HARI Minggu adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh gadis cantik rambut sebahu tersebut. Pasalnya, setiap hari Minggu Papanya akan pergi mengajaknya untuk berakhir pekan. Dalam artian, liburan.
Bukankah Papanya salah satu kriteria pria idaman?
Afrian menyibak gorden yang menutupi jendela kamar Ashaline. Terlihat sekali langit masih sangat gelap, serta udara yang terasa dingin namun menyejukkan. Teringat saat ini masih pukul 04.30 pagi.
Ashaline saat ini tengah berada dikamar mandi, gadis itu sedang mencuci muka dan bersiap-siap untuk mengambil wudhu.
Setelah selesai membuka gorden kamar Ashaline, Afrian melangkahkan kakinya keluar kamar. Ia berjalan menuju mushalla kecil yang ada dirumahnya. Tepatnya disebelah kamar Ashaline.
"Sudah, Pa." sahut Ashaline dari balik pintu.
Afrian tersenyum lembut. Ia lalu berjalan kearah shaf depan, diikuti Ashaline dibelakangnya.
Setelah qamat, shalat berjamaah pun dimulai. Hal ini merupakan salah satu kegiatan rutinnya setiap pagi. Sesibuk apapun Papanya, setidaknya Papanya selalu meluangkan waktu untuk shalat shubuh, maghrib dan isya berjamaah.
"Allahu akbar.."
*
Ashaline tersenyum senang, ia benar-benar tak bisa menyembunyikan raut gembiranya saat ini. Karena apa? Karena Papanya mengajaknya untuk pergi ke villa yang mempunyai pemandangan sangat indah.
Mereka sudah berangkat sejak selesai shalat shubuh tadi pagi, karena apa? Karena Ashaline merengek pada Papanya bahwa ia ingin menyaksikan sunrise divilla tersebut. Terbilang, villa yang dipesan Papanya berlokasi didekat pantai. Tentu saja pemandangannya sangat sangat indah.
Ashaline turun dari mobil Papanya seraya berlari kecil, ia benar-benar tak sabar ingin menyaksikan sunrise. Mumpung saat ini masih pukul 05.30.
"Asha jangan lari-lari, nanti jatuh!" sahut Afrian.
Ashaline hanya memasang wajah menggemaskannya. Ia menarik tangan Papanya lalu membawanya memasuki villa tersebut.
Afrian geleng-geleng kepala. Ia benar-benar tak bisa berhenti bersyukur. Karena apa? Karena Allah telah menghadiahkan seorang putri kecil untuknya.
There's this girl, who stole my heart. And she calls me, daddy. -Afrian Mahveen-
"Papa, ayo! Jangan melamun!" tegur Ashaline cempreng.
Tentu saja Afrian tersentak. Ternyata mereka sudah tiba dilobby. Afrian lalu mengeluarkan kartu creditnya untuk melakukan administrasi.
Setelah selesai, ia langsung membawa putri kesayangannya itu menaiki tangga. Afrian telah membooking kolam renang bagian atas villa tersebut untuknya menghabiskan weekend dengan putri tercintanya. Tentu saja dari lantai atas tersebut, Ashaline dapat dengan mudah menyaksikan sunrise. Karena tempatnya terbuka, dan ada sebuah kursi santai untuk para pengunjung.
Kesan pertama Ashaline adalah, sangat sangat indah. Ia bahkan ingin berlama-lama disana.
"Papa, ayo fotoin Asha!" sahut Ashaline manja.
Tentu saja Afrian sudah siap sedia dengan camera dslr yang tergantung dilehernya. Papanya sangat tahu akan hobby anak gadisnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHALINE
Teen FictionKisah ini akan menceritakan tentang kedekatan seorang ayah dengan anak perempuannya. Bagaimana mereka saling mengisi layaknya teman, sahabat, ayah, ibu dan semuanya terpadu menjadi satu.