(7) Awalan ?

145 11 5
                                    

Aldi berjalan keluar menuju parkiran tepat saat ia ingin membuka pintu pengemudi,

"AKHHH"

Terdengar teriakan seorang wanita membuat Aldi spontan menoleh. Tampak sepasang kekasih sedang beradu mulut, namun Aldi berusaha tidak peduli.

eh bentar...

Aldi menyipitkan mata, terlihat sorot mata kebencian yang di pertunjukan gadis itu.

Ayaa..?

Aldi bisa melihat Devan mencekal pergelangan tangan Aya, sedangkan Aya berusaha melepasnya.

"Cuman lelaki brengsek yang memperlakukan perempuan dengan kasar" Aldi angkat bicara, meneruskan langkahnya menghampiri mereka. Aya serontak terkejut melihat kedatangan Aldi.

Bedasarkan tuntutan kemanusiaan Aldi menolong gadis sombong ini.

Cekalan yang menyakitkan berubah menjadi genggaman hangat, saat Aldi mengambil alih tangan Aya. Setetes air mata jatuh membasahi pipi mulus Aya. Ia terus terisak, tubuh kekar milik Aldi seolah menjadi temeng bagi Aya. Aldi bisa merasakan tubuh gadis dibelakangnya gemetar.

"Oh... cowok ini yang buat lo berubah Ay?"

Tangan Aldi seketika mengepal.

"Gue peringatin kalau lo cowok, jangan main kasar sama cewek lo. Malu sama kelamin lo" Kalimat itu membuat telinga Devan seketika memanas. Devan menarik kaos putih milik Aldi.

bugh.

Kepalan tangan Devan berhasil mendarat mulus menuju wajah Aldi.

shhh.. Aldi meringis.

Hendak melawan, namun Aya meremas jaket Aldi.

"Gue cowoknya lo gak ada hak" Devan menunjuk Aldi dengan gusar.

"Iya gue tau, tapi nggak gini cara lo ngomong sama pacar lo sendiri. Kontrol emosi lo bajingan" Aldi membawa pergi Aya dari hadapan Devan menuju mobilnya.

Saat di mobil, mereka saling bungkam. Aya masih terlalu takut untuk berbicara. Pada ahirnya, Aldi angkat bicara.

"Tutup paha lo"

Mulus.. mulus..,aku cuman manusia biasa. Aku ini cowok normal. Astagfirullah. Khilaf.

Batin Aldi.

Aldi kemudian melepas jaket yang melekat pada tubuh kekarnya.

"Pake ini, habis itu tenangin diri lo"

Aya mengambil alih jaket Aldi sambil menatap lurus ke depan.

Aldi menyalakan mesin mobil, dan hampir melupakan sesuatu. Kakaknya. Kakak satu - satunya ini sudah berkacak pinggang, tanpa banyak bicara kakak Aldi masuk ke dalam mobil. Ia memilih diam karena mendengar isakan tangis dari seorang gadis di depannya.

"Aku antar temenku dulu ya kak" Ucap Aldi sopan.

*

Air mata Aya tak bisa dibendung lagi, hingga ia terduduk perlahan. Dengan baju minim yang masih ia pakai Aya menatap langit yang menampakan bintang bintang menari indah di atas sana. Malam itu berubah menjadi lebih gelap di temani dengan awan awan yang berusaha menutupi bintang bintang lalu berakhir dengan rintikan air.

*

Matahari pagi menusuk kelopak mata Aldi.

"Bangun sayang.." Terdengar suara lembut perempuan yang membuat Aldi membuka mata dan melihat sosok wanita yang ia rindukan. Serontak Aldi terduduk dan memeluknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rindu Pelangi SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang