7. Sexy _ Kau si Penjahat

72.6K 4.3K 17
                                    

Lavanya membuka perlahan matanya. Ia mendapati dirinya berada di sebuah kamar. Wanita ini segera mencari tasnya. Namun, nihil. Lavanya mencoba membuka pintu juga tak bisa. Betapa kagetnya gadis itu ketika tak sengaja menabrak lemari. Lemari itu tergeser menampakkan ruangan tersembunyi. Ia pun masuk ke ruangan penuh lukisan dirinya. Di sana juga banyak foto-fotonya ketika kuliah. Dinding-dinding itu juga dipenuhi tulisan-tulisan seperti curahan hati.

Renyut jantungku berdetak kencang tatkala melihatmu.

Namun, kau terus menghindar dariku.

Cintaku tak kan mati meski kau pergi.

Hatiku telah menemukan pelabuhannya tak mungkin tersesat.

Hatiku hanya untukmu. Tak terbagi meski tersakiti.

Lavanya senyummu adalah penawar lukaku.

Lavanya merinding seketika. Ia merasa pria yang menculiknya, sakit jiwa. Dirinya mengambil sebuah kotak musik yang berada di nakas di bawah cermin berbentuk hati. Belum sempat perempuan ini membuka kotak musik itu. Ada sebuah tangan memegang pundaknya. Tubuh Lavanya menegang seketika.

"Jangan sentuh apa pun kecuali kau sudah mendapatkan izin!"

"Xi An?" Lavanya terkejut mendapati Xi An yang tengah berdiri di depannya.

"Apa maksud semua ini, Xi An?" lanjut Lavanya seraya menguncang Xi An.

"Kau tau margaku Xi. Kau ingat Xi Zuan?" Xi An tersenyum masam.

Lavanya membeku seketika mendengar nama itu. Ia sangat mengenal sang pemilik nama itu. Pria yang telah menyelamatkan nyawanya. Ingatannya kembali melayang ke masa lalu. Masa yang begitu mengerikan. Membuatnya begitu takut dengan hujan. Bayangan itu kembali berputar di otaknya.

Kala itu hujan semakin deras Lavanya mencoba memapah seseorang pria yang terkena tusukan pisau. Ia mencari bantuan saat berhasil sampai di jalan raya. Dirinya meminta tolong kepada dua orang petugas keamanan untuk mengantarkan pria itu ke rumah sakit. Lavanya tak dapat mengantarkan pria itu karena kalungnya tadi terjatuh di dekat danau. Ia pun berlari beriringan dengan hujan. Saat sampai di sana, tatkala ia hendak mengambil kalung yang terjatuh di pinggir danau, ada seseorang yang mendorongnya. Lavanya terjatuh ke dalam danau. Ia sangat takut karena tidak bisa berenang. Sosok pria tampan menceburkan dirinya ke danau dan menolongnya. Pria itu membawanya ke sebuah rumah.

"Kau sudah lebih baik?" tanya pria itu.

"Sudah, terimakasih." Lavanya tersenyum.

"Aku Xi Zuan. Kau bisa memanggilku Zuan!" terangnya seraya mengulurkan tangannya.

Lamunan Lavanya buyar seketika. Bayangan itu terhenti seketika, tatkala Xi An menepuk bahunya.

"Kenapa kau diam? Kau merasa bersalah pada Kakakku?" ejek Xi An.

"Kenapa aku harus merasa bersalah?" tanya Lavanya bingung. Ia tak mengerti ada apa dan kenapa.

"Karena kau telah menghancurkan kehidupan Kakakku!" Xi An menatap tajam Lavanya. Sorot mata cokelat itu tampak mengerikan. Tangan Xi An tak diam, ia menarik rambut Lavanya kasar.

"Sakit, Xi An! Aku tak tahu apa yang kau maksud?" Lavanya mencoba melepaskan cengkeraman Xi An dari rambutnya.

"Kakakku terpuruk saat kau berpacaran dengan Dino. Ia juga menyusulmu ke Los Angeles tapi kau berubah Lavanya. Kau berubah menjadi JALANG!" Xi An menatap tajam Lavanya penuh amarah.

"Apa maksudmu. Aku bukan JALANG!"

"Kakakku selalu mengikutimu di sana. Ia tak berani menyapamu karena kau berubah," jelas Xi An mengingat cerita kakaknya. Dirinya ingat benar kejadian itu.

Zuan tengah terduduk lesu melihat Lavanya yang tengah tersenyum bahagia bersama seseorang pria blonde. Ia diam-diam mengambil gambar Lavanya yang tengah tertawa ceria. Setiap hari Zuan mengikuti Lavanya. Ia sangat sedih Lavanya dulu seorang gadis sederhana berubah menjadi gadis yang suka sekali dengan fashion. Dari hobinya itulah Zuan sakit hati karena Lavanya hanya memanfaatkan pria kaya untuk memberikan barang mewah.

"Brian, kita putus. Aku tak mau menjadi kekasihmu lagi!" Lavanya memutuskan pria blonde itu.

"Kenapa?" tanya Brian keheranan.

"Aku telah mendapatkan pria yang lebih baik darimu. Lebih kaya dan tampan." Lavanya langsung pergi meninggalkan pria bernama Brian itu.

"Kau tak lupa kan Lavanya?" tanya Xi An seraya menguncang tubuh Lavanya.

"Apa maumu? Kenapa kau menculikku? Aku tak pernah tahu jika Zuan menyukaiku. Kami berteman." Lavanya menitikkan air matanya.

"Kau bukannya tak peka, tapi kau tak peduli dengan perasaan Kakakku." Xi An menampar Lavanya. Air mata Lavanya menitik. Dirinya benar bingung dan merasa bersalah.

"Tak ada gunanya kau menangis. Aku akan menghancurkanmu. Aku tak kan biarkan kau bahagia. Apalagi, aku dengar dari anak buahku, kau akan menikah dengan Aldo Wijaya. Jalang sepertimu harus mati."

Xi An mendorong Lavanya hingga membentur almari. Darah segar pun menetes dari pelipisnya. Rasa ngilu menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Ini belum seberapa, aku akan kembali lagi."

Xi An pun pergi meninggalkan Lavanya.

***

Banyak bagian aku hapus. Kebanyakan flashback. Males ganti kata2nya. Potong alur aja.

Dealing with Sexy Enemy (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang