Delapan

134 9 2
                                    

Fahri membaringkan tubuhnya di kasur, cowok itu memikirkan Kesya yang tadi terlihat murung saat mengetahui Reyhand pergi berobat bersama Fani. Apa selama ini Dirinya tidak penting untuk Kesya? Apa Kesya tidak peka dengan kode kode darinya? Apa Kesya suka kepada Reyhand? Kenapa Kesya begitu peduli dengan Reyhand?. Fahri menarik rambutnya karena bingung dengan berbagi pertanyaan yang hinggap dikepalanya. Dia menyukai Kesya tetapi kenapa Kesya hanya meresponnya sebagai teman.

Fahri mengambil Handphonenya kemudian menghubungi nomor Fani, Bagi Fahri, Fani adalah obat penenangnya saat dia sibuk memikirkan Kesya. Fani tidak mengangkat panggilanya, membuat Fahri kesal bukan main, kenapa disaat Fahri sangat membutuhkan Fani cewek itu malah tidak ada. Fahri kembali menghubungi nomor Fani dan lagi lagi cewek itu tidak mengangkat panggilanya.

Fahri bangkit dari tidurnya kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar meluapkan emosinya, dengan cara berendam.

***

R

eyhand, Fani, dan Alvaro masih setia mendengarkan penjelasan dari dokter cantik yang menangani Reyhand, Dokter itu menyarankan agar Reyhand melakukan lap darah untuk mengetahui penyakitnya, kerena setelah pemeriksaan dari dokter cantik tersebut Reyhand dinyatakan sakit tifus, sehingga dokter itu menyarankan Reyhand untuk opname.

"Memangnya harus banget ya dokter saya opname?"tanya Reyhand malas

"Sebenarnya kamu bisa saja rawat jalan tetapi suhu tubuh kamu yang terlalu panas, saya tidak mau mengambil Risiko jadi sebaiknya kamu opname disini hingga suhu badan kamu normal"jelas Dokter cantik itu yang diketahui bernama Dian

"Tapi dok, saya paling malas yang namanya bau obat, saya nggak bisa tidur kalau ada bau obat"ucap Reyhand beralasan agar dokter Dian tidak menyuruhnya opname​

"Tidak semua rumah sakit bau obat kok, contohnya disini tidak bau obat, kamu opname saja supaya suhu badan kamu bisa cepet normal, saya takut terjadi apa apa kalau misalnya kamu tidak opname, soalnya tidak ada yang mengawasi"

"Dokter tenang aja, cewek saya anggota PMR kok"ucap Reyhand menunjuk Fani

"Udah deh bang, Lo nurut aja. Lo opname biar Lo cepet sembuh!"ucap Alvaro tegas

"Ya sudah, kamu bisa urus Administrasi nya"ucap dokter itu tersenyum, kemudian menyerahkan selembar kertas kepada Alvaro

"Ya sudah dok, kami permisi"pamit Alvaro kemudian keluar dari ruangan dokter Dian

"Al, gue nggak mau opname, Lo kan tau sendiri gue nggak suka bau Rumah sakit"Reyhand masih kukuh membujuk Alvaro

"Alay banget sih Lo"cibir Fani yang ada disebelahnya

Reyhand terus terusan meruntuki kebodohannya yang mau saja berobat kerumah sakit, sementara Alvaro sedang antri untuk mendaftar Rawat inap, dan Fani sibuk dengan ponselnya

"Halo. Sorry tadi gue nggak denger ada telfon. Ada apa Ri?"tanya Fani menghubungi Fahri

"Lo kemana kenapa nggak ikut rapat OSIS?"Fahri bertanya dengan emosi yang membuncah

"Iya sorry banget. Gue nganterin Reyhand ke rumah sakit"ucap Fani merasa bersalah

"Gue nggak peduli Lo nganterin siapa, gue kecewa sama Lo, Lo sendiri yang ngasih ide pasar murah sama gue ,tapi Lo nggak ada pas rapat"ucap Fahri benar benar Kecewa

"Gue minta maaf Ri, tapi keadaan Reyhand bener bener lagi sakit, gue janji sama Lo Rapat selanjutnya gue akan ikut"ucap Fani masih memohon

"Reyhand siapa Lo sih sampai Lo segitu pedulinya sama dia?"

TEMAN SAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang