Fani menatap Reyhand yang sedang tertidur di bangkar rumah sakit dengan hati berdesir, entah kenapa, tapi setelah Reyhand pingsan Fani merasa jika Reyhand sedang sangat kacau.
Setelah Reyhand kabur dari rumah sakit, dan pingsan di cafe tempat Fani bekerja, Alvaro dan Satria memutuskan untuk memindahkan Reyhand dirumah sakit lain dengan tujuan agar orangtuanya tidak akan tahu.
Alvaro dan Satria menatap Reyhand yang terbaring di ruang UGD dengan perasaan campur aduk. Sedih karena Reyhand pingsan dan Senang karena Reyhand sudah berhasil ditemukan. Sedangkan Fani menatap Reyhand dengan perasaan tidak tega, bagaimana tidak Reyhand yang biasanya petakilan, Asik, jahil, nyebelin, kurang waras sekarang harus terbaring di bangkar rumah sakit dengan selang infus yang menempel ditangan kirinya.
"Kenapa Reyhand bisa sampai di tempat lo kerja?"tanya Alvaro memecah keheningan diantara mereka
Fani menoleh pada Alvaro dan mencetitakan secara detail kejadian Reyhand bisa pingsan ditempatnya, mulai dari Reyhand yang mengirimkan chat kepadanya hingga Reyhand yang tiba tiba pingsan di depan Cafenya
Satria menghembuskan nafas panjang, benar benar binggung apa yang harus dia lakukan saat ini. Disatu sisi dia merasa bersalah telah berkata kasar kepada kedua orangtuanya dan telah memindahkan Reyhand kerumah sakit lain agar orangtuanya tidak tahu tetapi disisi lain dia tidak ingin Reyhand terluka jika kedua orangtuanya tahu tempat Reyhand dirawat saat ini.
Seorang suster menghampiri ketiga remaja yang tengah memandang Reyhand dengan tatapan iba
"Permisi, orangtua Reyhand ada?"tanya suster itu Ramah
"Saya kakanya. Ada apa ya sus?"tanya Satria angkat bicara
"Ini hasil pemeriksaan Reyhand"ucap suster itu menyerahkan selembar kertas kepada Satria "Reyhand harus opname untuk beberapa hari. Masnya bisa urus administrasinya sekarang, Setelah Reyhand sadar kita akan pindahkan ke ruang rawat inap"jelas suster yang bernama Anis itu
Satria mengangguk kemudian berjalan menuju ruang Administrasi untuk mengurus
Sepuluh menit setelah Satria selesai mengurus Administrasi, Reyhand sadar dari pingsanya membuat ketiga remaja yang tengah menunggu Reyhand lega, karena seseorang yang sejak tadi ditunggunya akhirnya membuka matanya
Reyhand tersenyum saat melihat orang orang yang disayangnya tengah menunggunya, dia bahkan juga tidak yakin jika Fani juga ikut menunggunya, ternyata cewek itu juga peduli denganya
"Lo gila senyum senyum sendiri?"tanya Alvaro ketus membuat Senyum Reyhand perlahan pudar
"Lo modus ya?, kenapa lo harus kabur ketempat Fani kerja? Dan kenapa lo harus pingsan disana? Bikin repot tau nggak"tanya Satria mengomel
"Biar gampang lo nyarinya"jawab Reyhand asal
"Lo nggak kasian sama Fani? Dia binggung, karena lo tiba tiba pingsan didepan tempat dia bekerja. Kadang otak lo nggak lo pake mikir ya"lagi lagi Satria mengomel
Reyhand menoleh pada Fani kemudian Tersenyum "sorry beb, tadi gue pusing banget, makanya tiba tiba gue pingsan"jelas Reyhand
Fani memutar bola matanya malas "lo pangil gue apa?"
"Beb"jawab Reyhand tersenyum
"Lo pikir gue bebek?"ketus Fani lagi
"Bukan bebek Fan, tapi itu pangilan kesayangan"
"Nggak penting"balas Fani "kak, Al, gue pulang ya, udah malem banget, ibu pasti nyariin"pamit Fani
"Lo nggak pamit sama gue Fan?"tanya Reyhand memelas