan baru menanti!"
Petualangan kami dimulai!

Maya : Lost DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang