Part 10

1.7K 84 9
                                    

"Kookie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kookie." panggil Yeri melihat Jungkook membenamkan kepalanya di atas meja.

"Kookie...Ada apa?" tanya Yeri, sedikit menggetarkan tubuh Jungkook.

"Pergilah Yeri! Aku tak ingin di ganggu!" bentaknya dengan posisi yang sama.

"Ba..baiklah. Ini, kunci mobilmu. Permisi." Ucap Yeri takut dan pergi dari sana.

'Kuharap kau baik – baik saja Jungkook.' Gumamnya pelan

Yeri tidak langsung pulang, ia harus menyelesaikan pekerjaannya untuk merapihkan restoran itu.

Jungkook masih disana, di meja yang Yeri tinggalkan setelah 30 menit merapihkan dapur yang berantakan.

Yeri sengaja menunda pekerjaannya dan membiarkan Jungkook terdiam disana, menenangkan diri.

Yeri berjalan ke depan pintu masuk, memastikan keadaan pintu sudah terkunci atau belum.

"Yeri." Panggil seorang perempuan mendorong pintu kaca itu..

"Irene." Jawabnya lirih.

"Maafkan aku. Jika saja aku tahu kalau teman yang dimaksud lelaki itu adalah Taehyung -"

"Irene.. Aku sudah memutuskan. Aku telah membuat surat penguduran diri sejak lama dan kurasa aku tidak seharusnya berusaha seperti ini. Aku cukup bodoh untuk mengejar lelaki yang sebenarnya tidak menganggapku sama sekali." Jelas Yeri menenangkan Irene.

"Yeri.. Apa kau sungguh?"

"Aku sadar dan membenarkan perkataan kalian. Tak seharusnya aku mengejar cinta. Untuk waktu ini yang kita butuhkan adalah belajar dan berusaha." Katanya tersenyum.

"Benar! Kita bisa menjalaninya bersama." Tanggap Irene memeluk erat Yeri.

"Ehem.. Maaf jika aku mengganggu." Seru seorang lelaki di belakang Yeri.

"Kau memang pengganggu!" cibir Irene.

"Kenapa dengan wajahmu?" Tanya Yeri bingung melihat Jungkook menutupi setengah wajahnya dengan tissue.

"Aku akan pulang. Maaf tidak bisa mengantarmu." Jawab Jungkook melintasi mereka begitu saja.

"Apa? YAK! JEON JUNGKOOK! YAK!" panggil Irene.

"Irene.. Tak apa.. Aku juga masih harus merapihkan restoran ini." Kata Yeri menghentikan.

"Sendirian? Ini sudah larut Yeri!" Omel Irene.

"Hanya satu ruangan dan aku bisa pulang dengan taxi. Tak usah khawatir." Bujuknya.

"Baiklah. Hubungi aku jika ada yang mengganggumu!" peringat Irene.

"Aku tahu. Pergilah. Jin Oppa terlihat lelah menunggumu disana." Suruh Yeri.

"Jin Oppa?"

"Hmm disana." Tunjuk Yeri kea rah lelaki yang berdiri di mulut jalan.

"Astaga! Aku tak ingin berbicara dengannya lagi." Ringis Irene.

"Irene.. Dia menyukaimu, setidaknya jalani saja dulu.. Dia lelaki yang hangat dan sangat peduli." Jelas Yeri.

"Sebentar. Apa dia yang kau ceritakan waktu itu?" Tanya Irene mengingat omongan Yeri waktu lalu.

"Dia tidak akan menyakiti atau mengecewakanmu. Aku tahu itu. Cepat pulang bersamanya. Aku harus merapihkan tempat ini." Usir Yeri seolah kesal.

"Baiklah. Aku pergi, sampai jumpa besok." Tawa Irene berlalu.

Ekspresi Jin yang menunggu Irene disana berubah lebih ringan dengan senyuman yang berusaha ia sembunyikan.

...

...

...



Note :

Hai semuanya. Maafin Rey yang nunggak update ff ini satu tahun lebih :(

Rey pikir, cerita ini minim pembaca, makanya Rey udah jarang update :(

Tapi ternyata kalian masih ada yang mau baca :)

TERIMA KASIH BANYAK untuk kesediaan kalian membaca cerita Rey yang pas – pas an ini ya :*

Oh iya, Rey rasa Give Me A Chance I ini alurnya berantakan dan buat kalian bingung bacanya ya? :(

Rey mau stop cerita ini sampai disini aja boleh ya?

Tapi Rey bakal publish New Story : Give Me A Chance II dengan permintaan : tolong comment bagian mana yang kalian ingin untuk diberi penjelasannya. Jangan cuma vote aja ya :D

Rey bakal jelasin satu per satu di next New Story :)

Sekali lagi terima kasih dan sampai jumpa di Give Me A Chance II :)

Give Me A Chance ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang