(3)Siapa dia?

621 31 8
                                    

Author POV

Tepat pukul 6 pagi, Aya terbangun. Dia mengambil ponsel yang berada di atas nakas, melihat banyak panggilan tak terjawab. Dari Devan dan Mamanya. Ada perlu apa mama telpon?, oh mungkin kangen. Aya melihat kasur di sebelahnya, Dhea masih tidur. Aya melemparkan bantal guling ke arah Dhea.
"Bangun woy, sekolah" teriak Aya membangunkan Dhea.

"Enghhh" Jawab Dhea sambil membangunkan badannya untuk duduk.

"Mandi sana"

"Iyaaa" Jawab Dhea malas,lalu berjalan ke kamar mandi.

Tak lama, ponselnya berdering lagi. Sebuah panggilan dari Devan. Lalu di tekannya timbol hijau hingga suara Devan memenuhi indra pendengarannya.

"Udah enakan?, nanti ijin sekolah ya. Jangan masuk dulu, aku mau otw ke rumah sakit sama Andre. Suruh Dhea rapiin barang barang kamu"

"Aku mau sekolah, males nanti dirumah bosen Devannn.."

"Kamu butuh istirahat"

"Aku udah istirahat, ayoklah jangan khawatir"

"Yasudah, satu syarat"

"Apa?"

"Jangan keluar dari kelas,tetep di kelas. Terus gimana sama seragam kamu?"

"Aku bisa pakai seragam kemarin, iya Devan. Syarat kamu mulai dulu nggak bakal berubah."

"Dasar jorok, untung cantik"

"Makasih atas pujiannya pagi pagi" Senyum Aya samar.

"Yaudah, aku matiin ya."
Sabungan terputus. Aya meletakan ponselnya kembali di tempat semula. Dhea keluar dari kamar mandi, memakai seragam sekolah,sambil mengeringkan rambutnya.

"Sudah belum?" tanya Aya.

"Menurut lo"

Tawa Aya pecah

"Galucu sumpah"

"Iya juga,seragam sekolah gw ambilin dong di mobil"

"Hah? seragam lo? bekas kemaren?"

"Iye"

"Buat apaan?"

"Sekolah bego"

"Gamau ijin gamasuk?"

"Lagi mood sekolah"

"Tumben,mana kuncinya"

Aya melemparkan kunci mobilnya ke tangan Dhea. Lalu dhea meninggalkan Aya sendiri di kamar inap nya. Tak lama kemudian, suster dan dokter masuk. Seperti biasa, memeriksa keadaan daya tahan tubuh Aya. Dan Aya terlihat sangat senang, karena infus yang di pasang di tangannya sudah di lepaskan. Jadi dia bisa banyak bergerak kembali. Dokter dan suster kembali keluar kamar rawat inapku,bersamaan dengan Dhea yang kembali dari parkiran mobil.

"Nih" Dhea memberikan Aya seragam nya.

"Habis gini Devan sama Andre dateng" sambil mengambil alih memegang seragamnya

"A...SUMPAH????" Teriak Dhea

"Iya, buruan dandan yang cantik hahahaha" tawa Aya dua kali lebih pecah, memenuhi seisi kamar inapnya yang sepi.

"Sana lo ganti baju dulu Ay"

Aya berdiri melepaskan baju rumah sakit yang ia pakai saat menginap di rumah sakit ini. Memakai seragam sekolah perlahan lahan. Malu? Sudah biasa Aya dan Dhea seperti ini,jadi jangan kaget. Aya menyisiri rambutnya dengan jari jemarinya.

Rindu Pelangi SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang