-
-
-
* Beijing, 1989
Xi's Family MansionDi ruang kerja Presdir Xi, terdengar suara barang pecah belah di jatuhkan, tepatnya di lempar. Para maid dan penjaga rumah yang berdiri di luar pintu, saling menatap ketakutan satu sama lain. Pasalnya beberapa hari ini tuan besar mereka bertengkar hebat dengan tuan muda mereka. Tak ada yang mau mengalah diantara mereka.
Konflik bermula dari rencana Presdir Xi yang ingin menjodohkan putra semata wayangnya dengan gadis pilihannya, namun langsung di tolak dengan keras oleh sang tuan muda. Berulangkali tuan muda mereka menjelaskan bahwa ia sangat tidak suka bila di jodohkan. Apalagi dia sama sekali tak mengenal gadis itu. Boleh dibilang gadis pilihan ayah si tuan muda itu kaya raya, berpendidikan tinggi dan cantik. Tapi bagaimana dengan kepribadiannya? Apakah sesuai dengan selera si tuan muda?
Tak disangka, sebelum perjodohan itu dimulai, si tuan muda telah lama menaruh hati pada gadis idamannya. Dan gadis itu bukanlah gadis miskin tapi cantik seperti pada drama tv. Melainkan gadis itu kaya, berpendidikan tinggi, cerdas, ramah pada siapa saja bahkan penampilan fisiknya sempurna. Tidak salah jika si tuan muda menaruh hati pada gadis idamannya sejak semasa bangku SMA.
Si tuan muda, tentu saja berpikir keluarganya tak akan menolak siapapun gadis pilihannya. Yang menurutnya gadis ini tampak sangat sempurna di mata tuan muda. Dia sudah sangat yakin, seyakin - yakinnya. Maka setelah upacara wisuda, mereka berdua, yang sudah saling mengikrarkan diri sebagai sepasang kekasih selama beberapa bulan, bermaksud memperkenalkan gadis pilihannya itu pada anggota keluarga besarnya. Kebetulan, sesudah wisuda, keluarganya selalu menggelar pesta selamatan yang nantinya akan dihadiri keluarga besarnya, maka dengan hati yang mantap ia membawa serta kekasihnya.
Namun, belum sempat ia memperkenalkan sang kekasih, ayahnya dengan seenak perutnya mengumumkan acara perjodohan konyol antara ayahnya dengan relasi bisnisnya. Perjodohan bisnis istilahnya.
Dan jangan di tanya bagaimana reaksi si tuan muda waktu itu, ia tentu saja menolak mentah-mentah dengan lantang dan penuh percaya diri.Bagaimana dengan tuan besar? Dengan wajah menahan malu dihadapan para relasi, ia murka luar biasa dan mencemooh perbuatan putranya yang tak tahu tempat itu. Mereka saling berdebat argumen masing-masing, hingga tuan besar membubarkan acara itu dengan segera dan mengusir putra semata wayangnya sekaligus mencoret nama putranya sebagai satu-satunya ahli waris dari daftar keluarga mereka. Yang dengan senang hati, diterima oleh tuan muda, apapun tantangan dari ayahnya. Semenjak malam itu, mereka masih belum ada yang mengalah satu sama lain.
Tuan muda beranggapan bahwa pilihannya tidaklah buruk dan yang lebih penting, ia mencintai gadis pilihannya. Tapi kenapa ayahnya tak mau mendengarkan dan malah menuntut suatu hal yang sangat tak masuk akal untuknya. Ini bukan jaman yang semua harus serba diatur. Bahkan teknologi sudah semakin canggih, kenapa kehidupannya masih seperti di jaman Joseon.
Begitupun tuan besar yang menginginkan segala hal yang terbaik untuk putranya, haruslah pilihannya. Tidak mungkin dia sebagai seorang ayah, akan menjerumuskan putranya sendiri. Sudah pasti semua yang dipilihnya adalah yang paling sempurna dan terbaik. Tuan besar juga bertanya-tanya, kenapa putranya tak pernah mau menuruti perkataan ataupun perintahnya dan terus saja membantah dan membangkang? Padahal yang dilakukannya hanyalah memberikan sebuah kebahagiaan.Diantara mereka berdua, tak ada yang mau mengalah, kukuh pada pendirian dan pendapat masing-masing. Saling menyalahkan dan mempercayai apa yang mereka pikir baik untuk diri mereka sendiri. Sudah jelas, apa kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya, yang sudah pasti, apa yang di lakukan si tuan muda tak lain dan tak bukan di turunkan dari tuan besar. Jadi sudah sepantasnyalah mereka tak akan bisa saling menghargai ataupun menghormati pendapat satu sama lain. Karena mereka keras kepala dan hati mereka sama- sama telah membeku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Future is You
FanfictionKim Minseok siswa sekolah menengah yang baru saja pindah dari Amerika ke Korea. Hal yang selalu ia benci adalah beradaptasi dengan lingkungan baru. Orang tuanya adalah seorang ilmuwan yang mengharuskannya selalu berpindah tempat dalam tugasnya. Namu...