"Makanlah yang banyak, Bass... Kudengar kau suka sekali sushi, maka dari itu aku memesankan sushi untukmu," P'Tee (aku akan memanggilnya seperti itu) menawari sesuap sushi di antara sumpit yang akan disupakan kepadaku.
Aku diam dan melirik daddy yang duduk di depanku juga---daddy didepanku sebalah kanan, sedangkan P'Tee disebelah kiri---daddy nampak menyuruhku untuk memakan sushi itu.
Mau tidak maupun akhirnya aku menerima suapan sushi itu dan aku melihat P'Tee tersenyum sangat manis.
Tunggu... Aku tidak boleh berpikir seperti itu. Kalau begini bagaimana dengan mommy? Tidak... Aku tidak akan melupakan mommy... Seperti daddy yang kini melupakan daddy.
Aku mengunyah sushi itu dalam diam dan lebih memilih memakan pesananku sendiri. Melupakan sushi pesanan P'Tee yang ada di depanku.
Untuk sesaat aku hanya mendengarkan obrolan antara daddy dan P'Tee. Aku tidak tau apa yang mereka bicarakan hanya sekilas mungkin tentang pekerjaan. Dan aku sempat berpikir, siapa P'Tee itu sebenarnya? Apakah mungkin teman daddy bekerja? Karena sepertinya mereka sangat nyambung ketika membicarakan pembicaraan? ---ahhh sudahlah, aku tidak mau berpikir lagi..."Kau sudah menghabiskan makananmu, Bass?" tanya daddy padaku. Aku mengangguk menjawabnya sembari meminum pink milk kesukaanku.
"Bass habis ini ingin kemana?" P'Tee yang kali ini bertanya padaku. Aku sedikit gugup ketika ditanya oleh P'Tee karena aku belum terbiasa dengannya.
"...pulang?" jawabku ragu.
Daddy menaikkan salah satu alisnya, "Kau yakin ingin pulang? Daddy berencana mengajakmu ke pasar malam."
Sungguh. Daddy seperti bukan daddy. Daddy seperti kembali ke daddy yang belum ditinggalkan mommy.
Kalian bisa bayangkan? Daddy mengajakku ke pasar malam?! Aku berani bersumpah! Sudah sejak lamaaa.... Sekali... Sejak terakhir kali daddy mengajakku ke pasar malam.
"Ibu barumu ini katanya ingin kesana."
...eh?
"P'Tae, jangan bilang kalau aku ingin kesana dong! Bass pasti juga ingin kesanakan?"
...entah kemana perasaan senang yang sempat aku rasakan tadi... Kupikir... Daddy mengajakku karena aku... Ternyata... Karena... P'Tee...?
"Bass?" P'Tee mencoba memanggilku. Aku yang tanpa sadar mencengkram gelasku hanya bisa mengangguk.
"Kalau begitu, ayo. Sebelum malam semakin larut!"
P'Tee berdiri dengan menarik lengan daddy. Daddy biasa saja kala lengannya ditarik seperti itu.
Aku lantas berdiri dari kursiku juga. Daddy lebih dulu ke kasir untuk membayar makanan kami. Aku ditinggal berdua dengan P'Tee.
Jantungku berdebar membayangkan akan seperti apa bila kami berdua.
"Bass sudah kelas berapa sekarang?" tanya P'Tee padaku.
Aku tersentak, "...kelas... Satu SMP..."
P'Tee nampak mengangguk, "Apa besok ada PR? Tidak apa-apakan kalau kita jalan-jalan malam ini?"
"Sebenarnya... Ak---"
"Apa kalian sudah selesai berbicara? Aku yakin Bass sudah menyelesaikan tugasnya," potong daddy yang sudah kembali dari kasir. Aku diam. Aku tak mengatakan apa-apa.
Tapi, tugasku belum selesai. Tugas matematika yang tadi belum selesai, dad.
Aku tak berani mengatakannya.
"Baiklah kalau begitu, ayo Bass,"
Kami pun akhirnya berada di mobil daddy dengan aku di belakang. Kursi depan telah diisi daddy dan P'Tee...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Arti
RandomBass hanyalah sesosok anak berumur 13 tahun... setelah umur 6 tahun ia ditinggalkan oleh mommynya--secara tiba-tiba daddy membawa seorang lelaki kepadanya.. daddy bilang bahwa lelaki itu adalah calon ayahnya... bisakah kalian membayangkan itu?... B...