Chapter ini telah direvisi.
Enjoy ya.🌸❤️🌸❤️🌸❤️
.
.Yang namanya Ben, kehadirannya dimanapun selalu menarik perhatian. Ini yang menyebabkan Nini Penyet jadi rempong. Bukannya apa, wajar sebagai artis ternama Ben Kisley memiliki banyak penggemarnya. Dan itu adalah modal pria itu untuk menarik perhatian, selain karena wajah tampan dan bodi mautnya. Namun yang terutama membuat Nini penyet tak bisa tenang sedikitpun adalah sikap Ben.
Cowok itu hobi sekali tebar pesona kemana-mana. Asal berjenis kelamin cewek ... meski bayi, masih bocah, baru abg, atau pemudi, apalagi sudah dewasa, juga nenek-nenek ... semua dipikatnya.
Akhirnya Nini Penyet yang kerepotan menjaga dan mengawasi dengan ketat artis binaannya supaya supaya beliaunya tak menciptakan skandal dimana-mana. Masalahnya, pihak manajemen tempat mereka bernaung memiliki aturan yang amat sadis. Setiap kesalahan atau skandal yang dibuat Ben harus Nini Penyet yang menanggungnya! Dia dianggap tak becus menjaga artis binaannya.
Nah kali ini Nini Penyet mendapat info bahwa Ben berada di dalam hotel Cherry. Gawatnya, Ben ditenggarai tengah berduaan di dalam kamar bersama Debora, artis mesum pemain film bokep XXX yang sangat terkenal!
Bagaimana Nini Penyet tidak mendadak jantungan, ulah Ben berpotensi menciptakani skandal besar. Itu sebabnya Nini Penyet bersusah payah saat malam larut pergi ke hotel, dia harus menyeret aktor playboy itu kembali ke kandangnya sebelum membuat skandal memalukan.
Sesampai di kamar 506, Nini Penyet menghembuskan napas untuk menenangkan diri sebelum menekan bel pintu.
Ting tong.Begitu pintu terbuka muncul Debora dengan mengenakan jubah kamar yang menutup tubuh seksinya ala kadarnya.
"Dimana dia?" tanya Nini Penyet dingin, to the point."Eh, buat apa lo cari dia? Urusan apa sama elo?" sahut cewek jalang itu nyolot.
"Tentu itu jadi urusan gue! Dia dibawah asuhan gue," tandas Nini Penyet.
Debora membelalakkan mata gusar. Aneh sekali, lelaki yang dikencaninya sudah tua ... dia tak perlu diasuh siapapun! Pasti cewek ini jalang, dia juga ingin memoroti duit Si Tua. Merasa tersaingi, sikap Debora semakin jutek.
"Hush, hush ... lebih baik lo mencari mangsa yang lain. Dia milik gue!"
Habis sudah kesabaran Nini Penyet! Dia mendorong tubuh Debora sekuat tenaga lalu bergegas masuk ke dalam kamar. Nini Penyet melihat gundukan tertutup selimut yang menciptakan siluet orang berbaring diatas ranjang. Dia segera menghampiri gundukan itu. Sambil mengomel Nini Penyet memukul-mukul gundukan itu dan menceples sesuatu yang diasumsikan gadis itu sebagai pantat Ben.
"Elo! Dasar playboy! Mata keranjang! Tukang tebar pesona! Teganya membuat gue jantungan. Ck! kalau begini lama-lama gue bisa mati muda. Gue gak rela, tauk! Gue belum kawin! Jangan bikin gue expired sebelum waktunya, dong!"
Nini Penyet terus mendumel sembari membuka gundukan itu. Matanya sontak membelalak lebar pertanda syok. Tak sadar dia menjerit histeris.
"Gue gak ngelihat! Gue gak kenal! Sungguh! gue gak tahu itu lo, Tuan DPR!"
Nini Penyet bergegas lari keluar. Dia menutup pintu kamar hotel, berusaha menahannya dengan tubuhnya karena was-was oknum yang berada didalam sana berniat mengejarnya. Saat itulah pintu kamar seberang terbuka, tampak Ben yang hanya memakai handuk bertengger manja di pinggang pria tampan itu.
"Lho, Nini. Ternyata betul itu lo! Gue pikir otak gue yang error saat mendengar jeritan lo," cetus Ben bingung.
Nini Penyet spontan memperhatikan nomor kamar hotel Ben. 506. Mengapa ada dua kamar hotel dengan nomor sama? Dari kejauhan terdengar suara langkah beberapa orang berlari mendekat. Firasat Nini Penyet langsung memburuk. Secepat mungkin dia menghampiri kamar Ben dan mendorong tubuh lelaki itu masuk ke dalam kamarnya. Nini Penyet ikut masuk lalu menutup pintu kamar Ben sangat perlahan supaya tak menimbulkan suara mencurigakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
16. Jomblomen (TAMAT)
HumorTelah terbit e-booknya. Link ada di profilku ya. JOMBLOMEN...kelompok 5 pria eksentrik yang sama-sama keren...sama-sama ganteng..sama-sama kaya...sama-sama terkenalnya... dan..sama-sama Jomblo, men.. Ada si kembar Rey - Ray Olsen, artis endorseme...