Sebelum membaca part ini, di pastikan follow dulu ya, untuk part selanjutnya akan di private acak. Terimakasih.
Selamat membaca..
Gadis dengan ikat kudanya sedang berusaha agar sanggup memutari lapangan luas ini. Namun tiba saat mendekati garis Finish Aya berhenti sambil memegangi dada berisinya. Rupanya Aya sulit bernafas, namun tidak sampai disitu saja Aya berjuang. Ia lanjut berlari hingga garis yang ia tuju.
"Ahirnya.." Ucap Aya bersyukur. Sedetik setelah ia tersenyum, badan mungil yang ia miliki,jatuh tak berdaya mencium aspal halus lapangan itu.
Segerombolan murid datang memutari Aya, banyak murid berteriak meminta tolong. Dan Audrey sibuk mengipas ngipaskan tangan kearah wajah Aya.
Pak Subaidi menghampiri Aya dan meminta agar semua murid bubar dan memberi tempat untuk Aya.
"Biar saya saja pak"
Pak Subaidi dan Audrey menoleh ke sumber suara.
Tampak sosok lelaki gagah dengan keringat di baju olahrganya datang dengan tergesa gesa."Bisa kamu?" Tanya Pak Subaidi tidak meyakinkannya.
Aldi menyerahkan kartu identitas anggota PMR nya ke Pak Subaidi dan langsung megendong Aya membawanya ke UKS tanpa banyak bicara.
*
Aku letakkan badan mungil gadis aneh ini di atas kasur serba putih.
"Aya gapapa kan" Tanya Audrey panik.
"Gatau" Jawab singkat Aldi.
Aldi sibuk memanggil dokter piket dengan telepon UKS yang tersedia,namun tidak satupun yang mengangkat sambungan ini. Aldi merapikan rambut yang mengganggu wajah Aya. Bibirnya pucat,berkeringat dan raut wajahnya tenang. Aldi melepaskan sepatu Aya yang masih melekat di kaki mungilnya.
"Kapan Aya sadar" Tanya Audrey di sela sela dia melihat Aldi begitu rapi menangani temannya.
"Tunggu, dia terlalu lelah. Deru nafasnya berbeda dengan orang pingsan pada umumnya" Aldi mengelap keringat di wajah Aya dengan tisu.
Audrey memanggut manggutkan kepala,tanda paham "Gue mau ganti baju dulu,jagain temen gue"
"Silahkan" ucap Aldi sambil membenarkan posisi duduknya menghadap Aya.
*
"Mama.." Ucap Aya lirih.
Aku melihat gadis di depanku menggerang kesakitan. Matanya perlahan mulai terbuka.
"Aldi?" Gadis itu menatapku ketakutan.
"Iya" Jawabku singkat.
"Aku kenapa" Dia mengigit bibirnya. Dia ingin duduk tapi aku tahan.
"Jangan banyak bergerak,badanmu butuh istirahat"
"Aku kenapa"
"Kamu wanita lemah"
cklek..
Pintu UKS terbuka, menampakkan raut khawatir lelaki dan wanita disebelahnya.
"Aya.." Ujar Dhea histeris di ikuti Ninis di belakangnya. Lelaki itu menatap Aldi lekat, mengikuti teman teman Aya tepat di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu Pelangi Senja
RomanceIa seperti pelangi di senjaku, "Kehadiranmu begitu singkat, tapi mengapa kepergianmu menimbulkan luka yang teramat dalam?" Mengenalmu bukanlah penyesalan. Kutulis ini dengan rindu dan terimakasihku atas hadirmu. Pelangi akan datang setelah hujan, Pe...