xiv | pluviograf

490 36 0
                                    

malam pekat
nyalang dalam kelam
kucing hitam di ujung jalan;
memperhatikanmu

maka dirimu yang takut;
melintasi trotoar, menembus angin
walau mereka ganas melambai pipimu;
meski goresan meneteskan merah

kau tak peduli

tetesan air mengganas
pluvial menggelora
dingin rasanya
sakit?

kucuran jeruk bertabur di atas lukamu

jeritan

zamrud meleleh
kuning langsat terkekeh

delusi jarum panjang
tembus kulitmu; tembus
perih boleh; sakit jangan

beku; tubuhmu beku
salju enggan menyentuh pedihmu
keping kristalnya bosan mengobatimu

malangnya dirimu;
manusia berkawan dengan iklim
mana ada?

lain; bukan gejala masokhisme
kau peluk gerah itu
dalam rengkuhanmu; maple berguguran, pohon ceri bermekaran, kamelia menguncup

nikmat apa yang didustakan Tuhan padamu?

terperosok;
sekelebat khayal yang terwujud

dua puluh minggu yang lalu
peringatan pernah meluncur dari bibir ini

semoga lekas sembuh
hortensia pun bakal memasungmu, mungkin;

suatu hari nanti.

Distorsi | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang