Chapter Four

129 24 24
                                    

"Oh iya, idLINE gue lashavia. Yaudah gue, duluan ke kelas ya. Mau balik." pamit gue, sambil melambaikan tangan

"Oke teh. See you soon." jawab Beryl, sambil melambaikan tangan juga

"Jadi modus gue berhasil nih? Aaa.. Senangnya. Beryl, kenapa sih lo baik banget?" batin gue

***

Malam harinya, aku baru saja selesai mengerjakan tugas matematika yang diberikan Bu Tyas. Karena bosan, aku memutuskan untuk bermain handphone. Saat mengecek LINE, tiba-tiba ada pesan yang masuk. Dan saat aku cek, ternyata pesan dari Beryl.

B : Test
S : Ada apaan?
B : Hehe, aku cuma mau ngetes aja, teteh bakal bales apa nggak.
S : Terus sekarang gue udah bales, mau apa?
B : Ya allah teh, jangan judes-judes  atuh..
S : Gue ga judes kok. Gue kan nanya doang.
B : Teh, kapan kita mulai wawancara? Aku udah ga sabar.
S : Nanti gue kabarin deh, kapan siapnya.
B : Oke teh, aku akan setia menanti.
S : Apaan sih gaje banget haha
B : Ga apa-apa gaje, biar teteh ketawa
S : Ih apaan sih
B : Lagi apa teh?

Percakapan aku dan Beryl terus berlanjut. Ternyata Beryl itu lucu sekali orangnya, dia tak pernah membuatku berhenti tersenyum. Setiap ada balasan dari dia, hati ini rasanya menghangat.

Semenjak hari itu, aku dan Beryl menjadi dekat. Setiap bertemu di sekolah, kita saling bertegur sapa. Tak jarang juga, kita mengobrol setelah pulang sekolah. Tapi sebenarnya aku masih agak takut kalau kelihatan anak-anak Triaska, terutama fans-fansnya Beryl. Bisa-bisa aku diserang mereka.

Suatu hari, aku sedang mengobrol dengan sahabat-sahabatku pulang sekolah. Saat sedang seru-serunya, tiba-tiba aku dipanggil oleh Mahdi.

"Shav, ada yang nyariin tuh!" teriak Mahdi dari pintu kelas

"Siapa, di?" tanya gue sambil melihat ke depan kelas

"Liat aja ke depan." jawab Mahdi

"Tumben si Shavia ada yang nyariin haha." kata Chassie

"Hahaha sialan lo, Cha."

"Tapi emang tumben sih, Shav. Siapa ya yang nyariin lo." ucap Nalla

"Jangan-jangan doi lu, Shav." sambung Angela

"Heii asal lo haha. Udah ah gua cek dulu, kasian nanti nunggu lama." balas gue, langsung berjalan ke depan kelas.

Di depan kelas...

"Hai teh." sapa Beryl

"Beryl, lo ngapain ke sini?" tanya gue panik

"Emang kenapa teh? Aku mau ngajak teteh makan." kata Beryl

"Nanti ketauan temen-temen gue. Nanti kalau gue diserang fans-fans lo gimana? Seriusan mau ngajak gue makan?" jawab gue panik sekaligus kaget

"Seriusan dia mau ngajak gue makan? Ngga salah denger kan gue?" batin gue

"Ya udah ga apa-apa ketauan juga teh, kenapa teteh yang harus panik. Seriusan teh, aku mau ngajak makan bareng, tapi diluar. Mau ga teh?"

"Hmm.. Gimana ya?? Ya udah boleh deh, sekalian gue ngewawancara lo."

"Nice. Aku tunggu di sini ya teh." balas Beryl, sambil tersenyum manis

"Oke, gue ke dalem dulu beresin tas."

"Itu anak niat banget ya ngajak gue jalan? Udah bawa tas segala." kata gue dalam hati

Di dalam kelas...

