Maaf… lama nunggu yakh? Hehehe… ^n^…
Kmren Aq dpt ‘karma’ krn nulis judul sakit di episode kmren jdi Aq sakit juga dehh… (sumpah gk penting BGT). Oh ya, ada yg b’t.y ttng BOM? Hehehe… jwb.y iseng aja! Bosan ngetik dan pengen posting tpi blum rampung smua, jdi timbul deh iseng2.y author yg kuker dan jayus ini! trus ada yg na.y knp blm keapus pas udah jam 07.00 wkt Makassar? T.y ma HP-ku. (abaikan) dan satu lagi, novel ini gak bakalan ku hapus, SUMPAHHHH…
Oh ya, nih Pov.y Revan, di bc pelan2 spy gk cpt abizZ… dan satu hal lagi, kyk.y belum tamat disini deh. Menjengkelkan bukan? Saya juga jengkel dengan diriku sendiri yang lebih banyak nulis hal-hal yang gak penting. Udah deh… capcus…
Selamat Membaca…
XI
Poor Husband (Rahasia Hati)
“kenapa kamu bisa begitu bodoh? Bagaimana cewek brengsek itu bisa tahu?” teriakku pada Dani tangan kananku yang bertugas melakukan segala tindakan kotor yang seharusnya ku lakukan. “musnahkan dia, bersama ibunya yang gila itu” teriakku lagi. Ku banting Hp-ku dan membiarkannya berhamburan begitu saja.
Ku remas tangan kananku yang masih menyisakahkan rasa sakit akibat telah menghajar salah satu dokter yang dengan beraninya mengatakan kalau istriku tidak memiliki harapan untuk hidup, mengingatnya saja membuatku berang. Yah, saat ini Ana-ku sedang terbaring koma di kamar termahal di rumah sakit mewah kota ini, tak satupun yang boleh masuk menemaninya kecuali suster yang berjaga ataupun dokter yang mengawasi, namun ku langgar aturan itu, tak pernah sedetik pun ku tinggalkan dirinya, bahkan aku tak tahu sudah berapa lama Ana-ku berbaring tak sadarkan diri. Dia terlihat begitu lemah, tubuhnya yang rapuh terlihat semakin rapuh. Ku genggam tangannya erat, ketika telah duduk disampingnya.
“sayang, bangunlah. Kalau kamu bangun aku akan memenuhi kamar kita dengan boneka teddy, kau suka kan? Dan tentu saja tak ada lagi yang akan mengganggu kita. Aku sudah menyingkirkan di brengsek Gerald, dia sudah membusuk di tanah sekarang dan tak lama lagi ibu dan saudari Reza juga akan menyusulnya, hahaha…” aku tertawa sakratis, mengingat Ana hanya terbaring diam tak merespon sedikitpun ucapanku.
Ku kecup punggung tangan kanannya, mencurahkan seluruh rasaku, menunjukkan padanya betapa aku mencintainya. Tiba-tiba suara berisik di belakangku mengusikku,
“Rev, pulanglah dulu. Kau bisa sakit kalau tidak beristirahat, biar mama yang jagain Ana” ku tatap nanar pada mamaku, aku tak peduli dengan diriku dan aku tak ingin ada yang menggangguku berdua bersama Ana-ku.
“KELUAR… HANYA DOKTER ATAU PERAWAT YANG BOLEH MASUK, KAU AKAN MENGGANGGU TIDUR ANA-KU” Geramku, mama terlihat syok mendengar jawabanku, aku tak peduli. Yang ku pedulikan hanya kesembuhan Ana-ku.
“Ma, izinkan aku bicara dengan Revan, ada beberapa hal yang ingin ku sampaikan” kakakku Adam yang juga merangkap sebagai dokter di Rumah sakit ini menenangkan ibuku, istrinya hanya menatapku dengan kebencian yang terlihat dengan jelas. Tak ku pedulikan kehadiran mereka, hanya ada nama ana yang terus terpampang jelas di otakku.
“Revan, apa benar kau menghajar Dok. Kevin?” Tanya adam beberapa saat kemudian, aku berbalik dan menemukannya berdiri sendiri, tak tampak kehadiran ibuku maupun istrinya. Aku hanya mengangkat bahu. “kau seharusnya tak melakukan itu, yang dia katakana benar, kemungkinan Ana untuk hidup sangatlah kecil” lanjutnya, aku menerjang kearahnya, mencengkram kerah bajunya, namun kurasa itu tak menyurutkan keberaniannya.
“diamlah, atau kau juga akan berakhir seperti dokter gila itu” geramku, dan melemparnya menjauh.
“tubuh Ana tidak dapat menanggungnya…” bentaknya, membuatku mematung seketika. “tubuh Ana sudah tak tertolong, banyak kerusakan pada jaringan tubuhnya, tulangnya bahkan banyak yang bergeser tak sesuai dengan tempatnya, Claudia yang mengatakan padaku kalau kau sering menyakiti istrimu. Taukah kau, kaulah yang membuat ana menjadi seperti ini, bukan peluru yang bersarang di bawah jantungnya, bukan dokter yang menanganinya yang tak mampu menyembuhkannya tapi kau, kaulah yang akan membunuhnya…” adam mengambil nafas, menenangkan amarahnya “dan ku mohon, biarkan dia pergi. Sudah saatnya dia pergi, dia…” kata-kata adam terhenti, bogem mentahku bersarang dipipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Poor Wife (Story 1)
RomanceBee alias Ananda Bianka adalah seorang istri yang sangat menghormati suaminya yang bahkan tak berani dia sebut namanya. berbagai tekanan yang menimpanya tak membuatnya surut untuk terus menghormati suaminya yang bahkan tak melihatnya sebagai seorang...