Part 2

2.4K 112 2
                                    

"Bagaimana keadaannya paman?" tanya Jungkook khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana keadaannya paman?" tanya Jungkook khawatir.

Ya dia memang sudah khawatir juga gelisah sejak beberapa orang disana membantunya membaringkan tubuh Yeri ke dalam mobilnya.

Ia takut terjadi sesuatu yang buruk terjadi pada Yeri.

Walau pikirannya mengatakan bahwa Yeri adalah musuhnya, tapi hatinya berkata tidak.

"Dia baik – baik saja. Hanya demam dan flu. Aku sudah memberikan obat untuknya. Tunggulah sampai ia sadar." Jelas sang dokter yang adalah pamannya, Jeon Junsuk.

"Bodoh! Kenapa kau bisa begini? Kau bilang kau perempuan yang kuat tapi begini saja kau terlihat lemah. Huuhhh..Yeri-ah, ayo bangunlah." Pinta Jungkook pada Yeri yang masih belum sadar hingga langit berwarna gelap.

'''

''

'

"In..Ini aku dimana? Kenapa lenganku diinfus?" tanyanya bingung saat baru saja membuka mata ketika matahari pagi itu terasa menyilaukan.

Yeri masih bingung akan dimana keberadaannya, sampai tangan yang lain bersentuhan dengan kepala seorang lelaki yang tertidur di dekat pinggangnya.

'Siapa dia?' pikirnya penasaran.

"Yeri! Akh akhirnya kau sadar juga. Aku akan panggil perawat." Seru Jungkook semangat sambil memencet tombol merah di atas kepala tempat tidur Yeri.

"Jungkook? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Yeri curiga.

"Terimakasihlah padaku karna sudah membawamu ke Rumah Sakit. Kalau tidak bagaimana nantinya keadaanmu yang mengenaskan di kamar itu?"

"APA! Bagaimana aku membayar semua ini Jungkook!" Katanya geram setelah sadar bahwa dia memang berada di kamar pasien.

"YAK! Bisakah kau untuk tak berteriak seperti itu! Huh kau ini kenapa gemar sekali berteriak sih?" gerutunya.

Namun Yeri yang syok membayangkan harga sebuah kamar itu dengan fasilitas yang wah malah mengabaikan Jungkook disana.

Ia sibuk memikirkan cara untuk membayar semuanya.

Disamping ia tinggal jauh dari orangtuanya, ia juga harus bekerja part – time di hari weekend untuk membiayai hidupnya.

"Aku sudah melunasi semuanya untuk beberapa hari ke depan. Tak perlu memikirkannya." Jelas Jungkook dengan nada yang sewajarnya.

"Selamat pagi Yeri. Bagaimana keadaanmu?" tanya seorang dokter dengan perawat yang membawakan sebuah tensimeter.

"Dia baik – baik saja Paman. Jangan berlebihan." Celetuk Jungkook.

"Ah pagi dok. Aku merasa baik, lagipun demamku sepertinya sudah turun." Jawab Yeri manis, mengabaikan Jungkook disana.

"Kalau begitu, biarkan aku mengukur tekanan darahmu terlebih dulu. Jika hasilnya baik, maka kau diizinkan pulang." Kata dokter itu ramah.

Yeri hanya menganggukan kepalanya mematuhi perkataan dokter tampan itu.

"Tekanan darahmu stabil." Kata Junsuk setelah mencatat laporan kesehatan Yeri pada berkas pasien yang ia pegang.

"Ah, jadi aku sudah boleh pulang?" tanyanya senang.

"Tentu saja. Tapi ingat untuk meminum beberapa vitamin ini." Junsuk memberikannya resep yang harus di tebusnya di apotik Rumah Sakit tersebut.

"Oh baiklah dokter. Terimakasih banyak." Jawab Yeri lemah.

"Jungkook. Pergilah sekolah. Jangan terus membolos nak." Suruh Junsuk pada Jungkook yang sibuk berkutat dengan ponselnya.

"Iya Paman. Aku hanya bolos hari ini. Lagipun aku pasti telat jika berangkat sekarang." Senyumnya pada lelaki berjas putih yang tampan itu.

"Baiklah. Yang penting jangan sampai nilaimu menurun." Katanya meninggalkan Jungkook dan Yeri.

"Dia pamanmu?" tanya Yeri yang baru menyadari interaksi kedua lelaki tampan itu.

"Bukankah sudah terlihat jelas dari percakapan kami barusan?" sindirnya.

"Iya aku dengar. Memang bisa dibilang kalau kalian berdua memiliki wajah yang tampan, tapi –"

"Tampan? Hahaha, apakah kau baru menyadari kalau aku memang tampan?" tawa Jungkook membuat Yeri tersadar akan kata yang dia ucapkan barusan.

"Abaikan ucapanku tadi. Yang benar, kau itu jelek Jeon Jungkook!" kesalnya.

"Terserah apa katamu. Sekarang segeralah bersiap. Akan kuantar kau pulang." Katanya menyudahi perselisihan itu dan keluar dari sana.

Yeri bingung dengan sikap Jungkook yang berubah.

Merasa aneh akan perlakuan dan perkataanya.

Sejak ia tersadar saat Jungkook yang tertidur di sampingnya dan sikap mengalah Jungkook menyudahi perselisihan mereka.

Semua begitu aneh.  

TBC !!!

Give Me A Chance ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang