-The Love Without Name -
[ 名前のない愛 ]Name: 03.
- The Third Name -
「 第二の名前に 」•
•Katsuyuki menguap berkali-kali sambil meregangkan otot kakunya yang mengganggu.
Padahal ini baru tiga jam sejak dia mulai bermain game dengan Daiichi, padahal biasanya dia bisa main lebih dari itu bahkan sampai mata mereka merah pun mereka tidak berhenti hanya untuk mencari minum.
"Giliranmu."
"Malas."
"He? Kenapa? Padahal sejak kemarin kau yang merengek ingin main ini sampai pagi."
"Sekarang aku bosan."
"Jadi apa yang kau ingin mainkan? Arcade, adventure at—"
"Jam berapa kakakmu pulang?"
"Kenapa harus kau pikirkan? Besok hari Minggu, dia tidak akan mengganggu kita."
Katsuyuki menggaruk belakang kepalanya meski tak terasa gatal. Dia mungkin sudah sering ke sini, menginap dan bermain game sampai pagi dengan Daiichi. Ya, dia sudah terbiasa dengan semua itu tapi...,
"Kau punya Cola?" Tanyanya sambil berdiri setelah menendang lemah stick game yang tepat di depan kakinya.
"Cari saja di lemari es." Jawab Daiichi kembali fokus pada game di depannya.
Sementara Daiichi kembali pada permainannya, Katsuyuki mulai beranjak dan turun ke lantai bawah untuk mencari apa yang dia mau.
Cukup menyenangkan mengigat dia bisa mengenal orang seperti Daiichi dihari pertama masuk sekolah dulu. Sementara di lain pihak ada cukup banyak orang yang memandangnya sebelah mata karena predikat berandal yang entah mereka dapat dari mana kemudian disematkan padanya begitu saja, membuatnya jadi orang paling diperhitungkan untuk didekati.
Bukan juga karena di wajahnya tiba-tiba ada tulisan 'brengsek', tapi hal itu lebih mengarah pada hal yang biasa disebut sebagai diskriminasi. Bahkan yang lebih menyebalkan baginya adalah, semua tindak diskriminasi itu kadang dilakukan oleh guru-gurunya sendiri di sekolah, yang seolah menganggap Katsuyuki hanyalah manusia gagal yang sudah tidak perlu lagi dididik karena siapapun selalu sudah punya takdir untuk berandalan semacam dirinya.
Dan takdirnya, tak akan pernah jauh dari jalanan.
"Banyak sekali isi kulkasnya." Puji Katsuyuki melihat isi di dalam sana sangat penuh oleh sayuran, susu, beer kalengan, minuman soda dan beberapa jenis selai juga makanan kering, selain itu juga ada beberapa mangkuk berisi sisa makanan entah kapan.
Hal yang sama saja, yang selalu dilakukan oleh Kazu setiap akhir pekan. Memenuhi isi lemari es mereka, juga menambah beberapa makanan kering yang bisa diolah kapanpun dengan masa kadaluarsa panjang. Hanya saja, Kazu tidak pernah minum alkohol, kecuali kalau dia sedang memikirkan sesuatu yang membuatnya seperti ingin melarikan diri.
"Sedang apa kau di situ?" Suara berat dan penuh penekanan itu membuat Katsuyuki cepat-cepat mengambil apa yang dia inginkan lalu menunjukannya pada orang yang entah sejak kapan sudah ada di rumah tersebut.
Itu Tadashi Maeda, kakaknya Daiichi.
"Mengambil ini." Jawab katsuyuki sambil mengangkat kaleng Cola di tangannya.
Tanpa mengatakan apapun, Tadashi terus menatap ke arah katsuyuki. Seolah tahu dengan apa yang diinginkan pria yang bekerja satu perusahaan dengan Kazu itu inginkan, Katsuyuki memilih untuk tidak memancing kemarahan kakak sahabatnya sendiri. Setidaknya, tidak malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
名前のない愛 ( On Hold )
Short Story[ BUKAN NOVEL TERJEMAHAN ] #1 shonen Shounen-ai 09/04/2020 Judul; 「 名前のない愛 」 The Love Without Name 愛が憎しみに変わるとき、私はあなたが永遠に向かって強化した最初の. - Katsuyuki Kotoha & Fumihito Kazu - The base on true story. ©2018 By: Hyagi_0z