"Memaafkan seseorang bukan perkara ia yang salah atau kita yang benar. Tetapi tentang kamu yang berhak mendapatkan kedamaian di dalam hati." -Backtojannah
***
Seminggu berlalu. Resya sering tidak masuk sekolah. Alasannya, surat itu.
Surat yang pernah ia terima saat dirinya pulang sekolah. Surat yang membuatnya seketika menangis setelah membacanya. Surat yang membuat ibu juga seketika menangis.
Surat itu dikirim dari yayasan salah satu rumah sakit. Isinya, Re divonis mengidap kanker paru-paru.
Resya sering merasa pusing, sesak, dan hidungnya terasa sakit. Saat ia mengusap hidungnya, sudah keluar darah di sana.
Ia rutin check up ke rumah sakit. Itulah sebabnya ia sering alpha. Itulah sebabnya ia terus berusaha mengembalikan hubungannya dengan Yusron.
Andin, sahabat Re mencoba mencari tau mengapa sahabatnya sering sekali alpha.
To: Reee
Re, lo kenapa? Kok sering alpha sih. Guru-guru pada nanyain loh.To: Andin
Gue sakit, Andin.To: Reee
Hah? Sakit? Kok lo gak bilang-bilang sihhTo:Andin
Gue kanker paru-paru stadium 4. Hidup gue nggak lama lagi.To: Reee
Re, plis kalo bercanda jangan kelewatann!To: Andin
Soal ini, gue serius. Sekarang gue opname.To: Reee
Dengan izin Allah, lo masih bisa sembuh Re. Semangat! Lo di RS mana?Skip.
Pagi itu, di sekolah Andin langsung menangis membaca balasan chat dari Re. Di samping itu, Andin akan membuat sisa hidup Re yang tak lama lagi bahagia.
"Yusron, gue mau bilang" ucap Andin ke Yusron waktu jam istirahat
"Apa?" jawab Yusron
"Resya. Sahabat lo, cewek yang pernah ada di hati lo, dia divonis kanker paru-paru. Sekarang udah stadium 4, Yus." jelas Andin
"Lo serius?" kali ini Yusron tidak bisa bohong. Dirinya masih memperdulikan Re.
"Plis Yus, Re pasti ingin lo ada di sampingnya. Nyupport dia. Dia butuh lo, Yus."
"Buat dia bahagia Yus, plis" pinta Andin
Yusron seketika murung. "Iya An, gue nanti bakal njenguk Re. Makasih ya"
***
Sore itu, Resya tak dapat menahan sakitnya.
"Bu... Maafin Re ya kalo ada salah" ucap Re terbata-bata kepada ibunya yang selalu ada di sampingnya.
"Di mata ibu, kamu nggak pernah salah Nak." jawab Ibu Rahayu sambil terisak-isak.
"Re sayang ibu"
Suasana sore itu persis 5 tahun yang lalu saat ayahnya juga divonis terkena kanker. Seolah hanya cobaan yang diterima Ibu Rahayu selama ia menjadi ibu.
Andin, Yusron dan teman-teman sekelasnya sore itu menjenguk Re. Mereka seketika meneteskan air mata ketika melihat kondisi Re yang sudah tak berdaya lengkap dipasang alat-alat medis di tubuhnya.
"Re, maafin aku ya. Aku salah. Kamu cepet sembuh ya, kita akan perbaiki semuanya" ucap Yusron lirih sambil menggenggam tangan Resya.
"A-ku udah maafin ka-mu dari dulu, Yus"
"Te--men-te--men ma--af-in Re yah"
"Re, kamu nggak boleh pergi!" teriak Andin sambil memeluk sahabatnya itu.
"Bu, Re pergi ya" ibunya menangis. Sambil mengelus kepala Re "iya nak, yang tenang ya di sana"
"Yu--s, a--ku ba-hagia kalau ka-mu ju-ga ba-ha-gia." Butuh 30 detik Resya mengatakan itu.
"Asyhadualla ila haillallah..." Ibu Rahayu menuntun Re mengucap syahadat sebelum anak kesayangannya benar-benar pergi untuk selama-lamanya.
Yusron menangis. Ia mencium kening Re. Yusron kehilangan seseorang yang menyayanginya dengan tulus. Bahkan menyia-nyiakannya.
Yusron akan menjelaskan semuanya pada Hanah tentang Re. Resya bukanlah perempuan yang senang merebut hati orang seperti yang pernah dikatakan Hanah pada Yusron. Yusron akan menjelaskan semuanya, agar Hanah memaafkan Re.
Kalau sudah menjadi takdir Tuhan, memang tidak bisa diubah. Kita bisa berharap seseorang yang kita cintai menjadi jodoh kita, berharap sesuatu menjadi milik kita.
Namun, pernahkah kalian berfikir bisa saja ajal menjemput kita lebih dulu sebelum keinginan kita terwujud.
Ya, manusia hanya bisa berencana, selebihnya Tuhan lah yang menentukan. Jadi, kita harus selalu memperbaiki diri. Takdir Tuhan tidak ada yang tahu.
Resya bersyukur pernah mengenal lelaki tampan dan baik hati seperti Yusron di hidupnya. Yusron tidak akan pernah melupakan Re.
TAMAT

KAMU SEDANG MEMBACA
30 DETIK
Short StoryInspiring by: Sasqinoss *** Bagiku, saat hujan turun itu berarti anugrah Tuhan juga datang. Bagaimana aku bisa membenci hujan, kalau berkat dia aku tidak akan pernah bisa melupakan kenangan indah bersama dirimu. Percayalah, dalam keadaan apapun aku...