03

5.2K 624 32
                                    

TaeGi
[ e s - g o y a n g ]

Warning : OOC

.

.

.

.

.

Ponsel kembali lagi pada genggaman, setelah seribu satu keributan yang Yoongi buat dikamarnya, bagaimana tidak? Bukan masalah ponselnya, tapi banyaknya kontak-kontak penting yang tak dia catat dibuku. Dan jika semua itu hilang dia masih lebih baik Kumamon tak pernah ada, sungguh. Bisnisnya semua ada dalam satu benda canggih itu, ini pelajaran untuk selalu mencatat hal penting, secanggih-canggihnya sebuah benda, menulis manual tetap yang terbaik.

"Marah lagi?"

"Ya gimana enggak, kamu gak bilang ngambil handphone aku buat dibenerin." Endusan iseng itu terlalu mengambil hati Taehyung, dan mulai memunculkan rasa cemas. Jujur, Yoongi tadinya akan berterimakasih, tapi itu terlalu basa-basi.

Taehyung ini sepertinya harus dikerasi. "Bodo amat pokoknya aku marah lagi,"

"Astaga."

"Dan satu hal lagi," Yoongi menunjuk sebuah figura kecil tepat ditengah meja kerja Taehyung, hasil curian kemarin dari kamar Yoongi, "foto kita saat di Jepang punya aku kamu ambil, bukannya dicetak dua ya?"

Taehyung bingung mencari alasan.

"Itulah mengapa anjing dilarang masuk." Memutar kembali memori lama dimana saat itu Yoongi membawa anjingnya Holly ke kantor Taehyung lalu meninggalkannya seharian disana dengan alasan dirumah tak ada orang untuk menjaganya. Taehyung kualahan mengaturnya, " Dia memecahkan figura dan ketika aku membersihkannya foto kita sudah terkoyak—bersama air liurnya."

"Ayolah Taehyung, dia hanya anjing."

Ya dia memang anjing.

Taehyung menusapi wajahnya gusar, sudah dua jam mereka menetap diruang kerja Taehyung tanpa melakukan apapun, Yoongi punya kegiatan dengan handphone nya yang baru sembuh, tapi Taehyung tak punya pegangan apapun untuk menyibukkan diri, tak ada lagi file-file yang mesti direvisi, tak pula berkas-berkas kontrak yang harus ditanda tangani. Taehyung benar-benar lengang hari ini tumben sekali. Mencoba sok sibuk mengetik hal random dilayar notebooknya. Sebenarnya ada rencana kecil dalam lubuk hati, Taehyung ini memang agak sulit untuk mengekspresikan diri dihadapan Yoongi. "Uhm, Yoon?"

"Hah?" Jawab si manis malas, tak mengalih pandangan dengan satu kaki sudah berselonjor nyaman diatas sofa. "Masih marah?"

"Masih,"

"Sampai kapan?"

"Gatau,"

Untung sayang...

Dengan ragu Taehyung menarik napas, ini sering terjadi, tapi kali ini kenapa agak berat dikatakan setelah beberapa hari belakangan, "Mau makan siang diluar?"

"Ga—eh, kemana?" Kebetulan Yoongi lapar, dan sudah lama tidak makan siang bersama. "Dimanapun yang kamu suka."

Bukan itu jawaban yang ingin Yoongi dengar.

"Sekali-kali kamu yang ajak aku dong." Manyunan itu, Taehyung selalu penasaran rasa apa yang terkadung dalam labium merah muda Yoongi, jujur Taehyung tak pernah berani merasakannya. Setiap itu terbenak, seperti sampah busuk, akan dia lempar jauh-jauh dari otaknya.

Ice Cream➖TaeGi [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang