2. Sexy _ Pertemuan Kembali

146K 4.2K 15
                                    

Seorang gadis cantik mengenakan gaun satu jengkal di atas lutut tanpa lengan dengan bagian belakang punggung yang terbuka sedang menyesap lemon tea. Sesekali ia mengumpat kesal karena orang yang ditunggunya tak kunjung datang. Dengan berat hati ia harus menunggu bersama dengan hujan yang tengah mengguyur jalanan.

Seorang pria yang setengah basah kuyup tengah berjalan menuju ruang VVIP. Ia membuka ruangan itu dan mendapati seorang gadis tengah tertunduk lesu di kursi single.

"Nona Ida, maaf saya terlambat," ujarnya dengan nada bersalah.

"Yah, kau membuatku menunggu lama Tuan Al," ungkap Lavanya kesal.

Aldo terbelalak kaget melihat wajah gadis yang duduk di hadapnnya. Ia tak menyangka bahwa yang menjadi
rekan bisnisnya berapa bulan ke depan adalah gadis yang menyebalkan baginya. Gadis itu adalah Lavanya. Dialah yang selalu membuat mood Aldo buruk karena ucapannya yang selalu meremehkan semua hal yang dimiliki Aldo.

"Lavanya! Bukannya Nona Ida yang akan menangani proyek ini bersamaku?" tanya Aldo keheranan. Dirinya tak sanggup membayangkan beberapa bulan ke depan bekerjasama dengan seorang Lavanya. Ia masih ingat kejadian tempo hari yang membuatnya gila.

"Ya, tapi dia dipindah tugaskan," jelas Lavanya santai.

"Ohh sial," geram Aldo dengan raut wajah kesal.

Aldo pun dengan berat hati harus bekerja sama dengan orang yang cukup menyebalkan. Sejak pertama ia bertemu dengan gadis itu memang tak pernah ada waktu tanpa perdebatan. Namun, setidaknya dulu perdebatan yang mereka ciptakan tak separah seperti sekarang. Setelah beberapa jam mereka mendiskusikan perihal proyek mereka mulai lagi seperti anjing dan kucing.

"Tuan Al, kenapa Anda basah kuyup seperti itu? Seperti takut kehabisan air saja," ejek Lavanya seraya menunjuk kemeja pria di hadapannya.

"Ban mobilku bocor di tengah jalan karena terburu-buru kemari, aku kehujanan. Kalau aku tahu rekan bisnisku adalah kau, wanita yang tak tahu malu atau tak punya uang sehingga tak mampu membeli pakaian secara utuh. Maka tak usah buru-buru," ungkap Aldo santai.

"Yak, tutup mulutmu, Al! Kau bahkan tak lebih baik dariku. Kau kan kelainan! Dasar penyuka sesama jenis!" Aldo yang marah begitu mendengar kalimat terahkir Lavanya pun langsung merobek surat perjanjian kerja sama dan pergi meninggalkan Lavanya begitu saja.

Lavanya pun mencoba mengejar Aldo. Ia tak menyangka lelaki dingin itu akan semarah ini. Lagipula, Aldo sudah mengatainya sebagai wanita murahan secara tidak langsung. Kalau saja Aldo bukan klien penting, ia tak mau mengejar Aldo seperti saat ini. Ia tak peduli seluruh mata pengunjung menatapnya karena berlari-lari sembari menjinjing high heels-nya. Mungkin itu sangat memalukan untuk Lavanya. Namun, gadis itu lebih memilih malu karena masalah ini daripada menjadi gelandangan di pinggir jalan.

Lavanya mencengkeram lengan Aldo, "Tuan Al, maafkan aku. Aku hanya bercanda."

"Minggirlah, aku ingin pulang." Aldo melepaskan tangan Lavanya dari lengannya. Namun Lavanya malah berlutut di depan kaki Aldo.

"Minggirlah Lav hujan semakin deras!" Namun, Lavanya tak bergerak sedikit pun. Aldo melangkah begitu saja. Akan tetapi, Lavanya mencegahnya. Ia memegang kedua kaki Aldo denga erat dan bersujud.

Aldo tak bermaksud menyakiti Lavanya karena ia sedang kesal, ia pun menghempaskan tubuh Lavanya dengan mendorong tubuh Lavanya untuk menyingkir. Tubuh mungil itu pun terjatuh ke trotoar yang dingin.

Aldo ingin segera pergi, tetapi ia menyadari bahwa Lavanya tak sadarkan diri. Lelaki ini segera menggendong Lavanya dan membawanya pergi. Aldo ingin membawa gadis itu ke rumah sakit. Namun, ia bingung apa yang ia harus katakan nanti. Jika, dokter bertanya kenapa gadis itu pingsan. Ia tak mungkin mengatakan bahwa dirinya menganiyaya seorang gadis.

Dealing with Sexy Enemy (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang