1. Apa?

66 6 6
                                    

"Laa, makanannya kok ngga dimakan? Lo sakit?"

"Ngga, gue ga apa-apa kok. Lagi ga pengen aja".

Sejak tadi Nabila hanya mengaduk - aduk makanannya. Wajahnya pucat. Sementara Shelvia sangat khawatir melihat keadaannya.

*EHHHH CUPCAKE GUEE!!!

Suara itu sontak memecahkan keheningan antara Nabila dan Shelvia. Mata mereka membelalak ketika menemukan sumber dari suara itu.

* KENAPA SIH LO JAHAT BANGET SAMA GUE? EMANG SALAH GUE KE LO TU APA??

Bagi mereka, suara itu sudah tidak asing lagi. Tak lain tak bukan, itu adalah suara dari Liana.
Mata mereka kembali membelalak ketika melihat sesosok orang dibalik teriakkan Liana. Orang itu tak lain lagi adalah Sabrina

-Sabrina Anastasya
Adalah sosok yang sangat menyebalkan di mata Nabila dan sahabat - sahabatnya. Bagaimana tidak? Si Sabrina selalu memamerkan barang yang baru saja didapatnya. Dia adalah anak dari pembisnis yang kaya. Orang tuanya sering bolak - balik luar negeri maupun luar kota hanya untuk mengurusi hal bisnis. Bukan karena itu saja. Sabrina juga sering mengerjai Nabila dan yang lainnya bersama dengan geng nya yang ia sebut sebagai Famous squad itu.

" Suka - suka gue lah. Lagi pula itu kan cuma cupcake murahan hahahahhh. Ya ga guys???".
*YAPPP HAHAHAHAHHH.

Suara Sabrina yang diiringi oleh sahutan anak buahnya itu membuat telinga Shelvia memanas. Tanpa berpikir banyak, Shelvia langsung beranjak dari kursinya dan meninggalkan Nabila yang dari tadi hanya terdiam.

*Plakkkkkkkkk
" Aahhhhh sakitttt.....,, maksud lo apa hahh?? Lo mau nyari gara - gara sama gue?"

Tamparan Shelvia mendarat tepat di pipi Kania yang sontak membuatnya berteriak.

"Lo apain sahabat gue hah? Gaada kerjaan banget ya lo. Heran gue"
- Shelvia

"Terserah gue. Ini urusan gue sama dia. Lo yang gaada kerjaan. Ngapain pake ikut campur urusan orang? Hahahhh" - Sabrina

"Liana itu sahabat gue. Jadi kalau lo berurusan sama dia, lo juga berurusan sama gue". - Shelvia

" Sok pahlawan lo, ew!". - Sabrina

" Eh anjing ya lo!". - Shelvia

" Lo yang anjingggg!". - Sabrina

*DIEMMMMMMMM!, UDAH. KALIAN MAU MASUK BK? KALIAN MAU DIHUKUM SAMA KEPALA SEKOLAH? UDAH.., SELESAI DULU BERANTEMNYAAA!"

Tubuh Shelvia membata setelah mendengar teriakkan Nabila. Saking terkejutnya, sampai - sampai mulutnya menganga. Nabila memang jarang sekali berteriak sekeras itu. Sekalipun ia berteriak, pasti sedang ada masalah yang tidak ia ceritakan.

"Tapi laa, dia yang....,".

Shelvia belum selesai berbicara namun Nabila sudah berlari menjauhinya. Sabrina dan gengnya sudah menghilang dari tadi. Yang tersisa hanya dirinya dan Liana. Shelvia dapat mendengar suara tangisan Nabila pada saat dia berlari. Namun ia tidak berani menghentikan Nabila. Karna ia tau bahwa Nabila sedang tidak ingin berbicara dengan orang lain.

***

Nayana sedang berjalan di lorong kelas. Walaupun siang hari, suasana di lorong itu sangat mencekam. Sambil memeluk buku yang barusan ia pinjam dari perpustakaan. Naya berjalan perlahan - lahan melewati lorong.

*Hikss.. Hiks.....

Suara tangisan itu membuat Naya membatu. Ingin rasanya ia berteriak lalu berlari sekencang mungkin. Namun ia tidak bisa karena suara itu berasal dari kelasnya. Dan dia juga harus memasuki kelasnya untuk mengambil laporan absen.

Siang bolong gini mana ada hantu, bodo ah.

Nayana memberanikan diri memasuki kelas. Ia mendobrak pintu kelas sambil menutup mata. Ketika ia membuka matanya perlahan - lahan, ia melihat sosok gadis sedang duduk di bangku yang terletak pas di belakang bangkunya. Matanya sembap berlinang air mata. Dan yang menduduki bangku itu tak lain tak bukan adalah Nabila. Saat Nayana mendekatinya, ternyata itu benar - benar Nabila.

" Ya ampun Laaa, lo ngapain nangis sendirian disini?? Siapa yang bikin lo nangis?? Bilang ke gua laa" - Nayana

" Laa, ngomong dong.... Masa lo tega ga mau ngomong sama gue.."

"Laaa, jangan gini..., cerita aja ke gue".

Tak ada jawaban dari Nabila. Tangisan Nabila kembali pecah dan membuyar memenuhi seisi kelas yang kosong siang itu. Sementara Nayana hanya bisa menenangkannya. Kira - kira apa sebenarnya yang dialami oleh Nabila?

Our Love JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang