Bab 05 pressure!

10K 1.3K 13
                                    

Kepalaku makin pening saat aku terbangun pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepalaku makin pening saat aku terbangun pagi ini. Perkataan Abel semalam menyiksaku. Setelah mengatakan aku cantik dia berlalu begitu saja. Meninggalkanku di kamar ini.

Kami memang akhirnya menuruti Mama yang memintaku menginap. Tapi semalam Abel tidak tidur di kamar ini. Mungkin dia tidur di ruang keluarga setelah menonton bola dengan papa.

Aku menguap dan kini merenggangkan tubuhku. Suara dering ponselkulah yang membuat aku menoleh ke arah nakas.

Sambil turun dari kasur aku mengambil ponselku. Dan berdecak sebal saat melihat siapa yang meneleponku.

"Pagi pak."

Aku mencoba untuk tidak terdengar malas menerima panggilan dari bosku ini.

"Rain dua hari lagi Rain. Deadline-nya. Pokoknya kamu harus ngasih aku bahan untuk mengisi kolom di hari Minggu. Tentang Abel Handoko. Titik."

"Tapi pak.."

Klik

Aku menatap kesal ke arah ponsel. Pak Lukman menekanku. Dia memanfaatkan posisiku sebagai istri Abel untuk mendapatkan berita.

Kulemparkan ponsel ke atas kasur. Bergegas untuk keluar dari kamar
Aku perlu berpikir.

Tapi saat langkahku mendekati taman belakang aku mendengar suara tawa Summer. Ini masih pukul 6 pagi. Tidak biasanya Summer bangun sepagi ini.
Penasaran. Akhirnya aku berbelok menuju pintu samping yang membawaku ke taman belakang.

Dan saat membuka pintu geser itu aku terkejut melihat Abel dan Summer sedang berenang. Di kolam renang yang tak jauh dari taman. Biasanya kolam renang itu selalu di gunakan papa untuk berolahraga.

"Rain. Udah bangun ya? Kata Abel kamu agak sakit semalam?"

Suara itu akhirnya memutus tatapanku kepada Summer dan Abel
Papa sudah berdiri di sampingku dan kini menarikku untuk masuk ke dalam pelukannya. Selalu. Papa pasti memeluk dan mengecup keningnya saat kita bertemu.

"Pusing pa. Karena kerjaan mungkin."

Papa menunduk dan kini menatapku lekat.

"Jangan kebanyakan mikir ah. Gak baik."

Suara tawa Summer makin nyaring terdengar. Hal itu mengalihkan perhatianku dan papa ke arah kolam renang lagi. Summer kini terlihat seperti sedang memeluk Abel di dalam air. Atau mungkin itu hanya penglihatan ku saja? Mereka berdua terlihat mesra.

"Summer bisa cepat akrab sama orang ya. Papa bersyukur dia bisa menyesuaikan diri di sini."

Ada nada sayang dari papa. Aku tahu kalau papa sangat senang ketika Summer kembali ke pelukan keluarga ini.

"Summer gadis yang cantik, pintar dan mudah bergaul pa."

Jawabanku membuat papa mengecup rambutku dengan sayang.

RAINY DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang