Ending Chapter : Our Fate

1.4K 232 48
                                    

Sekejap setelah seseorang yang tak dikenal Taeyong melepas lakban yang menutupi bibirnya, beberapa orang masuk ke dalam ruangan itu termasuk seseorang yang terlihat memiliki kuasa disana karena setiap orang yang menatapnya menunduk saat orang tersebut melewati mereka.

Suasana menjadi sangat tegang dan tak nyaman. Taeyong seperti hewan langka yang dilihat oleh banyak orang dengan tatapan penasaran.

"Benarkah ini Lee Taeyong? Pewaris dari Lee Group?"

Taeyong tak percaya dengan apa yang terjadi sekarang. Pikirannya menerka-nerka situasi apa yang ia hadapi sekarang. Situasi yang ada sangkut pautnya dengan keluarga yang sudah ia lupakan.

"Jadi kau menculikku karena aku pewaris Lee Group?" Taeyong berteriak. Suaranya menggema dalam ruang sempit itu.

Pria itu tertawa sebelum akhirnya melanjutkan, "Seseorang dari kolegamu menyuruhku membunuhmu. Kau harus bersyukur saja karena sekarang kau hanya kuculik."

Saudaraku? Satu orang yang dapat ia pikirkan hanyalah kakaknya yang memang gila kekuasaan dan merupakan alasan kedua mengapa Taeyong meninggalkan rumah tanpa kembali.

"Kau harus jelaskan saja pada kakakku bahwa aku tak akan kembali ke rumah neraka itu lagi! Lepaskan aku!" Taeyong meronta-ronta dari kursinya.

"Tidak. Kau itu seperti bom waktu yang bisa kapan saja menghancurkan kakakmu. Apa kau tak menyadarinya? Ia ingin memadamkan bom tersebut sebelum benar-benar meledak. Jadi dia ingin kau mati."

Sesaat kemudian terdengar derap langkah kaki yang semakin mendekat. Terlihat Jaehyun datang dengan wajah payah penuh keringat dan nafas yang masih tersengal-sengal. Secercah harapan muncul saat Taeyong mengetahui ada Jaehyun di tempat itu.

"Jaehyun... tolong lepaskan aku!" pinta Taeyong. Ia nyaris putus asa. Ia masih memiliki banyak hal untuk dilakukan. Ia tak ingin mati dengan sia-sia seperti ini.

Jaehyun hanya dapat menatap Taeyong iba. Ia pasti akan menyelamatkan Taeyong tapi bukan sekarang saatnya. Ia harus menjinakkan Mr. Choi terlebih dahulu. Membujuknya hingga Taeyong tak menjadi mangsa Mr. Choi lagi.

"Wow. Jadi kau mengenal anak kesayanganku ini?"

Mata Taeyong membulat. Terkejut dengan kata anak kesayangan yang diucapkan pria itu. Namun belum sempat keterkejutannya terjelaskan, Mr. Choi mengulurkan pistol pada Jaehyun.

"Kau tahu, Jaehyun yang paling ahli dalam urusan ini. Aku mempercayaimu." Mr. Choi menepuk pundak Jaehyun beberap kali.

Tangan Jaehyun bergetar menatap pistol yang ia pegang. Ia merasa ini semua adalah jebakan untuk dirinya. Semua yang diperintahkan oleh Mr. Choi untuk membuktikan apakah Jaehyun dapat setia pada Mr. Choi karena orang yang ia sukai sedang dalam bahaya. Siapa yang lebih diprioritaskan oleh Jaehyun.

Mata Jaehyun memanas. Jauh di lubuk hatinya kemarahan semakin berkobar. Ia membenci situasi ini. Walaupun dulu ia tak punya hati dengan menghabisi nyawa orang tanpa pandang bulu, tapi jika nyawa orang yang disayanginya ada di tangannya jelas ia tak terima. Semua berubah karena Taeyong. Jaehyun selalu melibatkan hati dan mengacuhkan ego hanya untuk Taeyong.

Tangan Jaehyun yang memegang pistol terangkat. Perlahan-lahan ia mengarahkan moncong pistolnya ke arah Taeyong. Sedangkan Taeyong hanya pasrah menatap arah pistol Jaehyun yang mengarah di dadanya. Taeyong melihat tangan Jaehyun yang tak stabil memegang pistol itu.

Sedetik kemudian Jaehyun mengarahkan moncong pistolnya tepat di kepala Mr. Choi. Taeyong yang sudah pasrah akan menerima kematiannya kini terkejut dengan keberanian Jaehyun memberontak Mr. Choi.

"Maafkan aku Mr. Choi. Tapi untuk yang satu ini aku tak bisa."

Mr. Choi menyeringai mendapati anak kesayangannya berkhianat. Kini ia percaya bahwa orang yang paling setia kepadamu akan tiba saatnya menjadi senjata untuk membunuhmu sendiri. Begitu pula yang dilakukan Jaehyun sekarang.

FatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang