"Hiks, hiks," perlahan-lahan suara tangisan anak-anak mulai terdengar. (Namakamu) terdiam kaku.
"Hiks, hiks, hiks.." Suara itu semakin terdengar. Sesekali ia mengucapkan kata 'Bunda' disela-sela tangisnya.
Bulu kuduk (namakamu) meremang. Ia baru tau kalau malam ini malam Jum'at :3
"Bunda?"
※
Iqbaal meminggirkan mobilnya. Menyetopnya dengan hati-hati.
"Huhh.." Iqbaal mendesah pelan. Matanya menerawang gadis kecil yang sedang duduk dijok penumpang didekatnya.
"Gadis kecil.. Nama kamu siapa?" Tanya Iqbaal hati-hati. Gadis kecil yang tadi sibuk memperhatikan jalan raya, kini menoleh dan tersenyum.
"Fiona," jawabnya singkat. Iqbaal mengangkat satu alisnya. Sepertinya gadis kecil ini berumur sekitar 5 tahun.
"Fiona?" Fiona mengangguk kecil. "Nama yang cantik." Iqbaal mengacak-acak rambut Fiona dengan tulus.
"Ayah.. Fiona lapel, penen matan." Rengeknya manja. Iqbaal celingak-celinguk sebentar.
"Fiona laper?" Fiona mengangguk cepat. Tangannya ia ayunkan untuk mengelus perut kecilnya.
"Oke, kita makan. Tapi mau makan apa?"
※
"Fiona gak suta tayul.." Fiona membekap sendiri mulutnya.
"Gak suka sayur? Kalau ayam?" Iqbaal menunjuk makanan yang sudah terhidang dihadapan mereka. Mereka sekarang tengah berada di restoran.
Fiona mengangguk seraya membuka mulutnya. Memberi tanda agar Iqbaal segera menyuapinya.
Iqbaal mulai perlahan-lahan menjulurkan tangannya yang sedang memegang sendok. Ia grogi. Jujur, baru kali ini ia menyuapi seorang anak kecil :3
Hap!
Satu suapan mendarat dengan mulus dilidah Fiona. Fiona mengunyahnya dengan perlahan.※
(Namakamu) menekan kode apartemennya. Seorang anak kecil sedang menggelayut manja digendongannya.
Braakk!
Sudah jadi kebiasaan kalau (namakamu) melempar dengan asal highheelsnya. Yang digendong merasa sedikit kaget. Suara lemparan itu cukup keras.(Namakamu) sudah menyiapkan beberapa kata-kata umpatan atas kekesalannya pada Iqbaal yang tak menjemputnya.
"Demi jengkol selurah!" Pekik Iqbaal menatap (namakamu) serta gadis kecil yang digendongnya.
"Lo nyuri anak orang?" Iqbaal kaget. Posisinya yang semula sedang duduk bersantai di sofa nyaman nan empuk itu kini tengah berubah. Ia sedang berdiri diatas sofa itu.
Iqbaal juga kaget atas anak yang digendong oleh (namakamu). Wajahnya...
"Ku sihil kau jadi todot.." Suara itu.. Suara yang mampu..
(Namakamu) lebih terkejut lagi ketika melihat seorang anak perempuan yang berwajah persis dengan anak yang sedang ia gendong. Matanya membulat, mulutnya menganga, badannya lemas, hingga membuat anak yang ada digendongannya perlahan merosot.
"APA INI?!" Teriak mereka--Iqbaal dan (namakamu) bersamaan.
"Lo nyuri anak orang?"
"Lo bawa kabur anak orang?"
"Ini siapa?"
"Kok wajah mereka sama?"Sahutan-sahutan dari keduanya saling bertabrakan(?) Tak mampu didengar dengan jelas karena mereka tak mau berhenti berkata-kata. Sehingga kuping jadi panas mendengarnya.
Kedua gadis itu saling bertatapan. Mungkin ada yang aneh dari diri mereka masing-masing. Kemudian pandangan mereka dialihkan ke kedua pasangan yang sedang berargumen.
"Belisik!" Gumam Fiona seraya menutup kupngnya. Gadis kecil yang satu pun ikut menutup kupingnya.
Mereka kini saling berhadapan. Bak sedang bercermin.
※
"Demi toge se-erwe.." (Namakamu) mendesah frustasi. Dirinya ia banting ke kasur.
Iqbaal, (namakamu), dan sepasang anak kembar itu kini sedang berada didalam kamar. Iqbaal dan (namakamu) mencoba mengoreksi informasi sedikit demi sedikit karena mereka itu masih kecil, susah ngomongnya :3
"Jadi nama kamu Flora?" Iqbaal menunjuk gadis kecil yang berlesung pipi itu yang diketahui bernama Flora.
"Dan kamu Fiona?" (Namakamu) bangun dari posisinya, mengikuti gerakan Iqbaal. Tetapi (namakamu) menunjuk gadis kecil yang mancung.
Iqbaal menoleh ke (namakamu), "Apaan sih, jangan ngikutin gaya gue!"
(Namakamu) menatap Iqbaal sinis.
"Tuhan, ini memang takdir?" Ujar Iqbaal dengan nada pasrah.
"Gimana Baal? Nanti orang tua mereka nyariin gimana? Yang ada kita yang kena," (Namakamu) menatap mereka bergantian. "Mereka juga masih kecil, jadi mereka agak susah disuruh ngomong sesuai kejadian."
"Bunda gak utah khawatil. Meleta gak akan nari tita tot." Ujar Flora dengan nada cadelnya.
"Emang kalian gak punya orang tua?" Tanya Iqbaal. Mereka berdua serentak menggeleng.
"Gimana kalau kita laporin ke polisi aja?" Usul (namakamu).
"Janan! Fiona tatut polisi.." Mata Fiona mulai berkaca-kaca, tanda sebentar lagi akan menangis.
Dan...
"HUAAA!! Fiona gak mau pulang! Fiona maunya dicini!" Jeritan Fiona mampu membuat Iqbaal dan (namakamu) menutup telinga.
"Fiona maunya sama ayah.." Fiona mendekat ke Iqbaal dan memeluk Iqbaal.
Hal yang sama dilakukan oleh Flora, "Sama bunda juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Discovery +idr
Fanfiction[+18] "Tell me something, I need to know. Then take my breath and never let it go" Iqbaal × (namakamu)