Tch.
Peduli setan dengan orang orang UKS yang tak ada ditempat saat sedang dibutuhkan. Aku memutuskan untuk mengobati Kuroko sendirian dengan tanganku.
Aku menyapu luka Kuroko dengan alkohol, lalu membersihkan darah di wajahnya dengan kapas. Selepas lukanya bersih, aku mengambil perban dan mulai memerban kepala Kuroko dengan rapi. Setelah semuanya selesai, aku membiarkannya tidur untuk beberapa saat.
Aku berjalan menuju wastafel. Setelah itu mulai membersihkan tanganku dan sedikit bagian bajuku yang terkena darah Kuroko.
Handphone-ku sedari tadi berdering. Tapi, aku tetap tak mengangkatnya. Aku tak peduli dengan pelajaran Sosiologi yang sudah berlangsung hampir 45 menit. Aku memutuskan untuk tetap di UKS dan menjaga Kuroko.
"Apa... yang sudah aku lakukan" aku facepalm saat mengingat apa yang sudah aku lakukan tadi.
Berlari ke arah gym, memukuli Kise dan memarahinya, sekarang membawa Kuroko ke UKS seperti pacarnya.
"Aku benar benar akan diledek oleh satu sekolah" aku menghela napas berat.
Aku berjalan gontai kembali ke tempat tidur Kuroko. Kulihat wajahnya yang sangat damai ketika tertidur. Aku tahu dibalik wajah damai itu dia pernah menangis ketika disuruh untuk keluar dari klub basket oleh pelatih Teiko.
Aku tahu dia pernah menangis saat ditinggalkan begitu saja oleh Kiseki no Sedai yang mulai bermain sendiri dan melupakan kerjasama tim, sehingga secara tak langsung mencampak pemain seperti Kuroko.
Kalaupun aku jadi Kuroko, aku pasti tak sanggup menahan semua deritanya yang sering dilupakan.
Kriieet... Pintu UKS tiba tiba dibuka oleh seseorang. Aku menoleh dan mendapati Kise yang berdiri disana.
"Bagaimana keadaan Kurokocchi-ssu?" Kise bertanya padaku.
"Aku sudah mengobati lukanya. Kuharap dia baik baik saja" jawabku pelan.
Kalau fangirl pasti akan berteriak jika ada di posisiku. Tapi, aku benar benar sudah muak dengan Kise—entah apa sebabnya.
"Oh ya, Kise-kun" aku berdiri, lalu membungkuk 45 derajat. "Aku minta maaf karena sudah berkata kasar padamu dan sudah memukulmu tadi"
"Ah, iie. Seharusnya aku yang minta maaf-ssu. Aku sudah membuat Kurokocchi menjadi seperti ini" Kise menggaruk tengkuknya. "Tokoro de, kimi wa tashika ni Kurokocchi no kanojo?"
Kumohon hentikan pertanyaan seperti itu.
"Aku tak punya hubungan seperti itu dengan Kuroko-kun" aku tersenyum. "Aku ini... temannya"
"Sou ka. Tunggu sebentar, sepertinya wajahmu terlihat familiar" Kise menatapku lekat.
Aku masih tersenyum. "Aku tersanjung kau masih mengingatku walaupun tak sepenuhnya, Kise-kun. Aku (L/N) (Y/N). Kita pernah satu sekolah, Kise-kun"
"Ah, ya! (L/N)cchi! Aku baru ingat!" seru Kise. "Hisashiburi, (L/N)cchi"
"Uhm. Hisashiburi desu, Kise-kun" ujarku. "Ah, bagaimana pertandingannya? Kaijou menang?"
"Iie. Sekolah kita seri-ssu" terang Kise. "Nee, (L/N)cchi. Kau marah denganku karena sudah melukai Kurokocchi? Aku minta maaf-ssu"
"Sejujurnya, aku sedikit kesal memang" jawabku. "Tapi, kau tak sengaja melakukannya, bukan? Itu artinya Kise-kun tak bersalah"
"Hidoi, ternyata (L/N)cchi masih marah padaku-ssu!" rengek Kise. "Aku tak suka jika seseorang menyimpan dendam padaku. Nee nee, (L/N)cchi. Apa yang bisa kulakukan agar kau tak marah lagi padaku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boku wa Koko ni Iru [Kuroko x reader]
FanfictionApalah arti hidup seorang yang sering dilupakan, yang hidup diambang ketidak pastian. (Y/N) tak suka hidup seperti itu, selalu dilupakan dan diacuhkan. Sampai akhirnya seorang pemain keenam bayangan Teiko datang padanya. Seorang teman yang berhasil...