"Lama banget Shav. Siapa sih yang nyariin lo?" tanya Nalla kepo

"Hehe, si Beryl yang nyariin." jawab gue sambil cengengesan

"DEMI APAA???" teriak Nalla, Angela, dan Chassie

"Ishh, jangan teriak please. Nanti ketauan gue." kata gue memohon-mohon

"Gila Shav, gokil parah lo bisa-bisanya dicariin Beryl. Lo sembunyiin apa nih dari kita?" kata Angela

"Gue ga nyembunyiin apa-apa kok. By the way, gue balik dulu ya guys. Byee." pamit gue sambil memakai tas, lalu menghampiri Beryl

Aku pun menghampiri Beryl yang sedang duduk sambil memainkan handphone nya. Diam-diam, aku duduk di sebelahnya.

"Eh, udah teh? Kita mau makan dimana nih teh?" tanya Beryl, langsung memasukan hapenya ke kantong celana

"Gue bebas deh dimana aja. Yang penting ga ada anak Triaska. Tidak mengundang perhatian orang banyak." jawab gue

"Rumah teteh aja kalau gitu." celetuk Beryl

"HAH? SERIUS?" tanya gue kaget

"Ya kalau dibolehin sih, aku mau-mau aja." jawab Beryl

"Mau beneran? Gue mah ga apa-apa. Palingan lo bakal ketemu ibu gue."

"Ih atuh nanti ketemu calon mertua dong." kata Beryl keceplosan

"Hah? Apa? Tadi lo ngomong apa?"

"Ah? Eh? Oh.. Nggak kok teh, aku ga bilang apa-apa." jawab Beryl agak gugup

"Bohong. Lo tiba-tiba jadi gugup gitu." selidik gue

"Nggak teh serius deh. Yaudah yuk, kita berangkat teh." ajak Beryl

"Oke. Lo jalan duluan deh. Jalannya tetap di depan gue." ucap gue memperingati

"Oke siap bos!"

Aku dan Beryl pun berjalan menuju parkiran motor. Melihat dia dari belakang seperti ini, ingin rasanya memeluk dia. Pasti terasa sangat nyaman bersandar pada punggung indahnya. Membayangkannya saja, mampu membuatku tersipu malu.

"Beryl!" panggil seseorang, yang ternyata Ubay

"Widih, ada apa?" tanya Beryl ke Ubay

"Ga apa-apa sih. Gue cuma mau ngasih tau, besok kita latihan di tempat biasa bukan di sekolah. Lo mau kemana nih sama si teteh? Hai teh." jawab Ubay, sekaligus menyapa gue

"Hai juga." sapa gue sambil tersenyum

"Kepo lo haha. Udah ah, gue mau pergi dulu. Thank you bro." pamit Beryl

"Sip, hati-hati lo bonceng si teteh." balas Ubay

Di parkiran motor..

"Ber, gue naik nya di depan sekolah aja deh. Jangan di sini, ketauan anak Triaska banget. Tuh, udah pada ngeliatin ke sini." pinta gue, sedikit memelas

"Yaudah deh aku ngalah. Tunggu di depan aja teh." kata Beryl sambil memakai helmnya

Akhirnya aku menunggu Beryl di depan sekolah. Tanpa melihat sekeliling pun, aku tahu kalau sekarang aku dan Beryl lagi jadi pusat perhatian. Mungkin yang ada di pikiran mereka, kenapa aku yang orang biasa, bisa berdua dengan bintangnya Triaska. Aku merasakan tatapan mereka yang tidak percaya, tidak suka.

"Yuk teh." ajak Beryl sambil menyodorkan helm

"Lo siap banget kayaknya, helm bawa dua gitu." balas gue sambil memakai helm, lalu naik ke motornya Beryl

"Hehe emang. Udah siap teh? Jangan lupa pegangan, nanti jatoh. Kalau perlu peluk pinggang aku aja." ucap Beryl

"Ih apaan sih, jangan gaje dong haha. Gue udah siap nih." jawab gue sambil memukul pundak Beryl, lalu Beryl pun langsung menggas motornya


To be continue

😁😁
Jangan lupa baca,vote,comment, dan share ya. Tinggalkan jejak kalian disini 😄

DilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang