Go Home

888 96 8
                                    

-
-
-

* Kim Minseok POV *

Aku, Kim Minseok 18 tahun, baru saja menjadi seorang yatim piatu. Apa yang salah? Tidak ada, hanya takdir yang bermasalah. Dari kecil, aku hanya tinggal berdua dengan ayahku, sedangkan ibuku meninggal saat aku masih berusia 5 tahun. Aku lupa kejadiannya, tapi kata ayahku, kami mengalami kecelakaan dan ibuku meninggal saat di bawa kerumah sakit. Aku? eumm, ayahku tak bercerita banyak, dia hanya bilang aku selamat karena saat itu ada di pelukan ibuku.

Meski begitu, aku tidak pernah mengeluh. Selalu menerima dan percaya dengan semua yang dikatakan ayahku. Dia adalah salah satu alasan aku bertahan hingga aku sebesar ini. Satu masalah lain adalah aku tak pernah mengingat seperti apa masa kecilku dulu. Aku hanya ingat selalu berpindah - pindah tempat tinggal, karena ayahku adalah seorang ilmuwan. Sering kucoba bertanya padanya apa yang ia kaji dan teliti hingga harus selalu berkeliling dunia. Namun jawaban selalu sama, suatu saat aku pasti akan tahu dengan sendirinya.
Haah, aku kadang kesal setengah mati, tapi toh tak bisa membantu apapun untuk pekerjaan ayahku, jadi aku pun tak rugi.

Kali ini agak berbeda rasanya setelah kepergian ayahku. Tak lagi bisa merasakan kehangatan orang tua di sisiku. Tak apa, aku akan terbiasa nantinya. Walau ada saja hal yang selalu membuatku kesal.
Suatu hari setelah meninggalnya ayahku, beliau mendatangiku ketika aku tak sengaja tertidur di pusaranya.
Aku tentu saja kaget bukan main.
Aku hanya seorang anak remaja, sendirian, baru saja di tinggal 'pergi' oleh ayahnya.
Dan yang lebih buruk lagi, hal-hal ganjil muncul pada saat aku tak ingin keganjilan itu terjadi padaku. Aku sulit percaya ketika itu. Sosok yang mendatangiku adalah arwah ayahku sendiri.

Yah, kelebihanku memang agak sedikit aneh untuk orang awam. Aku bisa melihat hantu atau arwah orang yang sudah meninggal. Itu terjadi semenjak aku masih kecil, seingatku saat itu aku masih di sekolah dasar. Aku selalu melihat berbagai hal aneh terjadi di sekitarku. Tentu saja aku mencoba tak peduli, tapi mereka terus saja bergantian mendatangiku dan menggangguku.
Puncaknya aku sampai harus dibawa ke rumah sakit oleh ayahku karena aku demam tinggi selama satu minggu. Karena hantu yang mendatangiku terus menerus memintaku memberinya pertolongan dan aku menolak sepanjang waktu.
Aku berhasil sembuh saat aku kabur dari rumah dan pergi ke luar kota selama dua hari hanya untuk mencari anggota keluarga hantu itu dan menyampaikan wasiatnya.
Jangan di tanya bagaimana reaksi ayahku saat aku pulang kerumah. Dia mengurungku sebulan penuh di dalam rumah dan melarang semua temanku berkunjung. Aku tak membantah dan tak melawan, tapi setiap malam hantu yang mendatangiku semakin banyak. Dan aku tak bisa berbuat apa - apa selain menempel pada ayahku kemanapun dia pergi.

Aku tak menginginkan hantu ayahku sendiri mendatangiku, tentu saja. Membuatku semakin tak ingin melepasnya, sekaligus merindukannya. Tapi dengan begitu, aku bisa menghapuskan semua kesalahpahaman yang terjadi antara ayahku dan aku. Dan dia juga meminta maaf padaku. Aku tak tahu mesti merasakan apa waktu itu, aku sedih sekaligus juga senang karena ternyata ayahku dulu sempat mengira aku ini gila.
Beliau menyadari kesalahannya saat aku bisa bertemu dengannya sesudah ia meninggal, ia meminta maaf padaku dan berkata bahwa selama ini, ia benar-benar tulus menyayangiku.

Tak lupa, dia juga berpesan supaya aku pulang ke Korea. Tempat dimana ayahku dilahirkan. Dia mengatakan hal yang aneh padaku, yaitu mengambil sebuah berkas lama yang selalu di simpan di bawah tempat tidur di ruang kerja ayahnya.
Yah, ini mungkin adalah wasiat ayahku yang tak sempat ia katakan sebelum ia meninggal. Beliau juga berpesan supaya tak memberitahukan soal itu pada siapapun dan tak mempercayai orang asing dengan mudah. Terlebih kepada orang-orang dari perusahaan tempat ayahnya bekerja.

Aku turuti semua keinginan ayahku, walaupun aku membenci hal yang berhubungan dengan tempat tinggal baru. Tapi demi beliau, akan kulakukan semuanya. Toh di tempat tinggalku sekarang ini, tak ada yang dekat denganku. Aku tak akan merasa kehilangan jika harus pindah tempat lagi.
Aku sudah membereskan semua keperluan kepindahanku dari beberapa hari yang lalu. Seseorang dari perusahaan ayahku, memberi bantuan padaku sebagai kompensasi. Karena ayahku sudah mengabdi dan berjasa pada perusahaan mereka. Mereka bilang aku hanya tinggal datang ke alamat yang tertera pada map yang tadi mereka berikan. Aku sudah melihatnya dan isinya sungguh membuatku tercengang. Ada surat kepemilikan rumah, surat pindah untuk masuk ke sekolah baru dan beasiswa hingga aku lulus kuliah. Ini tak seburuk yang kukira, aku hanya mempermasalahkan, bagaimana aku akan menyambung hidupku sehari - hari nanti. Ah, sudahlah, akan kupikirkan nanti saja setelah aku sampai ke Korea.

My Future is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang