Chapter 6 - Like Stupid Guy

215 32 6
                                    

  Pada akhirnya, Joon Myun membawa Eun Ji pergi. Jauh dari tempat itu. Ia hanya ingin menyelamatkan sosok itu jika nantinya bisa menangis tersedu-sedu di sana. Joon Myun membawa Eun Ji sampai di sebuah Taman dekat kantor. Sekarang, ia membiarkan Eun Ji menangisi semuanya. Menangis karena impiannya lagi-lagi tak tercapai.

"Menangislah. Kau memang hanya perlu menangis untuk mengungkapkan semuanya." ujar Joon Myun seraya menepuk pundak Eun Ji pelan.

  Dan Eun Ji menangis. Ia takkan berbohong jika rasanya sakit. Ia takkan menipu dirinya dengan senyum penuh kebohongan. Ia takkan berpura-pura baik-baik saja atas apa yang terjadi. Masalahnya, ini berkaitan dengan mimpinya.

  Namun, di samping itu, ada hal yang lebih menyakitkan untuknya. Ia tak yakin, tapi hatinya terus mengatakan bahwa hal itu lebih menyakitkan daripada saat ada seseorang menghancurkan impiannya. Ini soal.. kejujuran.

"Joon Myun-ah.. " panggil Eun Ji pelan di sela ia masih menangis.

"Iya.. ada apa?" timpal Joon Myun yang masih setia di sisi Eun Ji.

"Kenapa kau berbohong padaku?"

"Apa?"

"Aku tak yakin, tapi ada sesuatu yang kau tutupi dariku. Ini ada kaitannya dengan siaran pertamaku yang gagal, bukan? Benar?"

  Deg..  kali ini, Joon Myun tak bisa berkata apa-apa lagi. Firasat Eun Ji selalu benar jika ia membohongi gadis itu. Hah~ tentu, ini 20 tahun. Bukan 20 hari. Apa yang harus ia lakukan?

"Jika itu memang benar, seharusnya kau mengatakan hal itu sejak awal. Tidak seharusnya kau berbohong padaku dan membuatku merasa malu. Kecewa, marah, dan ditambah lagi dengan rasa malu, seharusnya kau mengatakan jika aku digantikan. Bukan malah membuat semuanya semakin menyebalkan."

"Maafkan aku, Eun Ji-ya. Aku hanya merasa tak tega denganmu. Dari kemarin, kau terlihat bahagia, aku tidak tega."

"Tetap saja. Aku akan merasa lebih baik jika kau jujur padaku. Tapi, kenyataannya bukan kejujuran yang aku dengar. Kau membuatku kecewa."

  Setelah ungkapan demi ungkapan ia luapkan pada sahabatnya karena telah membohongi dirinya membuat Eun Ji memilih untuk pergi dari tempat. Meninggalkan Joon Myun yang merasa tak bisa berbuat apa-apa lagi. Joon Myun terdiam dengan rasa penyesalannya.

  Eun Ji sudah menaiki bis menuju arah rumahnya. Ia masih kesal dan kecewa. Tapi, detik kemudian, ia merasa sedih mengingat bukanlah hari ini hari ia debut sebagai penyiar radio. Oh.. menyebalkan.

  Ponselnya berdering, menandakan seseorang tengah menghubunginya. Namun, saat ia tahu siapa yang menghubungi, ia enggan untuk menjawab dan memilih untuk menyimpan ponselnya. Menatap sendu ke arah luar jendela yang menampakkan langit senjanya. Ia menghela nafas dan kembali bersedih soal hari ini.

  Sedangkan di sisi lain, ponselnya terus berdering. Sang ibu menelpon, untuk memastikan bahwa anaknya.. baik-baik saja atau tidak.

*** ***

  Keesokan harinya, seorang Jung Eun Ji terlihat masih berbaring di ranjangnya. Ia tidak tidur, bahkan sudah sejam yang lalu ia telah bangun dari tidurnya. Namun, untuk beberapa alasan, ia masih memilih untuk berbaring di kasur empuknya itu. Ia menatap sendu, lagi, pada jendela yang tertutup oleh gorden berwarna biru tua itu.

"Eonni.. kau sudah bangun? Ini aku, So Hyun." sebuah suara lembut terdengar dari luar kamar Eun Ji. Alih-alih segera membukakan pintu, Eun Ji memilih untuk menghiraukan. Ia masih di tempatnya.

  Di luar, So Hyun bersama sang kakak, Joon Myun, terlihat tengah berusaha untuk mengajak Eun Ji sarapan. Namun, sejak tadi, tak ada tanda-tanda Eun Ji mau keluar dari kamarnya.

Friendzone?! What Is That? | SuJi FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang