Faith

15; Our Moments

Hana tersengih sambil bermain pen di tangan. Dia sepatutnya siapkan tugasan yang Farish dah beri tetapi tiba-tiba teringat kejadian minggu lepas di Switzerland. Hana terasa berbunga-bunga, terasa indahnya dunia dan dia sangat happy.

" Will you marry me? " Efran bertanya tenang sambil matanya redup memandang ke anak mata Hana. Hana terpaku dengan mata yang memandangnya. Indahnya..

" Well I couldn't say no. " Hana tersenyum pada Efran dan senyuman Efran melebar. Dia try nak control macho but haih. Happy nya ya amporn..

" Then say yes. " Efran menggedik tersenyum.

Hana tak mampu nak acah cool so dia tergelak. " Hahaha okay,okay. Yes, I will. " Efran sudah mengusap wajah dia tanda bersyukur. Dia tergelak gembira sebab akhirnya dia dapat hati Hana.

" Emm biasanya kan, orang kat sini semua after propose diorang kiss tau. Should we do that? " Efran bertanya nakal. Hana dah berkerut + nak tergelak. Kalau dah kahwin yelah.

" Heip. Mana boleh. Belum mahram lagi eh. " Hana menjauhkan sedikit dirinya dari Efran.

Tetapi Efran pula yang menarik pergelangan tangan Hana. " Alaa~ Hanaaa "

" Eh dia ni! " Hana bantai perlahan tangan Efran yang memegang tangannya. Efran gelak je langsung tak rasa bersalah.

" I love you. Hehe. " Hana menjeling manja dan tersenyum. Dia terus berpaling ke hadapan untuk masuk bershopping.

" Gedik. " Hana terus jalan.

Efran tersenyum lagi. " Hanaaaa tunggulaaaaaaaa " Terus dikejar Hana yang berjalan laju.

Syukur alhamdulillah. I promised to always be with you and I won't even try to leave you. Never. I love you just soooo muchh, Hana.

Farish memerhatikan Hana yang dari tadi main pen dan tersenyum-senyum seorang diri. Farish tersenyum sedikit bila dia teringat punca adiknya begitu.

" Ezz. " 

No respond.

Farish tersenyum lagi. " Dey Ezhana. "