Tigabelass

1.7K 123 22
                                    

Sekarang Jihoon dan aku sudah dirumah sakit. Yaa! Jihoon sudah sembilan bulan mengandung

Semua sudah kita lewati
Mulai dari lempar peralatan dapur sampai mengidam yang aneh-aneh dan sekarang kita menunggu hasil kita

"Youngiee.."

"Ne?"

"Aku lapar.."

"Sebentar lagi makanan nya datangg.. Sabar yaa?"

Jihoon mengangguk biasa dan aku mengusap kepala nya

"Jihoon, seperti nya kamu ketakutan? Ada apa?"

"Aku takutt.. Nanti melahirkan nya gimana?"

"Santai saja.. Semua akan baik-baik saja.. Ikuti saja nanti kata-kata suster dan dokternyaa.. Oke?"

"Okee.."

Lalu Jihoon memegang perut nya dan sedikit meringis kesakitan

"Jihoon, kenapa? Aku panggilkan dokter dulu.."

"Youngiee.. Sudah tidak sakit.. Mungkin bayi kecil hanya merenggangkan otot nya.."

"Kalau sakit lagi langsung bilang saja.. Teriak juga tak apa.."

Jihoon tersenyum dan aku mengusap pipinya dengan lembut

"Aku mandi dulu ya? Jangan melakukan yang aneh-aneh ya sayangg.."

"Eum! Baiklah.. Kamu juga harus hati-hati didalam kamar mandi.. Jangan sampai jatuhh.."

"Siap, Nyonya!!"

Lalu aku berangkat untuk mandi
Saat sedang mengeringkan badan ku, Jihoon berteriak

"YOUNGIEEE!!! SAKITTT!!!!"

Aku dengan cepat memakai baju dan langsung keluar melihat keadaan Jihoon

"Yaaa!! Tunggu sebentar Jihoon!! Aku akan memanggil dokter!!"

Lalu aku langsung memanggil dokter dan persalinan pun dimulai

"Nyonya, tarik napas dan buang.. Lakukan dengan terus menerus.."

Keringatan bercucuruan dari pelipis Jihoon dan air mata keluar dengan deras

"Akhhh!!! Sakithh!!! Sakithhh!!"

Aku menggenggam tangan Jihoon dengan erat dan juga mengusap kepalanya dengan lembut

"Jihoon pasti bisa!! Ayo demi anak kita!!"

"Akkkhhh!!! Hiks hiks!! Akjhhhh!!!"

Lalu suara bayi terdengar. Dia telah lahir dan saat itu juga aku merasa senang



















































































































9 tahun kemudian...

Anak ku sudah besar, namanya Lee Chan, dia sudah kelas dua sd. Dia sangat pintar dan cerdas, bahkan disetiap ulangan dia selalu mendapat yang terbaik

Dia sangat mirip dengan ku. Pipi tembam, mata sipit dan juga sangat tampan yang jelas. Sifatnya mirip Jihoon sedikit manja, agak cantik, dan juga keras kepala

Sekarang kita akan berkunjung ke suatu tempat dan pastinya dia sangat senang berkunjung ke tempat tersebut

"Papa, apakah kita sudah sampai?"

"Sebentar lagi sayang.."

Aku memarkirkan mobil ku lalu kita turun berjalan menyusuri banyak batu nisan yang tertata rapi dan kita sampai ditempat dimana Jihoon beristirahat

Yaa istri ku tercinta sudah meninggal tepat setelah melahirkan Lee Chan dia mengalami pendarahan yang sangat susah untuk diatasi, aku melihatnya langsung menangis saat itu dan sebelum pergi dia berpesan bahwa dia sangat ingin mempunyai anak bernama Chan, jadi ku beri nama Lee Chan

Semua kesusahan sudah ku lalui mulai dari masa bayi Lee Chan dan hati ku yang hancur karna Jihoon meninggal

Tapi aku tak akan mempunyai istri baru dan aneh nya lagi Lee Chan juga tidak mau mama baru

Lee Chan hanya ingin Mama Jihoon seorang walaupun mama Jihoon sudah tak ada katanya dengan semangat dan tegar

Katanya kalau punya mama tapi bukan dia ngelahirin rasanya agak aneh, bukan rasa sayang mama asli, ga enak

Sebenarnya hati ku sedikit hancur melihat Lee Chan besar tanpa bimbingan seorang ibu tapi dia anak yang sangat pengertian dan juga peka, jadi aku sangat bangga padanya

"Mama!! Annyeonghaseyo!! Papa hari ini membelikan Lee Chan buku mewarnai mama!! Gambarnya panda!! Lucu cekalii!"

Aku melihat anak ku yang senang bukan main saat bercerita tentang keseharian nya pada Jihoon

Setiap hari dia pasti meminta untuk mengunjungi mama nya. Dia sangat menyayangi Jihoon

Tapi itu sudah terlambat dan aku tak bisa mengubah takdir, semua sudah disetting dari atas

"Papa!! Lee Chan mau tabur bunga.."

"Iyaa.. Ini bunga nya.. Yang rata ya? Biar mama seneng.."

"Okee.."

Lalu Lee Chan menabur bunga nya dengan telaten dan juga tersebar rata

"Pintar anak papa.."

"Anak mama Jihoon juga!!"

"Iyaa.. Anak papa Kwon sama mama Jihoon"

Aku menatap batu nisan Jihoon lalu membersihkan debu yang menempel dibatu nisan tersebut

"Ahh Nyonya Kwon Jihoon.. Aku sangat merindukan mu.. Kamu baik kan disana? Disana enak ya? Damai kan?"

Tanpa ku sadari aku meneteskan air mata

"Papa, jangan nangis.. Mama Jihoon pasti baik disana.. Papa~"

Aku memeluk Lee Chan lalu mencium pipinya

"Papa hanya terbawa suasana.. Papa sangat merindukan mama mu ini.."

"Papa kan sudah pernah bertemu!! Lee Chan belum.."

"Channiee pasti bertemu suatu saat nanti.."

"Benarkah?"

"Iyaa.. Suatu saat nanti.."

"Mama!! Lee Chan sudah ngantuk, pulang dulu ya? Minggu depan kesini lagi!! Saranghae mama!! Neomu neomu saranghaeeee!!!"
Kata Lee Chan sambil mencium batu nisan Jihoon

"Kwon Jihoon.. Kita berdua pulang dulu ya? Selamat beristirahat sayang.. Kita akan baik-baik saja, kamu fokus ke hidupmu yang disana saja ya? Neomu saranghae.."
Aku pun juga mencium batu nisa Jihoon dan sedikit mengusap nya

Sebelum pulang mendoakan Jihoon dulu dan setelah itu kita pulang























the end.

i hate when this story end, but the plot is planned like this. I'm sorry

Blind. [+soonhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang