Peristiwa kemarin masih terbayang dengan jelas di kepalaku. Bagaimana Momoi dengan entengnya mengatakan bahwa dia pacar Kuroko.
Aku menghela napas berat.
Kuroko ternyata sudah punya pacar. Hal itu entah kenapa membuat hatiku sakit. Rasanya seperti patah hati.
Apa aku menyukai Kuroko? Yah, aku benci mengakuinya tapi sepertinya ya.
Aku menyukai temanku sendiri. Aku... menyukai seseorang yang sudah memiliki pacar.
Sayangnya, terlalu terlambat bagiku untuk menyadari perasaanku yang sebenarnya.
.
.
.
"...N/)-san... (L/N)-san!"
Aku tersentak saat menyadari namaku sedari tadi disebutkan berulang ulang oleh Awaya.
"Mou... (L/N)-san tara. Kau sudah sombong sekarang" Awaya melipat tangan.
Aku tersenyum lembut. "Nani? Aku sudah sombong?"
"Sudah lama kita tak mengobrol seperti ini" Awaya memperbaiki posisi duduknya.
"Ah, soal itu..." aku masih tersenyum. "Yah, mau bagaimana lagi?"
"Ehehe... Sepertinya kau menyukai Koruko-kun kan?"
Aku memiringkan kepala. "Koruko-kun tte... dare?"
"Ah, entahlah siapa namanya"
"Kuroko Tetsuya-kun" koreksiku.
Omong omong soal Kuroko, aku sudah jarang bersamanya. Menjaga jarak? Bisa dibilang begitu. Aku sih masih bersikap normal jika berpapasan dengannya. Tapi, aku sudah cukup jarang mengobrol dengannya.
Tak peduli dengan hatiku yang terasa sakit. Tapi, entah kenapa aku terus mencoba rela untuk tidak membuat hati Momoi terluka dan membuat Kuroko merasa bahagia.
Bukankah itu salah satu cara menjadi teman yang baik?
"Hidoi ne, Awaya-san wa. Dia itu teman sekelas kita lho"
"Ya! Itu dia!" Awaya memukul meja. "Hei, aku melihat kalian lho! Dihari minggu pagi, kulihat kau yang sedang berkencan dengan Kuroko-kun"
Aku tertawa kecil. "Deeto ja nai. Dia hanya memintaku menemainya membeli sepatu"
"Ciee... Yang sudah jalan bersama laki laki" Awaya mencolek lenganku.
"Urusei na" aku bertumpu dagu. "Mana mungkin aku mau mengencani orang yang sudah punya pacar"
Awaya tersentak. "Kuroko-kun no... kanojo? Maji ka yo?"
"Maji maji" aku tersenyum. "Dia pernah satu sekolah denganku saat SMP"
"Ohayou gozaimasu, (L/N)-san, Awaya-san"
"Ah, oha—Whoa! Hantu!"
Aku mengelus elus dada saat menyadari Kuroko yang sudah berdiri di samping kami. Sedangkan Awaya bahkan berkeringat dingin saking kagetnya (?)
"Aku bukan hantu, Awaya-san" Kuroko berkata datar.
Aku tertawa kecil. "Ohayou, Kuroko-kun. Kau baru sampai?"
"Hai', (L/N)-san"
"Sou ka? Are? Kagami-kun wa?"
"Dia belum datang"
Aku mengangguk anggukkan kepala.
"Nee, Kuroko-kun, (L/N)-san. Aku permisi sebentar, ya?" Awaya sengaja meninggalkan kami berduaan seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Boku wa Koko ni Iru [Kuroko x reader]
FanfictionApalah arti hidup seorang yang sering dilupakan, yang hidup diambang ketidak pastian. (Y/N) tak suka hidup seperti itu, selalu dilupakan dan diacuhkan. Sampai akhirnya seorang pemain keenam bayangan Teiko datang padanya. Seorang teman yang berhasil...