✿ Name : 04 ✿

820 135 6
                                    

- The Love Without Name -
   [ 名前のない愛 ]
   
    
Name; 04.

- The Fourth Name -
第二の名前に


Cinta tak beralasan ini...,
    
     
        
     
    

Kereta yang akan membawanya pulang delay beberapa menit karena perpindahan jalur. Seandainya tidak ada hal seperti itu Kazu mungkin sudah sampai di rumah dan meluruskan punggungnya sekarang.

Tapi lihat dia sekarang, dia hanya bisa duduk di kursi yang tersedia di peron untuk menuggu keretanya datang.

Untuk menghabiskan waktu juga rasa bosan, Kazu memilih mengeluarkan ponselnya dan berharap berandalan kecilnya memberi kabar walau hanya mengatakan kalau dia sudah makan malam.

Ah, dia ini apa sih?

Kenapa dia selalu saja berpikiran yang tidak-tidak tentang anak itu. Padahal Kochi-nya sudah besar dan sudah bisa membawa dirinya sendiri sekarang tapi, kenapa dia sangat khawatir untuk beberapa hal yang dilakukan anak itu.

Baiklah dia memang selalu menghawatirkan apapun yang dilakukan oleh Kochi, karena anak itu akan selalu bertindak diluar kendali untuk sesuatu yang tidak dia sukai. Berbanding terbalik ketika sesuatu yang disukainya ada di depan mata.

Tapi apapun yang dikatakan orang-orang tentang Kochi dengan sifatnya yang seperti itu, dia tetap menyayangi anak itu dan rela melakukan apapun untuk tetap membuatnya tersenyum lebar.

Apapun.

Tidak peduli hal itu akan melukai siapa dan seperti apa.

Sirine tanda kereta tiba sudah dibunyikan. Kazu segera memasukan ponselnya ke dalam saku celana lagi dan berdiri sambil menjinjing belanjaannya. Saat kereta sampai dan pintu dibuka, dia mulai berjalan untuk masuk ke dalam bersama penumpang lainnya tapi langkahnya tiba-tiba berhenti.

Sepasang matanya membulat lebar saat wajah yang tak asing itu berada tak jauh darinya.

Pria itu sedang berdiri tepat di depan pintu masuk, sambil memegang sebuah buku dan membacanya cukup serius di sana tapi bukan berarti orang itu tidak akan melihat Kazu dengan posisi demikian.

Dia harus menyingkir.

Perlahan Kazu menggeser kakinya untuk mundur dari sana. Menjauh meski hanya satu sentimeter demi satu sentimeter.
Tapi orang yang hendak masuk ke dalam kereta itu bukan hanya dia, berkali-kali tubuhnya terdesak masuk meski beberapa kali juga dia mencoba bergerak pergi.

Tidak. Dia pikir kalau dia tidak bisa terus berada di sana, dia harus pergi dan menunggu kereta berikutnya datang, maka dari itu Kazu mulai berbalik dan menjauh saat pria itu ikut berbalik dan melihat ke arah luar di mana masih cukup banyak orang yang terus mencoba masuk ke dalam dari arah peron.

Mata mereka bertemu. Kazu menelan ludahnya paksa, dia terus berbalik dan mencoba untuk kabur secepat yang dia bisa tapi, sesuatu menangkapnya sebelum dia benar-benar menjauh.

Tubuhnya gemetar seketika. Bahkan keringat dingin pun mulai turun dari pelipisnya, wajahnya pun terlihat pucat seketika.
Orang itu ... dia tidak mungkin mengenalinya hanya karena satu kali lirikan, bukan? Tidak mungkin dia akan langsung menangkap sosoknya secep—

"Nak, kau menjatuhkan ini."

"Huh?"

Sirine penanda kalau kereta akan segera berangkat kembali dibunyikan. Tak lama kemudian pintu kereta mulai tertutup dan bergerak perlahan meninggalkan seorang pria yang menatap diam ke arahnya.

名前のない愛 ( On Hold )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang