aku dan hidup ku

233K 7K 689
                                    

I

aku dan hidup ku

Ku rapikan nakas dari kamar milik pria yang telah berstatus sebagai suamiku hampir 2 tahunan ini. Kamarnya terlihat elegan dengan paduan nuansa maskulin yang kental, terlihat jelas jika kamar ini adalah milik bukan sembarangan orang. Tak satupun perabotan disini yang dapat ku beli dengan gaji kerja part time ku saat ini. Dan hal yang paling indah dari kamar ini ialah pemiliknya tentu saja, beliau (dengan nada hormat tentu saja, dia suami ku kan?) sedang tertidur dengan pulasnya sambil memeluk guling bernyawa disisinya. Lupakan tentang ‘guling’ yang dipeluknya, saat ini suami tampanku ini sedang tidak mengunakan pakaian apapun sehingga memamerkan otot-otot indahnya yang terpahat sempurna ditubuhnya. oh my God, punggungnya itu loh menguji iman, kenapa kau menciptakan manusia sesempurna ini. Tapi, aku sangat menyayangkan selimut yang menutupi tubuh bagian bawahnya itu, aku yakin bagian itu tidak kalah indah. Inilah aku dan pikiran kotorku.

Ku usap liur yang berhasil lolos dari bibir pucatku. Sebelumnya ku perkenalkan diriku, namaku Bee, panggilan yang diberikan oleh teman-teman ku yang sama berisiknya dengan namaku. Tentu saja itu cuman nama ejekan saja, mereka memberikan nama itu karena mereka mengatakan aku sama ributnya dengan tawon, tidak nyadar diri banget mereka. Nama asliku Ananda Bianka, almarhum orang tuaku biasanya memanggilku Ana atau kalau lagi emosi mereka panggil Ananda. Diluar dari pada itu, suamiku yang paling Kece sedunia ini  lebih sering panggil aku dengan sebutan ‘Bitch’, menyedihkan mungkin tapi itu nama sayang dia berikan padaku, jadi ambil enaknya aja.

Kembali ke dunia. Ku palingkan wajahku dari pemandangan indah yang dipampangkan suamiku ini. Kembali ku rapikan sudut lain ruangan serta mengangkut pakaian kotor suamiku dan ‘guling hidupnya’ yang berserakan akibat aktifitas malam mereka. Melihat cahaya matahari yang mengintip dari tirai jendela di kamar megah ini, cepat ku palingkan wajahku pada jam meja yang ada di nakas kamar suamiku, 06.25. shit, dia akan bangun sebentar lagi, cepat ku bereskan pekerjaanku yang tertunda akibat terlalu banyak berkhayal tadi.

“Bitch…” suara bass dengan campuran serak-serak baru bangun yang ditimbulkan oleh bibir seksi suamiku terdengar, memenuhi indra penengaranku, seketika aku merinding. Jika dilihat dari sudut yang sangat berbeda dari kenyataan sesungguhnya, bukankah suamiku ini sangat manis? dia memanggil namaku sebagai kata pertama yang beliau ingat ketika baru terbangun. “Bitch…” kini suaranya terdengar lebih keras dan menggelegar. Oh shit…

“ya tuan” jawabku tertunduk, sambil meletakkan keranjang pakaian kotor yang kugunakan dibelakangku sehingga terlihat lebih sopan jika berbicara dengan pria tampan yang bahkan matanya belum terbuka di depanku ini.

“apa yang kau lakukan di kamarku jam segini? Sudah ku katakan berapa kali, jangan pernah menunjukkan wajahmu di kamarku bahkan untuk hanya sedetik ketika aku terbangun. Wajah dan bau busuk tubuhmu merusak mood ku di pagi hari” cercanya panjang lebar, kali ini dia menarik bantal kecil yang menghiasi ranjang super besarnya itu dan melemparkannya kearahku “keluar dari kamarku, dan jangan tampakkan wajahmu lagi dihadapanku ketika sarapan pagi nanti, kau mengerti?” semburnya lebih ganas, lalu menggosok matanya agar menghilangkan kantuk, dan meneguk susu hangat yang telah kusediakan sebelumnya di meja di depan sofa mewahnya.

“maafkan saya tuan, saya mengerti tuan” jawabku takut-takut. Secepat kilat ku ambil bantal yang tadi dilemparkan padaku dan meletakkannya di sofa mewah disamping ranjang dan membawa lari keranjang pakaian kotor yang tadi kuletakkan, sebelum menutup pintu kamar megah itu, aku berbungkuk dalam sekali, dan menutup pintu dengan pelan sehingga tidak menimbulkan suara.

“ada apa sayang?” sempat kudengar suara serak wanita yang setauku tadinya berstatus sebagai guling hidup suamiku.

***

Poor Wife (Story 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang