Otak mesumku

95K 4.7K 216
                                    

Ero mode On. (18+)

Maaf page ini ku buat pendek supaya dapat langsung dilangkahin bagi pembaca dibawah umur. Mohon maaf jika ada yang tidak nyaman, tidak suka, dan pengen nabok.

Thnks banyak u/ teman2 yang udah vote dan special thnks to : @priscaa, @fietrie, @vikakecil, @pink12ice, @WidyaElMukarrom dan @fifinnurdiansyah... thanks komentnya... membangun bgt.

Hal yang paling menyenangkan ialah bisa membalas koment kalian,

V

Otak mesumku

Dia mencium tengkukku, lalu bibirnya mulai menjelajahi leherku tak melewatkan seincipun, bernafas disana juga menghirup aromaku sedalam-dalamnya

“aromamu benar-benar memabukkan Ana, kau benar-benar membuatku gila” bisiknya disela setiap ciumannya, sedangkan tangannya terus bergerak membelai tubuhku dari pundak ke pahaku dan kepundak lagi, terus berulang-ulang. Aku hanya mendesah merasakan setiap sentuhannya, mengikat tanganku di lehernya.

Dia mengangkat wajahnya, memperlihatkanku secara utuh bagaimana sempurnanya bentuk tubuhnya, bagaimana hitam pekat matanya yang saat ini memandangku dengan tatapan menggoda menampakkan gairahnya padaku, bagaimana alis tebalnya menyatu menahan gejolak dalam dirinya, bagaimana hidung mancungnya yang sejak tadi terus menggeliku terlihat sempurna disana, bagaiman bibir tipisnya yang terus mencium dan menggodaku itu tengah tersenyum dan membanggakanku. “aku mencintaimu” bisiknya lagi, entah berapa kali dia sudah mengatakannya. Membuat tubuhku bergelinyar mendambakannya.

Tangannya kali ini mulai menyusup masuk kedalam pakaianku, mengusap setiap jengkal tubuhku yang tersembunyi di baliknya. Tak lama dia menemukan gundukanku, menyentuhnya ringan dan mengusap puncaknya memberikan ransangan lebih, membuatku semakin tak kendali hingga tak dapat tenang. Disisi lain bibirnya terus menelusuri wajahku, menciumiku bagaikan candu. Hingga saat mencapai bibirku, dia mendesah dan menginginkan lebih, menginginkan aku memberikan akses padanya untuk membiarkan lidahnya menari dengan milikku. Tentu saja aku membiarkannya, membuat erangannya dan eranganku saling bersahutan.

Kali ini tangannya telah menyusup ke dalam celanaku, mengusap sesuatu yang menonjol di balik underwearku. “aku mencintaimu sayang, sungguh mencintaimu” ucapnya, bagai rintihan, lebih dalam ciumannya padaku, saling menghisap saling bersahutan, tubuh kami bahkan saling bergesekan saat ini.

“katakan lagi, katakan kau mencintaiku…” ucapku serak.

“aku mencintaimu nyonya… aku mencintaimu” balasnya

“nyonya?? Suami tampanku tak pernah memanggilku begitu. Ada yang aneh disini”

“nyonya…” sebuah suara lagi, kali ini bukan suara nge-bass yang membuat seluruh bulukudu merinding namun sebuah suara compreng yang disusul oleh suara ketokan pintu. “nyonya… anda dicari tuan”

“MIMPI??? oh great… lihatlah bagaimana efek dari sebuah ciuman dapat membuatku menjadi semesum ini. dan juga kenapa kehidupanku begitu semenyedihkan ini, bahkan untuk merasakan siksaan erotis suamikupun aku harus di interupsi seperti ini. kau tau bagaimana susahnya berfikiran mesum tentang suamiku itu ketika di setiap malam aku hanya mendapatkan mimpi buruk tentangnya?. ”

Dengan bête se bête-betenya, kulangkahkan kakiku dan membuka pintu kamarku dengan tampang sejutek-juteknya. Diseberang pintu kulihat si ceking lisa (walaupun aku yang lebih ceking) lagi pasang tampang smile sejuta wattnya namun langsung hilang saat melihatku.

“maaf nyonya, apa aku mengganggu istirahat anda” kini dia terlihat merasa bersalah, kulirik jam dindingku 03.20. lihat betapa bodoh pertanyaannya itu.

“ada urusan apa?” aku masih belum bisa menghilangkan rasa jutekku.

“tuan mencari anda nyonya” jawabnya

“ada urusan apa tuan memanggilku jam segini?” kali ini aku sedikit bergidik, apa dia tau aku sedang memimpikannya yang tidak-tidak?

“saya juga tidak tau nyonya”

“baiklah, pergilah beristirahat, kau juga butuh istirahat” lisa membungkuk dan bergegas ke kamarnya. “lisa…” kataku, menghentikan langkahnya “dimana tuan?” tanyaku

“dikamarnya nyonya” jawabnya dan kembali melangkah ke kamarnya dan meninggalkanku terpaku di depan pintu kamarku, takut untuk beranjak.

***

Poor Wife (Story 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang