Sakit

107K 4.5K 172
                                    

Maaf lama nunggunya, sesuai janjiku ku update nih!

thnkzZ untuk Vote and Coment.y, mereka berdua lagi liburan ke Hawaii karena t’lalu senang. Ninggalin aq yg t’puruk sendiri.

Oh iya, judul yg kmren dgn yg ini aq ganti, cozZ kyk.y ‘Rahasia hati’ cocok.y u/ part t’akhir aja. Gak usah lama-lama. Capcus deh…

selamat membaca...

X

Sakit

Sebuah deringan mengusik tidurku, mataku yang kini bengkak total terasa sangat berat untuk kubuka. Dengan susah payah ku angkat tubuhku hingga dapat terduduk di ranjangku, setiap gerakan yang ku buat mengakibatkan rasa nyeri yang amat sangat di selangkanganku. Kurasakan pula rasa sakit di kepalaku, bagaikan berton-ton baja telah tertumpuk sana. Ku usap wajahku yang menunjukkan jejak-jejak tangis serta ku kocok mataku agar dapat melihat dengan sedikit lebih focus. Ku cari asal suara deringan tersebut dan menemukannya di bawah ranjangku, entah bagaimana bisa Hp-ku sampai kesana, seingatku sebelumnya benda ribut ini berada di kantongku. Kulihat layarnya.

“Hallo Clara…” jawabku, setelah sebelumnya mengatur nafasku dan berdehem beberapa kali untuk menghilangkan serak di tenggorokanku

“hallo juga bebzZ… eh aku lupa bilangin ke kamu kalau angkatannya kita mesti pakai pakaian warna biru langit” celetuk Clara, ceria seperti biasa “BeibzZ… kamu kenapa?” mendengar pertanyaannya yang tiba-tiba aku kaget sendiri. Cewek satu ini benar-benar tau bagaimana dan seperti apa aku.

“aku baik-baik saja” jawabku cepat “oh jadi biru langit yah?”

“Bee.. apa yang terjadi? Kamu sakit? Suaramu terdengar aneh!” dia tak mengindahkanku.

“aku baik-baik saja, hanya flu dikit” aku mencoba meyakinkannya, kulirik jam di dindingku. 16.02. “kok kamu baru kasih tau ke aku kalo mesti pakai pakaian seragam sih, gimana coba kalo aku gak punya baju?” lanjutku, dia terdiam lama. “Clara..?” tanyaku, terdengar dia mendesah panjang

“jangan memaksakan dirimu kalo kamu lagi sakit, aku gak ingin jadi perawat di pesta nanti” jawabnya, terdengar jelas nada khawatir dibalik olokannya.

“apakah sebaiknya aku tak usah pergi? Keadaanku benar-benar tak mendukung, aku bahkan tak yakin dapat berjalan dengan baik. Tapi kapan lagi aku dapat bersenang-senang dengan temanku sebelum aku menjadi sampah, sebelum aku di jual oleh suamiku” mengingat apa yang akan terjadi padaku nanti, kembali mengoyak hatiku. Tangisku terasa akan tumpah saat ini juga, ingin rasanya aku membagi deritaku dengan sahabat baikku ini, namun aku takut, aku takut apa yang akan dilakukannya pada Revan dan apa yang akan dilakukan Revan padanya, aku tak yakin keluarga Clara akan baik-baik saja jika Revan mengetahui mereka tahu tentangku.

“aku akan datang Clara, aku baik-baik saja” kataku lebih untuk menguatkan diriku sendiri.

“kau tau Bee, kami menyayangimu, teman-teman tidak akan mungkin membiarkan kamu datang jika mereka tau kamu lagi sakit, mereka akan memarahiku”katanya lagi

“jadi kamu mau aku bilang apa?” aku mulai jengkel dengan sahabatku yang tidak tahu apa maunya. Dia terdiam lama lagi

“oh iya, suamimu datang kan? Biarkan dia saja yang mengurusmu”dia tertawa kecil “kalian akan menjadi pasangan paling mesra di pesta nanti jika suamimu terlihat mengurusimu yang tengah sakit” lanjutnya.

Sebuah hantaman palu memukul jantungku, kuremas seprai ranjangku membiarkan buku-buku jariku memutih.

“ku… kurasa dia tak bisa datang” ucapku berusaha setenang mungkin

“kenapa?”

“eng… Sibuk”

“dia kan sudah janji padamu, seharusnya dia memenuhinya”

Poor Wife (Story 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang