14 : Blank Space

1K 252 63
                                    

Seminggu, tujuh hari, seratus enam-puluh delapan jam, dilewatin oleh Jinyoung tanpa kata-kata gombal Jihoon dan tanpa rusuhan lucu Guanlin. Kangen? Hah, makanan jenis apa itu.

Jinyoung enggak cuman kangen, tapi rindu.

Anggep aja Jinyoung ada diposisi gak milih siapapun diantara dua orang itu dan ada di zona nyaman. Dimana-mana, rasa nyaman itu bisa ngalahin rasa suka dan cinta. Siklusnya 'kan, dari nyaman jadi suka dan berakhir cinta.

Lagian juga siapa yang enggak bakalan eneg kalau liat orang yang pernah deket sama kamu, sekarang sama orang lain? Nyesek?

Iya, kayak Jinyoung yang sejak pagi udah disuguhin sama pemandangan Jihoon-Siyeon berangkat bareng dan siangnya ngeliat pemandangan Guanlin-Nancy jalan ke perpustakaan.

Sekarang, Jinyoung duduk di pinggiran lapangan dengan badan yang nyandar di salah satu pilar. Hari ini, Mama Joohyun lagi keluar kota. Mau nemenin tantenya Jinyoung yang lagi sakit, suaminya baru dapet tugas ke luar negeri dan mereka belum punya anak karena baru nikah enam bulan yang lalu.

"Baejin, ntar gua mau jalan-jalan ke timezone sama Kak Mark. Mau ikut gak? Ntar sekalian nonton film baru." Haechan tau-tau aja nongol dan duduk disebelah Jinyoung.

"Enggak, ah. Hari ini mamaku pergi, aku disuruh jaga rumah." Jawab Jinyoung dengan malas.

Ya, siapa yang gak malas kalau udah tau ntar ujung-ujungnya bakalan jadi obat nyamuk dari pasangan yang ngambil boneka di timezone dan suap-suapan popcorn di bioskop.

Film baru yang lagi booming sekarang itu yang judulnya 'IT'. Film horror, ada unsur psikopatnya juga. Seandainya nanti mereka nonton itu, 'kan enak Haechan bisa duselan sama Mark.

Jinyoung sama siapa? Sama badutnya? Yang ada bukan suap-suapan popcorn, malah Jinyoung yang dimakan.

___________________

Tadinya, Jinyoung berniat main ke taman biar enggak bosen. Diem-diem nyesel nolak ajakan Haechan, cuman mau gimana lagi. Ibaratnya, Haechan dan Mark itu siomay sama tahu, nah Jinyoung itu parenya, pahit. Paling dilirik cuman pas Haechan minta temenin main magic sand doang.

Terus, ada anak kecil yang nyamperin dia. Perempuan, rambutnya dikucir dua, dan muka kebule-bulean. Lucu dan keliatan familiar. Anak kecil itu nyapa Jinyoung, "Kakak manis sendirian aja."

Jinyoung senyum tipis dan nyubit pipi tembem anak itu. "Kamu juga sendirian aja, hati-hati nanti hilang, lho." Candanya seraya melebarkan senyum. Seenggaknya, anak kecil ini bisa balikin moodnya Jinyoung.

Atau emang pada dasarnya, si manis bermarga Bae ini suka sama anak kecil.

Anak itu menggeleng cepat dan cemberut. "Aku tadi gak sendirian. Lagi jalan-jalan sama Kak Nana. Tapi, Kak Nana malah sibuk main sepeda sama temennya."

Jinyoung hanya tersenyum, lalu mengusap rambut anak itu. "Kak Nana sekarang dimana?"

"Itu Kak Nana sama Kakak China." Kata anak itu sambil nunjuk ke salah satu spot sepedaan.

Mata Jinyoung menyipit, lalu membulat setelahnya. Tangannya yang tadi ada di atas kepala anak itu langsung turun.

Itu Guanlin sama Nancy.

Anak kecil ini adeknya Nancy dan Jinyoung ngerasa dèja vu sesaat. Dia sama Guanlin pernah kayak gitu.

Tanpa suara, Jinyoung langsung ninggalin adeknya Nancy, ngebikin anak kecil itu agak teriak manggil Jinyoung.

Yang diteriakin cuman noleh sebentar dan saat itu matanya enggak sengaja ketemu sama mata Guanlin.

Guanlin agak kaget lihat Jinyoung di sana. Tapi, entah mengapa Guanlin sedikit cuek dan sengaja lebih mendekat bersama Nancy.

Detik itu, Jinyoung merasa sesuatu di dalam tubuhnya sedikit nyeri.

Taman ini ramai, tetapi Jinyoung merasa sepi.
























×××

Aku syudah lama tidak apdet ya hehe. Ada yang nunggu tidak?

hi, bae! ㅡwinkdeep;pandeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang