Alasan

100K 5.8K 443
                                    

Thanks untuk vote teman-teman, dan part ini ku persembahkan untuk kalian dan juga @fietrie sebagai pembaca pertama yang berkomentar padaku. Terima kasih dan selamat membaca.

***

IV

Alasan

Aku duduk menatap tas belanjaan yang tersusun rapi di depan ranjangku, tidak tau harus berbuat apa pada mereka. Takut-takut ku buka lagi satu-persatu tas itu, memilah gaun yang terlihat sederhada dan cocok untukku. Mengingat kembali kejadian yang baru saja terjadi, bagaimana mungkin sang tuan besar itu mau membelikanku baju-baju semahal ini? kalau benar dia kerasukan jin baik, sebaiknya aku memanggil dukun secepatnya sebab seburuk apapun tindakan suami tampanku padaku, aku tidak mau beliau digantikan oleh makhluk apapun dimuka bumi ini. apa sudah kukatakan bahwa aku ini adalah istri yang setia dan beradab? Kalau belum, baru saja telah kukatakan.

Ada beberapa alasan yang mungkin menyebabkan dia berubah, menurut otak kecilku yang jarang ku pakai ini. yakni :

1.         Beliau mengidap penyakit mematikan yang mungkin akan merenggut nyawanya tidak lama lagi.

“Tunggu, kalau beliau mati aku jadi janda dong ‘Janda perawan yang kaya raya’ hahaha… , back to earth Bee… kalaupun si tuan besar lagi sakit, apa gunanya beliau memiliki dokter pribadi yang harganya selangit itu dan harus mati tanpa pengobatan yang semahal apapun dapat beliau bayar. Seharusnya aku dapat Berfikir dengan lebih realistis, mungkin beliau bukan orang pintar seperti ku tapi julukannya sebagai pengusaha muda yang jenius dan suksek dalam menjalankan perusahaan multiinternasionalnya itu tidak bisa dipandang sebelah mata. Maka opsi pertama hangus”

2.       Beliau memiliki istri kedua, dan dengan bermanis-manis padaku aku akan menyetujui hubungan itu.

“kebetulan beliau tidak pernah ada niat sedikitpun untuk menceraikanku, jadi istri kedualah yang ku pikir menjadi alasan. Tapi, Hal yang paling tidak mungkin bagiku ialah menolak apa yang diinginkannya, melihat yang diinginkannya dariku hampir tidak ada. Maka jika beliau mau aku tanda surat kematianku pun bukanlah hal yang sulit untuknya, apalagi sampai harus bermanis-manis padaku. Jadi opsi ini juga tidak dapat dihitung.”  Stress dengan pikiranku sendiri, ku jambak rambutku, berharap dapat meningkatkan fungsi otakku.

3.       Dia sudah bosan menyiksaku dan berfikir untuk mengganti metode penyiksaannya padaku.

“mungkin saja, otaknya yang tidak pernah berhenti bekerja itu tentu saja punya banyak akal untuk menyiksaku dengan cara yang berbeda dan mungkin akan semakin menakutkan dari sebelumnya. Oke, opsi ini cukup masuk akal. Akan ku masukkan ke dalam brangkas pertahananku” tapi dari sudut hatiku yang paling dalam ada juga pikiran yang menyusup, dan berfikir bahwa

4.        MUNGKIN DIA JATUH CINTA PADAKU, DAN INGIN MEMPERBAIKI HUBUNGAN PERNIKAHAN KAMI.

“aku dan otak bodohku. Hal ini sampai kiamat khubra (kiamat besar)-pun tidak mungkin akan terjadi. Dia sangat membenciku. Ingat?”

Melihat opsi ke 3 lah yang paling masuk akal, maka dengan segenap jiwa dan ragaku aku akan berusaha untuk mempertahankan diriku dari segala ancaman yang munkin saja akan terjadi di kemudian hari. Huh… aku mendesah panjang dan mengangkat wajahku yang tertunduk. Disana tepatnya di pintu kamarku yang terbuka lebar berdiri malaikat pencabut nyawaku yang paling seksi sedunia.

“se.. sejak kapan tuan berdiri disitu?”

“hm… kalau tidak salah sejak kau menjambak rambutmu sendiri” jawabnya, sambil menahan senyum.

“tuh kan.. ini aneh, dulu bicara lebih dari tiga kata padanya aku bisa dapat bogem, tapi sekarang entah sejak kapan aku bisa berbicara lebih panjang padanya. Dan yang paling aneh dari yang teraneh di dunia ini. BELIAU MENAHAN SENYUM? Artinya suami tampanku ini mau senyum tapi ditahan, maunya sih teriak padanya ‘ayo senyum aja, jangan ditahan-tahan’ seperti kata radit gitu. Tapi karena masih menghargai nyawa yang diberikan tuhan maka kutahan kata-kataku”

Poor Wife (Story 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang